Dingin menggigil, sebentar lagi angin berkemas menyambut sang fajar
Seseorang di balik tirai jendela kamar tampak gelisah,
Rindu tidak pernah tahu cara mengatur waktunya
Ia datang tanpa melihat siang atau pun malam
Ia hadir tanpa mengetuk dan permisi pada tuannya
Ia bersikeras kalau dirinya adalah majikan yang punya kekuasaan
Mengatur kegelisahan seseorang yang ia ingin atur.
Beberapa tidak lelah merindu dan menantinya
Menabur lagi dalam gemuruh darah di setiap saluran tubuhnya
Kendati alur gelisah menggauli hari-harinya
Membuat jerit hati semakin nyata padanya
Mungkinkah nyata?
Semua yang beberapa orang rasa
Meski terkadang jiwa mereka lelah dibuatnya
Sementara keinginan bertambah mengeras di temboknya
Akankah mereka tetap bertahan
Dengan ribuan ego yang semakin besar
Dan amarah yang semakin tak karuan
Ya... mereka tahu dan percaya
Semua berpusat Pada-Mu juga
Rindu...dendam adalah kelopak yang Kau jatuhkan atasnya
Untuk menyentuh, untuk membasahi jiwa
Jangan pudarkan debur kasih itu
Jika tak ingin lagi ada tangis di ujung kata
Rawatlah jiwa kelana
Yang sempat kehilangan makna
Karena kata bisa habis, untuk menyusun puja
Menyusun untaian rasa dan rindu pada manusia yang hatinya bisa berubah kapan saja
Meski tidak ada kata lelah menanti rindu
Dan menaburkannya lagi
Dalam gemuruh darah itu
Dan pada kepuasan terdalam
Ketika nama rindu
Telah menyatu rasa
Dan punah bersama setiap raga
Tetaplah bertahan pada kepercayaan akan sebuah kuasa
Kuasa Pemilik Alam Semesta
Yang tiada akan pernah terbandingkan.
Posted from my blog with SteemPress : https://nnaachlam.com/gelisah-di-ujung-fajar/
@nnaachlam, go and place your daily vote for Steem on netcoins! http://contest.gonetcoins.com/