Setiap generasi memiliki memori masing-masing ihwal perayaan lebaran, baik Idulfitri maupun Adha. Dalam labirin waktu, acap kali kita menemukan khas masing-masing yang di waktu hadapan menjadi kebanggaan.
Masalahnya adalah ada pada glorifikasi kebanggaan dengan klaim sepihak. Semisal eranyalah lebaran segalanya, dengan segenap pencapain maupun kegembiraan. Idealnya, klaim sepihak (masih) sah-sah saja, tetapi jangan sampai mengenyampingkan masa dan generasi orang lain.
Beberapa hal yang khas dari perayaan lebaran dengan anak-anak dan remaja sebagai entitas utamanya terletak pada jenis permainan. Yang paling fenomenal (bagi laki-laki adalah main tembak atau perang-perangan).
Seorang orang anak menyisihkan uang jajan jatah lebaran untuk membeli senapan, baik laras panjang maupun pendek; dari shotgun, AK-47, minimi hingga pistol. Tak ketinggalan atribut safety seperti jaket, kacamata dan terpenting anak tembak (peluru).
Arena bermainnya ragam macam, tidak sedikit yang menyewa becak motor lalu naik rame-rame memberondong becak musuh, itu baru lawan di jalanan. Belum lagi lanjutannya pada stage kampung/desa. Mekanismenya dibagi tim untuk memperjelas kesebelasan sebelum kemudian mengadu taktik.
Itulah salah satu hal yang paling lagenda dan tercatat dengan tinta emas generasi pendahulu. Sayangnya, ada sindrom merasa kamilah! Dengan membajak klaim, bahwa era generasi tertentu itulah yang terbaik dan paling meriah lebaran diselebrasikan. Ironisnya, ada banyak yang lupa bahwa setiap masa dan era mempunyai kegembiraan masing-masing dengan standar berbeda. Jadi, bukan memukul rata standar.
Yang kita sayangkan, ketika suatu generasi berani mengklaim bahwa lebaran eranyalah paling bernilai dengan segala tingkah dan mainan, juga membanding-bandingkan dengan anak-anak "zaman now", maka di saat itulah ia belum seutuhnya dewasa, lebih anak-anak dari segala kekanak-kanakan itu sendiri.
Kita lupa, bahwa setiap era ada wow-nya masing-masing. Jika masa saudara asik main tembakan air dan/atau plastik, serta anak sekarang main tembak via android, harusnya ada ruang yang sama untuk mempertemukan sebuah kebanggaan; bahwa kedua generasi ini tetap main tembak-tembakan.
Celakanya, ada yang sejak muncul ke dunia ini otak feodalnya lebih dahulu nonggol ketimbang tangisan. Capek deh!
Maka penting cermat, hati-hati lagi dewasa dalam melihat setiap perubahan zaman. Tidak semua yang lama itu keren, dan tak semua yang baru itu dijamin baik. Pada dasarnya, setiap yang hadir senantiasa membawa unsur plus-minus. Jadi, tidak perlu membusungkan dada, mengeraskan urat leher hanya demi pengakuan dan kebanggaan semu.
Sebab kelak, zaman juga akan berganti lagi, yang pasti disambut oleh generasi yang lain, bagi kita mungkin biasa saja, tapi bagi yang menerima dan paham bahwa itu gerak zaman, bisa jadi itulah yang terbaik lagi luar biasa.
Ada hal yang lebih esensi selain kebenaran maupun pembenaran, yaitu sudut pandang dan kerelaan berbesar hati. Dengan begitu, penglihatan menjadi jernis, nalar berfikir lebih sehat, juga penilaian akan lebih fair. Tanpa itu, kita hanya akan dibutakan glorifikasi masa lalu, layaknya besi rel kereta api, kuat tapi karatan.
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by lontuanisme from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.