Sebagian yang lain masih terlihat lalu lalang, maklum beberapa diantara mareka adalah santri yang berasal dari luar daerah, sehingga mareka harus membeli lauk pauk, mie, atau kue untuk sarapan pagi. Sesekali mareka menggerutu sesama temannya, karena sudah hampir 15 menit mareka menunggu "Pak Dani" laki-laki paruh baya itu adalah langganan mareka membeli berbagai perlengkapan sarapan pagi. Setelah jarum jam berada pada pukul 08.25, yang mareka tunggu pun muncul. Saya sempat mendengar dari kejauhan suara nyaring "Pak Dani" yang menjadi khasnya dalam memberitahukan langganannya. "Kue,kue,kue, yang golom-golom (yang belum ,yang belum) dalam logat Aceh yang masih kental. Maklum, "Pak Dani" adalah satu-satunya penjual berbagai perlengkapan untuk sarapan pagi di pesantren tersebut
Pak Dani adalah seorang laki-laki yang berasal dari kampung sebelah yang mulai menekuni profesi tersebut semenjak ia berhenti sekolah karena kekurangan biaya serta ketidak berdayaan kedua orang tuanya dalam membiayai. Tidak ingin anak dan keturunannya kelak bernasib sama seperti dia, "Pak Dani" seakan tak pernah merasa kelelahan mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk menutupi kebutuhan keluarga, serta membiayai tiga orang anaknya yang masing-masing bersekolah di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Pak Dani adalah tipe pekerja keras yang pantang menyerah, walaupun mengalami gangguan dengan penglihatannya, tapi "Pak Dani" tak pernah menyerah menyusuri setiap lorong maupun jalan setapak, maklum "Pak Dani" hanya ditemani sepeda butut yang dan keranjang bekas yang dikasih orang untuk menaruh berbagai jajanan untuk sarapan pagi, mulai dari mie goreng, lontong, kue kering, nasi bungkus dan lainnya
Selah berada di lingkungan pesantren, tampak dua orang santri laki-laki mendekati keranjang Pak Dani, yang satunya berbadan gemuk, dan yang satu lagi berbadan kurus dan kecil. Pu lon BI Tgk rayeek? (Mau beli apa Tgk besar) tanya Pak Dani, sambil memegang dan menunjuk beberapa bungkus nasi, lontong dan mie goreng bungkus sebagai porsi lengkap jajanan Tgk Aziz (nama asli dari Tgk rayeek tersebut). Dengan sedikit malu-malu diambilnya paket lengkap tersebut dan langsung masuk ke kamar untuk menyantapnya
Tak lama berselang, seorang anak kecil lainnya kembali mendekati dagangan "Pak Dani" yang masih memarkir sepedanya di halaman pesantren. Tgk Ikbal (nama santri tersebut) pasti mau beli yang ini kan? Sambil memegang salah satu kue basah bikinan istri "Pak Dani" yang legit dan terkenal di kampung kami. Tgk Ikbal langsung mengambil beberapa kue basah tersebut dan langsung menuju ke mushalla, karena beberapa saat lagi akan masuk waktu pengajian Dhuha (antara pukul 08.30 sampai selesai)
Bersambung,,,
Original Content
Posted from my blog with SteemPress : http://arispranata.epizy.com/2020/03/02/story-pak-dani-tentang-kesedihan-part-1/