Eksistensi Polisi Tidur dan Resiko Yang Ditimbulkan

in #steempress6 years ago (edited)

Beberapa tahun yang lalu, gejolak konflik bersenjata mendera Aceh dalam kurun waktu yang cukup lama. Ribuan pasukan bersenjata dari TNI dan Polri membanjiri Aceh untuk menangkap dan menumpas gerakan yang menurut mereka sebagai gerakan pengacau keamanan atau disebut GAM. Dalam prosesnya, selain memburu anggota GAM, pasukan pemerintah juga membangun pos-pos penjagaan dihampir setiap desa dan kecamatan dan disemua pos penjagaan, tepatnya didepan, dibuat penghalang laju kenderaan bermotor dan mobil.


Source

Bentuknya pun bervariasi, mulai dari drum bekas yang diletakkan berbertuk zig-zag, hingga potongan kayu dari pohon kelapa sebagai “polisi tidur” atau speed bump. Untuk apa? Tentu untuk memperlambat laju kenderaan yang melintas dan mereka (pasukan TNI atau Polri) bisa memantau orang-orang lebih dekat dan detail. Konflik pun selesai, tapi peninggalan tersebut (polisi tidur) masih terus dipertahankan oleh masyarakat Aceh hingga kini.

Jika dulu pasukan tentara pemeritah bertujuan untuk menghambat laju kenderaan orang-orang sebagai bagian dari tujuan operasi militer. Nah, sekarang apa tujuan kita sehingga sekarang ini polisi tidur bisa kita dapati disetiap desa atau jalanan dengan volume kenderaannya tidak begitu padat. Bentuknya pun semakin menjadi-jadi dan membahayakan pengendara sepeda motor yang melintas. So, setujukah anda dengan konsep polisi tidur? Ini mungkin pertanyaan sepele tapi layak dibahas. Karena dalam memberi penilaian terhadap suatu hal, kita sering memulai dengan melihat tujuan dari hal yang akan atau yang telah dilakukan.


Source


Polisi tidur bertujuan untuk melambatkan laju kenderaan dititik-titik tertentu yang wilayahnya masuk dalam kategori rentan kecelakaan seperti sekolah dimana banyak anak-anak yang melintas atau menyeberang mendadak. Jika itu tujuan dan alasan, maka konsep polisi tidur sangatlah masuk akal dan perlu untuk kita lakukan demi keselamatan anak-anak yang secara pola pikir masih butuh arahan dan edukasi menyangkut tentang jalanan dan lalu lintas.

Masalahnya Ada Pada Kurangnya Edukasi

Dulu, waktu kita kecil, polisi tidur adalah strip putih seperti dicat khusus membentangi jalan atau pita kejut. Pengendara akan menyadari bahwa didepan ada polisi tidur, sehingga akan melambatkan mobil atau motor terlebih dahulu dan saat mereka sampai dititik polisi tidur, kenderaan mereka sudah sangat siap untuk menghindari guncangan yang diakibatkan oleh polisi tidur yang ketebalannya masih dalam batas normal dan wajar.


Source


Masalahnya sekarang adalah, polisi tidur yang dibangun jauh dari kata normal atau wajar. Ketebalannya pun bukan memperlambat laju kenderaan, tapi bisa menghentikan laju, tidak dicat sehingga jika malam hari akan sangat sulit bagi pengemudi untuk melihat dan memastikan kenderaan mereka aman saat melewati jalur tersebut. Sudah cukup banyak kerugian para pengendara mobil yang melintas karena polisi tidur yang tidak dicat dan tebal, kondisi mobil bisa terguncang hebat dan merusak perangkat-perangkat mobil seperti kaca mobil, shockbreaker dan mengagetkan para penumpang didalamnya. Begitu juga dengan sepeda motor, hingga terjungkal dan mengakibatkan kerusakan yang parah pada motor dan pengendara yang menjadi korban.

Manfaat polisi tidur bukanlah pada saat dilindas, manfaatnya adalah saat dilihat oleh pengendara dari kejauhan untuk memberi “ancaman” kepada pengemudi agar mengubah kecepatan kenderaan mereka. Agar tujuan “ancaman” tersebut berjalan dengan baik, polisi tidur harus terlihat dengan jelas sehingga memberi warning bagi pengendara saat akan tiba dilintasan yang dibangun polisi tidur. Jadi, kegunaan polisi tidur akan sekarang ini menjadi bumerang karena tindakan (eksekusi) yang buruk dari masyarakat yang membangunnya. Dengan membangun polisi tidur tanpa memberi tanda (dicat) tentu telah menghancurkan nilai dari tujuan yang maksud.


Source


Ragam mekanisme bisa dilahirkan untuk memberi edukasi, dibarengi dengan memberi edukasi agar mudah dipahami dan nyata sebagai sebuah keharusan. Memberi warna dan standar ketinggian polisi tidur adalah edukasi aktif yang kita berikan kepada masyarakat umum. Bila pengemudi sudah melihat polisi tidur dari kejauhan, secara tidak langsung akan memberi peringatan bahwa ada sebuah ketentuan yang harus dipatuhi, dan jika pun tidak digubris, mereka sudah siap dengan segala resiko yang ditimbulkan. Maknanya begini, ketika polisi tidur dibangun sesuai kriteria, maka pesan mengenai tujuan akan tersampaikan dengan baik.

Sudah cukup korban yang berjatuhan, mobil yang rusak hingga korban nyawa akibat polisi tidur yang dibangun sesukanya. Silahkan bangun polisi tidur ditempat yang memang layak dibangun, demi sebuah tujuan yang ril. Bukan untuk menjadi tentara pemerintah dimasa lalu, tapi bertujuan untuk menyelamatkan nyawa-nyawa tak berdosa. Sekian.[]




Posted from my blog with SteemPress : https://kruengdhoe.000webhostapp.com/2018/07/eksistensi-polisi-tidur-dan-resiko-yang-ditimbulkan

Sort:  

Postingan ini telah dibagikan pada kanal #Bahasa-Indonesia di Curation Collective Discord community, sebuah komunitas untuk kurator, dan akan di-upvote dan di-resteem oleh akun komunitas @C-Squared setelah direview secara manual.
This post was shared in the #Bahasa-Indonesia channel in the Curation Collective Discord community for curators, and upvoted and resteemed by the @c-squared community account after manual review.

Wow luar bisa bang. Sekarang kita bisa lihat polisi tidur di tiap desa ada, yang bikin kesal nya satu rumah satu polisi tidur. Ukurannya pun bukan main, sudah kayak sirkuit balapan motocross😑

Polisi tidur kini telah menjadi simbol kekuasaan di area tertentu.