Seperti Anda, saya menyukai musik. Dan pelantun-pelantun lagu yang baik. Tidak semua penyanyi bisa melantunkan lagu bagus dengan cara yang baik. Sama, tidak semua lagu tepat dilantunkan oleh penyanyi sekalipun ia pelantun yang baik.
Lagu dan penyanyi harus menyatu agar menjadi baik. Ya, semacam takdir yang padu. Lagu meminta penyanyi sendiri dan penyanyi memiliki lagunya sendiri: semacam warna sendiri meski bergenre menyerupai yang lain. Supaya terdengar bagus, layak, pantas, padan, dan kelak lagu tersebut memiliki takdir beruntung.
Saya percaya setiap lagu yang dinyanyikan oleh orang yang tepat atau seseorang menyanyikan lagu yang tepat akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Pas waktu didengarkan. Begitu juga sebaliknya. Sebutlah misal lagu "Begadang" bukan dinyanyikan oleh Rhoma Irama, mungkin lagu itu tidak akan menemui kehebatannya. Misal "Ana La Habibi" dinyanyikan oleh Sabah, ia tidak akan menjelma mutiara. Misal "Ada Apa Denganmu" dinyanyikan oleh bukan Ariel, ia tidak akan mengesima. Lagu-lagu Iwan Fals, tidak akan sedemikian sakti jika dinyanyikan bahkan oleh Gito Roelis.
Demikianlah. Setiap lagu meminta suara sendiri. Lagu apa pun itu. Ada memang lagu-lagu yang tidak meminta muluk. Ia kelak akan universal. Bisa dilantunkan siapa saja. Lagu-lagu seperti ini, kata teman saya, adalah lagu yang bertakdir pelacur atau jika itu dianggap kasar, mungkin takdirnya adalah sebatang kara, mandiri dan atau merdeka. Lagu tersebut adalah milik dirinya, bukan milik siapa-siapa dan tidak membawa nama siapa-siapa pada setiap pergerakannya. Kita bisa menemukan ini pada banyak lagu dangdut. Lagu tersebut seolah-olah hanya meminjam suara penyanyi tertentu untuk dilacurkan. Setelah diproduksi, ia menjadi milik universal. Siapa saja boleh menyanyikannya, dan penyanyi asli yang membawa ia ke pasar dianggap sebagai yang mempopulerkan belaka.
Di sudut lain, ada lagu yang salah memilih pelantunnya, betapa menyedihkan. Nada dan liriknya bagus, tapi dilantunkan dengan burukoleh seorang penyanyi. Dia akan dibenci. Dan yang paling banyak meusipreuk trom di dunia ini adalah lagu-lagu bertakdir pecundang: lahir, dikenal beberapa bentar, pelan-pelan atau seketika lagu itu hilang dari ruang dengar, lalu ia terlupakan.
Posted from my blog with SteemPress : https://pengkoisme.com/2018/06/22/takdir-lagu-dan-penyanyinya/
Pengko, neu peureunoe long meulagu!
Lon padahai hanjeut cit. Man kukarat ju ube galak kuh. Rupajih bak galak-galak ka teutak sigo. 😂😂
Bek kilek keunoe-keudeh Pengko.
Long kuyue pereunoe meulagu, nacan han kubi bayeue le utang bak si @rastaufik10.
Bereh.
Antara lagu dan penyanyi juga butuh tuah.
Ntr nyanyi bareng sadiya lg ya Yahwa 😘