Assalamualaikum..... Saudara Loen Ban Sigom Indonesia.
Penulis adalah seorang putra kelahiran kecamatan Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh Indonesia. Sejak tahun 1999 penulis mulai berprofesi sebagai wartawan dan sekarang ini penulis masih aktif sebagai Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Aceh Timur. Latar belakang keluarga penulis adalah seorang petani, nenek dan orang tua penulis adalah petani yang menggarap areal persawahan untuk memperoleh kebutuhan pangan keluarga.
Petani di daerah penulis dan beberapa kecamatan sekitar Aceh Timur, mencakupi Kecamatan Nurussalam, Kecamatan Julok, Kecamatan Darul Falah, Kecamatan Darul Aman dan Kecamatan Indra Makmur, masyarakat petani sawah di daerah saya hanya dapat menggarap lahan pertaniannya setahun sekali ketika musim hujan tiba, atau dikenal dengans awah tadah hujan. Hal ini telah berlangsung sejak dahulu kala dan sampai hari ini.
Untuk meningkatkan hasil produksi sawah di daerah saya, tetantunya masyarakat petani dareah itu membutuhkan sarana irigasi, agar petani dapat menggarap sawahnya dalam setahun dua kali. Akan tetapi sejak Indones merdeka hingga hari ini, masyarakat petani beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Timur itu, masih dibuai mimpi untuk mendapatkan irigasi yang mengaliri sawah mereka. Pemerintah Aceh Timur sendiri, selama beberapa periode yang lalu sangat sering memberi harapan belaka kepada petani di daerah ini dengan berita pembangunan irigasi sayap kanan Langkahan, akan tetapi hanya mimpi dan tidak kita katahui kapan akan terwujud, karena kabar pembangunan irigasi tersebut telah tertiup hanya sekedar angin surga bagi petani, sejak penulis masih remaja.
Pada hakikatnya. Irigasi adalah suatu usaha penyediaan air untuk lahan pertanian, terutama untuk lahan pertanian padi. Ketersedian irigasi untuk tanam padi merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan produksi pangan, dan meningkatkan hasil panen masyarakat petani sawah yang melimpah. Tanpa air yang cukup tanaman padi tidak akan menghasilkan panen yang memuaskan, bahkan tanpa air yang mencukupi petani akan mengalami gagal panen yang berujung pada kerugian. Padahal pada intinya tujuan para petani untuk mendapatkan penghasilan yang lebih, karena keterbatasan air akhirnya petani mendapat kerugian bukan keuntungan.
Dalam artikel ini, penulis dapat merincikan beberapa jenis irigasi untuk menunjang lahan pertanian diantaranya irigasi permukaan; irigasi ini di Aceh Timur hanya meliputi Kecamatan Madat, Kecamatan Pante Bidari dan Kecamatan Simpang Ulim saja bersumber dari Irigasi sayap kiri Langkahan yang sudah dibangun sejak Pemerintahan orde baru. Kemudian irigasi rawa; irigasi jenis ini belum ada di Aceh Timur. Irigasi air bawah tanah atau bor ; irigasi ini ada beberapa lokasi di Aceh Timur tapi sangat minim, hanya mampu mengakaver satu desa dengan luas areal sawah hanya beberapa hektar saja. Irigasi pompa, yakni air sungai yang dipompa dengan mesin dan mengaliri sawah, irigasi ini berhasil di Aceh Timur yaitu di Kecamatan Peureulak dan Kecamatan Peureulak Barat, dengan memanfaatkan air sungai Pereulak.
Saya rasa sampai kapan pun, kami masyarakat petani di Kecamatan Julok, Kecamatan Nurussalam, Kecamatan Darul Falah, Kecamatan Indra Makmur dan Kecamatan Darul Aman, masih dalam mimpi menunggu rampungnya irigasi sayap kanan Langkahan mengaliri sawah kami di daerah itu, dan kami masyarakat petani di daerah itu akan selalu mendengar janji saja bahwa irigasi itu akan sampai ke areal sawah kami.
Agar masyarakat tidak selalu dibuai mimpi dengan irigasi sayap kanan Langkahan, maka pada artikel ini, saya lebih baik mengatakan kepada sumber irigasi bawah tanah atau sumur bor yang dapat memberi solusi untuk petani daerah itu. Karena Air tanah merupakan sumber daya yang mempunyai berbagai kelebihan salah satunya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat petani di daerah itu. Irigasi jenis ini tidak butuh anggaran milayaran rupiah untuk membangunnya seperti irigasi sayap kanan Langkahan.
Saran saya Pemerintah Aceh Timur kedepan untuk dapat membangun sumur bor untuk irigasi sawah di beberapa kecamatan di daerah itu. Mungkin ini solusi nyata bukan cerita Cet Langet dengan yang hanya mimpi mewujudkan pembangunan irigasi sayap kanan Langkahan, ditengah APBD daerah yang masih rawan. Semoga saja kedepan petani di daerah saya mendapatkan kucuran dana dari Pemerintah Pusat dari Aspirasi Anggota DPRRI, DPRA, DPRK yang kami pilih nanti, dan dari Presiden yang akan terpilih nanti untuk membangun irigasi sumur bor di daerah kami. Saya rasa jika setiap anggota DPRI asal pemilihan Aceh II Aceh dapat membantu aspirasinya nanti untuk sumur Bor 6” ke areal sawah daerah kami, masyarakat petani di daerah itu akan siap untuk membantu suara. Begitu juga DPRA dan DPRK.
Jangan janjikan masyarakat Buet Cet Langet Sabe(Kerja Ngecat Langit Selalu), dengan pembangunan irigasi sayap kanan Langkahan. Mungkin saja penulis punya buyut nanti belum tentu tewujud pembangunan irigasi sayap kanan itu. Jangan Tunda Bahagia, Berbahagialah senantiasa, Bersyukurlah.
Posted from my blog with SteemPress : http://ilyasismail.com/bek-le-cet-langet-le-petani-butuh-irigasi-bukan-janji/
Bereh brader @ilyasismail kheun Nyak kaoey lam hadih maha "bek syet langet ngon puteng sadeup, bek pula campli ateuh meja."
Ya ya ya Brader betoi that nyan .... he he he he