Apakah aku tidak boleh memuai harapan? Karena pada akhirnya selalu berujung pada hati yang nelangsa dan rasa kecewa. Padahal, harapan itu tidaklah muluk-muluk. Hanya keinginan untuk makan bersama.
Bukankah, kau sudah mengatakan "iya" sebelumnya?
"Dengan senang hati," jawabmu sore itu. Saat aku membuat janji untuk makan bersama hari ini.
Kau bahkan tidak mengatakan, "Nanti kita lihat."
Jawabanmu yang seperti biasa tidak pernah memberi kepastian. Takut bila sewaktu-waktu ada perubahan jadwal tak terduga.
Dan karena jawaban itu, aku menunggu hari ini tiba dengan hati yang sangat gembira. Aku sudah memikirkan, kalimat apa yang akan kuucapkan saat bertemu denganmu nanti.
Pertemuan yang begitu kuidam-idamkan. Sudah kusiapkan banyak cerita untuk kusampaikan padamu. Karena hari ini hari istimewa. Setidaknya buatku. Aku ingin merayakan kebersamaan kita.
Ternyata, kegembiraan itu pupus. Hanya dua jam dari waktu yang telah kita sepakati.
"Sepertinya aku tak bisa..." jawabmu tanpa penjelasan apa pun.
Kau mungkin lupa pada jawabanmu sebelumnya. Kau bahkan tidak mengatakan "maaf" untuk pembatalan sepihak. Tanpa bertanya terlebih dahulu bagaimana pendapatku.
Apakah aku tidak boleh memuai harapan, walau sekecil apa pun. Agar aku bisa bahagia mencintaimu?[]
Posted from my blog with SteemPress : https://senaraicinta.com/2019/03/25/kecewa/