Bagi anda yang jomblo mungkin penderitaan anda adalah ketika, "anda mendambakan kehadiran atau memiliki pasangan hidup". Apalagi, kalau anda sering ditanya-tanya oleh lingkungan. Belum lagi, menghadapi bully-an teman-teman anda. Saya pernah mengalami ini. Dan saya berpikir, "kalau nanti sudah menikah, semua ini akan berakhir, saya tidak akan lagi menderita".
Waktu berlalu, seiring waktu, saya menemukan pasangan hidup. Ya benar, saya menikah. Apakah selesai penderitaan itu? Tidak. Lingkungan mulai bertanya lagi, "kok belum punya anak?" Ini masih mending, ada juga yang bilang, "kalau belum punya anak, percuma hidup".
Setelah semuanya terlampaui. Saya merenung sangat dalam sekali, ternyata penderitaan belum berakhir. Ini terjadi dalam semua aspek. Ketika kesulitan finansial, kita menderita karena kekhawatiran. Ternyata, sudah punya tabungan pun, kekhawatiran itu masih ada. Saya yakin, jika alasannya adalah hanya untuk mengejar kebahagiaan dan untuk menghindari penderitaan, nanti kalau punya anak pun, akan ada penderitaan yang baru. Kita hanya berganti dan berpindah, dari satu wujud penderitaan, ke wujud penderitaan yang lain.
Di situlah saya mulai nyadar se-sadar-sadarnya, bahwa kebahagiaan, tidak ada hubungan langsung, dengan mencapai ini itu, atau memiliki ini itu. Belum memiliki bisa menderita. Sudah memiliki bisa menderita. Kehilangan yang pernah dimiliki, juga bisa menderita. Lalu apa sebab penderitaan ini tiada berakhir? Salah satunya, karena "rasa kepemilikan" kita, atas hal-hal material. Padahal sudah jelas, hal-hal material tidak akan abadi. Hal-hal material, selalu datang dan pergi. Kalaupun hal-hal material itu tidak pergi, kita lah yang suatu saat, meninggalkan body material kita.
Jika anda menderita, lalu anda mengejar kebahagiaan, atas dasar harus memiliki sesuatu sebagai sebab. Bersiaplah menyambut penderitaan yang selanjutnya. Anda hanya menjadi tarzan di "hutan" yang berayun bergantung, dari satu akar gantung pohon duka lara, ke akar gantung duka lara yang lainnya. Anda akan berteriak auuoooo auuooo !!, di dalam bathin anda, sambil terus menerus menumpahkan air mata di dalam diri anda.
Izinkan saya bertanya. Mau begitu sampai kapan? Apakah penderitaan hidup ada akhirnya? Hanya anda yang mampu menjawabnya.
Posted from my blog with SteemPress : http://edymunawar.epizy.com/2018/10/15/apakah-penderitaan-dalam-kehidupan-akan-ada-akhirnya/
Saya jomblo & saya menderita & terkadang tidak nyaman dengan itu :)
Semoga akan ada kata "indah pada waktunya" :)
Sabar sabar...! Badai pasti berlalu :)
Semoga 2019 Ganti status ya friend. hehe
Dengan harga steem yang sekarang, mungkin tidak bisa banyak ikut terbantu :D
Berarti harus standby dulu menunggu harga steem expensive. Begitu kawan?
Kata orang bijak, kalau saat ini sedang menderita, maka penderitaan itu hanya sementara. Demikian juga bila sedang gembira. Jadi, jalani saja hidup ini dengan penuh sabar dan syukur.
Benar sekali brother. Hanya sabar dan syukur yang bisa mengendalikan dua buah rasa ini. Terimakasih bang @ayijufridar sudah berkunjung ke blog sederhana saya. Salam sukses Adeun!
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by edymunawar from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.