Sumpah Saripah Untuk Shaun Evans

in #steempress6 years ago


NAMA Shaun Robert Evans mendadak membuat merah muka publik sepakbola Indonesia. Ini terjadi karena putusan kontroversinya dalam pertandingan babak 16 besar Asian Games 2018 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jumat (24/8),

Dalam laga Zulfiandi dkk bermain tanpa rasa takut menghadapi Uni Emirat Arab. Tim asal Timur Tengah itu disanjung-sanjung punya keunggulan dari lawannya, Indonesia.

Wasit kontroversial asal Australia ini memimpin laga Indonesia versus UEA. Pada pertandingan ini, dia memberi dua penalti untuk tim tamu. Bukan satu kali saja Shaun memberikan penalti. Gol pertama yang dicetak UEA berasal dari titik putih setelah Andy Setyo melakukan pelanggaran di dalam kotak terlarang.

Shaun Evans (tengah) | Sumber Foto Internet

Gol kedua diberikan ketika Hansamu Yama dianggap melanggar pemain UEA. Skor saat itu 1-1. Kapten UEA yang menjadi eksekutor sukses mengubah kedudukan menjadi 2-1. Beruntung Stefano Lilipaly berhasil menyamakan kedudukan dimasa injurytime 2-2.

Akhirnya, pertandingan dilanjutkan ke 2x15 menit. Skor tetap imbang. Lalu, Andritany dkk harus mengakui keunggulan UEA. Pasukan Garuda takluk lewat adu penalti dengan skor 4-3. Hasil ini membuat Evan Dimas dkk gagal mencapai target semifinal yang dibebankan kepada mereka. Mimpi lolos punah.

Ala Bisa

Terlepas dari banyak komentar pengamat yang menuding, Ricky Fajrin dkk tidak efektif dalam membangun serangan. Akibatnya tidak bisa membunuh lawan dalam waktu normal. Jika efektif tentu tidak diperlukan perpanjangan waktu dan drama adu penalti.

Tapi kita juga harus ingat, filosofi pertandingan lawan tentu juga berbeda dengan kita. Jujur saja, meski dua kali tertinggal, saya suka melihat cara Sadil Ramdani dkk dalam mencetak gol. Artinya, kedua gol itu berasal dari open play. Bukan dari bola mati seperti yang dimiliki Uni Emirat Arab.

Memang, sebelum gol terjadi, terlalu banyak kans yang terbuang dan terkadang membuat penonton jengkel. Tapi biasalah, penonton di negeri ini mahabisa, sehingga gampang saja melontarkan ragam ucapan bin komentar. Padahal pemain di dalam sudah ngos-ngosan.

Bagi saya, tatkala melihat aksi Hargianto dan kolega memang bukan seperti menyaksikan tim-tim liga Eropa. Ini yang kita nonton adalah tim Asia Tenggara. Tentu banyak kekurangan dan kemonotonan dalam permainan.

Persoalannya adalah, tipikal pemain Indonesia sudah terpola dengan kompetisi (Liga 1) yang sedikit kurang bermutu. Tidak banyak variasi atau kreasi jalur serangan, saat terobosan yang biasa dilakukan membentur tembok kokoh. Di sinilah turun tangan peran pelatih. Makanya, Luis Milla --- saya pikir --- dikontrak untuk meramu itu. Meski pria Spanyol itu akhirnya gagal.

Milla juga tidak bisa kita tuding gagal membangun mental pemain. Sebab, pemain sendiri sudah tampil di kompetisi yang berkualitas minor. Jika saja, mentalitas kompetisi bagus, tentu pelanggaran Hansamu Yama yang berbuah penalti itu tidak perlu terjadi. Terlepas dari kesalahan wasit sendiri yang berbau kontroversi.

Artinya saya mau bilang, sekecil apapun pelanggan di kotak penalti jangan pernah coba dilakukan. Pemain lawan sudah pasti mencari kans untuk mengelabui wasit dengan triknya. Tentu demi keuntungan timnya sendiri.

Pelanggaran-pelanggaran seperti itu, sepertinya biasa terjadi di kompetisi Indonesia. Sehingga, Hansamu melakukan marking dengan cara yang biasa dia lakukan. Salah, tentu tidak. Tapi, kita juga harus ingat, bahwa wasit terkadang juga menjadi faktor pembeda. Dan terbukti, Shaun Evans-lah yang menjadi aktornya.

Kerugian ada dipihak kita. Kendatipun para netizen sudah berbuih-buih melontarkan sumpah serapah. Tetapi hasil akhir tetap tak bisa diubah. "Sepak bola itu memang kejam," ungkap Luis Milla. Ya sudahlah!


Posted from my blog with SteemPress : http://pedagangkata.com/2018/08/25/sumpah-saripah-untuk-shaun-evans/

Sort:  

Memang dia wasit kontroversi, di PT liga 1 ada mencoba dia memimpin laga Derbi Persija vs Persib. Dan laga Persiba.. alhasil ia menganulir gol ndoussel sehingga Persib tidak melanjutkan permainan karena kalah WO.

iyaa bg @iqbalsweden, ada sebagian bilang dia balas dendam ke PSSI, hehehe, tapi kita tatap dalam koridor Asian Games saja, terima kasih sudah berkunjung...