Darurat Generasi Petani, Sadarlah !!!

Zaman terus bergerak maju tanpa peduli siapa dan apa yang hidup dimasanya. Kebutuhan manusia sejak dahulu kala adalah sandang, pangan dan papan. Selain itu, hanyalah pelengkap untuk menghiasi ditengah gerahnya manusia akan perkembangan kehidupan yang semakin modern.

source

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki tanah cocok untuk pertanian. Iklim di Indonesia sangat mendukung proses pertanian dan ditambah dengan sistem irigasi yang melengkapi relung keluhan para petani. Sejujurnya, hal ini merupakan landasan yang paling hebat untuk dikembangkan bila dikombinasikan dengan berbagai teknik modern lainnya yang dikembangkan oleh para ahli pertanian.

Sejujurnya sejak kita menghadapi budaya globalisasi, ada banyak pergeseran nilai dan pandangan masyarakat tentang kehidupan ini, salah satu hal yang telah bergeser adalah budaya bertani yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Keadaan ini dapat mencapai titik kritis dimana negara agraris di jalur khatulistiwa hanya akan tinggal sejarah di suatu hari nanti, sehingga kita hanya akan menjadi negara pengimpor pangan.

Survei yang dilakukan oleh banyak pihak menunjukkan bahwa petani aktif saat ini hanya dilakoni oleh generasi yang berumur 45 tahun ke atas. Para kaula muda cenderung mencari jalan lain untuk menghidupi dirinya tanpa memiliki ketertarikan yang penuh untuk menjadi petani. Selain itu, hasil wawancara pada mahasiswa pertanian juga menghasilkan jawaban yang serupa, sehingga mengisyaratkan negara kita akan mengalami krisi petani di masa depan.

Bila kita melihat lebih jauh, maka ada banyak titik persoalan yang mendasari permasalahan hilangnya para petani muda dari dunia persawahan. Permasalahan tersebut berupa pandangan sebagai kasta petani kurang terhormat, harga produk pertanian tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan, serta kurangnya semangat untuk melakoni kehidupan sebagai petani.

Pandangan terhadap kasta petani sebagai pekerjaan rendahan membuat banyak orang mencari alternatif lain untuk menghidupi dirinya. Hal ini merupakan salah satu ajaran salah yang berkembang, namun menyebabkan orang-orang percaya akibat banyaknya bukti empiris yang mengiringinya. Selain itu, kehidupan petani kadang juga dipandang sebagai pekerjaan kuno yang sudah ketinggalan zaman.

Sejujurnya bila pertanian disusupi pengetahuan modern maka akan menjadi pertanian modern seperti yang dilakukan di negara-negara maju. Oleh karena itu, generasi mudah harus bisa memotivasikan diri untuk mengaplikasi ilmu yang telah didapatkannya dalam mengembangkan kreatifitas masyarakat pertanian. Ada banyak kegiatan yang belum dilakukan seperti penggunaan pupuk kompos, sistem rotasi pertanian, penggunaan pestisida alami, dan berbagai hal lainnya yang merupakan hasil penelitian masa kini. Oleh karena itu, motivasi kaum muda sangat penting untuk mengubahnya.

source

Harga produk pertanian tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan merupakan permasalahan yang sangat rumit untuk diselesaikan. Sejujurnya, bila harga gabah padi seperti saat ini terus dipertahankan, maka petani enggan menjual hasil pertaniannya kecuali memang karena terpaksa. Ada banyak petani yang mengerjakan lahannya hanya cukup untuk makan sekeluarga selama periode tertentu, sehingga stok bahan pangan di pasar pasti akan menurun. Selain itu, ada banyak pekerjaan yang lebih menjanjikan dari pada bertani akibat penghasilan yang didapatkan tidak sesuai dengan pekerjaan pertanian yang begitu berat. Permasalahan ini perlu campur tangan pemerintah secara penuh untuk memperhatikan kehidupan petani.

Kurangnya semangat untuk melakoni kehidupan bertani merupakan salah satu permasalahan yang paling sering muncul ke permukaan. Permasalahan ini muncul dari kasus penghasilan pertanian yang didapatkan tidak sesuai dengan beratnya pekerjaan yang harus dilakukan. Masyarakat dan khususnya kaum muda akan mencari cara lain yang lebih menjami seperti merantau ke negeri orang, khsususnya yang memiliki mata uang lebih kuat dari rupiah. Hal ini tentunya merupakan motivasi dan tantangan tersendiri bagi mereka.

source

Nah, solusi yang dapat ditawarkan adalah terkait kesejahteraan petani. Pemerintah tidak boleh hanya dengan mensubsidi pupuk dan air untuk petani, kemudian mengharap produk pertanian dapat meningkat. Namun, pemerintah juga harus mampu membeli produk pertanian di negeri sendiri dengan harga yang sepantas terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh para petani. Selain itu, pemerintah juga harus menggalakkan generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian seperti negara-negara yang telah maju di bidang pertanian mungkin dengan memberikan jabatan PNS bagi petani atau dengan cara lainya.

Banda Aceh, 28 Juli 2018 ׀ @muktaridha