Lahir pada 2 September 1963, Fakultas Teknik menjadi fakultas keempat yang berdiri di Universitas Syiah Kuala. Awalnya hanya satu jurusan, Teknik Sipil. Fakultas kemudian mengembangkan diri, membuka Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Kimia pada tahun 1977. Tuntutan zaman, setelah ditemukan ladang gas Arun, Lhokseumawe.
Seperti biasanya, kekurangan dosen adalah kendala awal jurusan baru. Beberapa dosen dibajak dari luar, Cut Aisyah salah satunya.
Beliau masih ingat saat diajak pulang ke Aceh pertama kali untuk memperkuat Jurusan Teknik Kimia. Saat itu, aktivitasnya sebagai dosen di Universitas Sumatera Utara (USU), usai menamatkan kuliah di kampus yang sama, jurusan MIPA KIMIA.
Ajakan datang tahun 1981, langsung dari Rektor Ibrahim Hasan setelah kewalahan mencari putra-putri Aceh, paham laboratorium. Teknik Kimia telah dibangun, tapi laboratoriumnya tidak terurus. Selain untuk Teknik, Fakultas MIPA juga butuh tenaga.
Ibrahim Hasan kemudian menyampaikan hal itu ke sejumlah pegawai di Unsyiah, didengar oleh Pak Rasyid, Komandan Hansip Unsyiah yang merupakan mertua Cut Aisyah.
Pak Rasyid kemudian membujuk anaknya dan menantu agar mau pulang ke Aceh membantu Unsyiah. Segala fasilitas dijanjikan termasuk tempat tinggal. “Awalnya saya menolak, karena sudah nyaman di Medan,” kata Ibu Cut kepadaku, akhir Februari lalu. Dia masih mengenalku dengan baik, mantan mahasiswanya dan pernah menjadi asisten di laboratorium yang dia pimpin, dua puluh tahun lalu.
Bersama dosenku, Cut Aisyah. Februari 2018
Setelah berpikir matang, pulanglah Cut Aisyah dan suaminya ke Aceh pada 1981. Dia mengajar mata kuliah yang berkaitan dengan kimia, dari Kimia Dasar sampai Kimia Analisa. Semuanya masih baru, Jurusan Teknik Kimia masih berumur empat tahun. “Belum ada satupun yang tamat saat ibu masuk,” katanya.
Masuknya perempuan kelahiran 17 Februari 1947, menambah jumlah dosen kimia di Fakultas Teknik, sebelumnya telah ada dua dosen dari MIPA, yaitu (Alm) Zainal dan Bastian. Dekan Teknik dan MIPA sempat memperebutkan keberadaan mereka bertiga, tapi kemudian rektor menempatkan di Teknik karena pertimbangan kebutuhan.
MIPA dan Teknik masih kekurangan dosen, kedua fakultas yang berdekatan itu saling membantu untuk keberlangsungan proses belajar mengajar. Tak jarang, banyak dosen kewalahan dengan jam mengajar yang tinggi, dari pagi sampai sore.
Cut punya tugas utama, mengurus laboratorium kimia. Bangunan, alat dan bahan-bahan telah ada dibantu pihak Pertamina, tapi tak terurus. Zat-zat kimia dibiarkan berserak di lantai karena tak ada yang paham. “Tugas ibu mengurus ini, memisahkan mana yang berbahaya mana yang tidak,” kisahnya mengulang pesan Ibrahim Hasan kala itu.
Mulailah dia mengurusi laboratorium, mengatur bahan-bahan kimia, memisahkan yang berbahaya ke lemari asam. Beberapa mahasiswa diajak serta membantu mengurus sambil belajar. Dia diangkat menjadi Kepala Laboratorium Kimia, jabatan paling panjang yang disandangnya sampai pensiun.
Tahun 1982, tugasnya semakin besar setelah mendapat mandat sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia, yang berakhir pada 1988. Melengkapi bahan ajar, Cut Aisyah juga diminta menyusun diktat dan buku-buku Teknik Kimia, sepert Kimia Analisa 1 – 2, Kimia Dasar 1 – 2, Kimia Organik 1 – 4 dan Kimi Fisika 1 – 4. Mata kuliah tersebut menjadi wajib bagi semua mahasiswa yang kuliah di Teknik Kimia.
Teknik Kimia juga menjalin kerjasama dengan PT Arun, Lhokseumawe untuk program kuliah para pegawainya. Cut Aisyah sering ke sana untuk mengajar, menyita banyak waktunya. Kerjasama antar universitas dilakukan dengan USU dan ITS Surabaya, membantu tenaga pengajar maupun pengiriman mahasiswa. “Dosen Teknik Kimia banyak dari Surabaya,” katanya.
Kampus Teknik memberi kesempatan pengembangan ilmu kepada kepada para dosennya di masa-masa awal. Cut Aisyah dan Zulfian selalu mendapat bagian jika berkenaan dengan kimia. Ilmu berguna untuk kapasitas dosen dalam mendidik mahasiswa yang terus bertambah. [bersambung]
Note: Tulisan sebagai bagian naskah buku 55 Tahun Fakultas Teknik Unsyiah.
@abuarkan
Adi Warsidi
Posted from my blog with SteemPress : http://adiwarsidi.com/cut-aisyah-kisah-merintis-teknik-kimia-unsyiah-1/
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by abuarkan from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.