Suatu kesan di jumat sore menyaksikan pertandingan Liga 2 Indonesia antara Aceh United Vs Persita Tanggerang. Laga yang sempat diselimuti hujan diakhir babak pertama cukup menarik untuk ditonton terlebih penonton dari klub Aceh United. Penonton yang datang dari berbagai pelosok desa dan kota mulai dari Pidie Jaya, Lhokseumawe, Aceh Utara, Bener Meriah dan Bireuen untuk mendukung tim kesayangan mereka.
Antusiasnya penonton menyaksikan pertandingan terlihat dengan memadati penuh tribun utama dan tribun terbuka stadiun cot gapu Bireuen. Suatu langkah yang tepat di ambil Aceh United menjadikan homebase di Cot Gapu Bireuen yang rata-rata masyarakat sekitar kabupaten Bireuen pencinta Sepak Bola. Berbanding jauh dikala Aceh United bermarkas di Stadiun Lhong Raya Banda Aceh minim penonton walau stadiun tersebut megah berskala internasional. Secara ekonomi, tidak ideal juga bermarkas di stadiun megah tanpa penonton, lebih baik bermarkas di stadiun yang lebih banyak penonton. Secara nyata, Aceh United selama ini penontonnya berasal dari beberapa kabupaten sebagaimana telah disebut sudah sewajarnya mencari markas dengan dengan pendukung setianya.
Melawan Persita Tanggerang jum'at (14 September 2018) telah membuktikan bahwa pendukung setia Aceh United siap hadir mendukung timnya bukan hanya sekedar doa saja. Secara matematika ekonomi, pendukung Aceh United yang dominan dari kabupaten tersebut kewalahan untuk datang ke Banda Aceh (Stadiun Lhong Raya) disebabkan pengeluaran isi kantongnya lebih banyak, jika di stadiun cot gapu Bireuen pengeluaran isi kantong lebih kecil atau lebih hemat.
|
|
|
|
|
Posted from my blog with SteemPress : http://muntadhar.web.id/aceh-united/
@muntadhar, I gave you a vote!
If you follow me, I will also follow you in return!
Sure, ready follow