SUPERMAN ITU BERNAMA : ORANGTUA

in #steempress6 years ago (edited)

Suatu ketika pernah ku begitu membenci kedua orangtuaku, dosa atau tidak sama sekali tidak menjadi pertimbanganku saat itu. Walapun seringkali ayahku memberikan nasehat, kudengarkan memang, tapi tak pernah kuanggap itu sebagai nasehat, semuanya berlalu begitu saja ditelingaku layaknya suara jangkrik. Bagiku, khutbah suci itu lebih kupahami sebagai pembelaan diri ketimbang sebagai nasehat.

source

Hal yang paling menjengkelkan saatku masih berbalut seragam putih abu-abu adalah aku terlalu "kuper" menurut persepsiku sendiri, nyaris setiap hari aku bersekolah dengan bergelantungan di "labi-labi", dengan penampilan yang sangat sederhana, tidak ada sisi "keren" sedikitpun, padahal semua orang tahu betapa pentingnya bergaya waktu itu. Menjadi idola di sekolah; dikenal oleh anak kelas 1 sampai kelas 3; tak terbayangkan bagaimana rasanya.


 

source

Andai punya motor saja mungkin sudah cukup untuk menutupi penampilanku yang tidak menarik sama sekali, dan aku percaya bahwa orangtuaku sanggup membelinya untukku. Namun apa hendak dikata, orang tua menutup pintu harapanku untuk sepeda motor, "intinya silahkan kau minta asalkan jangan kendaraan bermotor."

Sementara banyak temanku yang lain sudah dibelikan motor, ada yang paling tidak sudah diizinkan mengendarai motor orangtuanya ke sekolah. Tak heran, hari jumat dan sabtu sering kali parkiran motor full.


source

 

Masa-masa itu pun sekarang sudah lewat, tiba masanya generasi dibawahku yang mengalami senangnya punya motor dan kecewa tanpanya.

Rupanya adikku pun suka motor saat di SMA, positifnya dia tidak meminta langsung, hanya menunjukkan rasa sukanya dengan cara lain, bisa dengan sering pinjam motor kawan dan dibawa pulang ke rumah dan lain-lain sebagainya.

Namun apa yang terjadi hari ini adalah aku pun tidak setuju adikku dibelikan motor, seiring berjalannya waktu, banyak sudah pengalaman hidup yang ku temui terkait dengan motor dan pemuda tanggung yang menggilainya. Bahkan kawanku dulu juga ada yang meninggal karena ugal-ugalan dengan motornya, dan sekarang aku sadar bahwa betapa takutya orangtua akan kehilangan anaknya, ditambah lagi jika penyebab meninggalnya adalah motor yang dia beli sendiri.

Beban inilah yang menyebabkan orangtua enggan menuruti semua keinginan anak, walaupun pada dasarnya mereka sanggup membelinya. Namun dibalik semuanya kita harus tau bahwa "DULU KITA BELUM MENJADI MANUSIA YANG SEPENUHNYA WARAS DALAM BANYAK HAL, OLEH SEBAB ITU PENJAGAAN EKSTRA YANG DIBERIKAN ORANGTUA KITA MAKNAI DENGAN CARA SALAH".

Mungkin, jika orangtua memberikan semua yang kita inginkan disaat yang belum tepat, kita sudah Innalillahiwainnailaihiraji'un. Takut kehilangan; tidak ingin sesuatu terjadi kepada orang yang kita cintai; semuanya menjadi dasar kenapa orang tua tidak menuruti, sama seperti ketidaksetujuanku pada keinginan adikku hari ini, semuanya bukan berarti aku tidak menyayanginya, justru karena aku tidak ingin sekecil apapun keburukan menimpa dia.

Aku percaya, senakal-nakalnya seorang kakak/orangtua pasti tidak menginginkan adik/anaknya senakal dia, rasa cinta dan tanggungjawab yang begitu besar terjalin antara keduanya. Kelak, apabila hal buruk terjadi kepada adik/anak, sang penanggungjawab lah yang akan hidup dengan penuh penyesalan.

Kawanku pernah bercerita sewaktu konflik dulu (antara GAM dan TNI), tepat di depan rumahnya ada sebuah lapangan bola yang difungsikan sebagai arena latihan militer GAM. sejak kecil kawanku ini sudah terbiasa menonton berbagai berbagai macam dan jenis latihan militer, setiap pagi saat hendak ke sekolah, pulang sekolah, sore hingga malam hari pasti ada saja kegiatan di lapangan itu, sehinfga tanpa sadar rasa nasionalismenya muncul, hasrat ingin bergabung pun terbesit di hatinya.
Sebenarnya mudah saja bagi dia andai ingin bergabung, toh komandan latihan juga abang kandungnya, tinggal minta saja pasti langsung jadi prajurit.

Namun kenyataannya sungguh diluar dugaan, baru saja dia menyentuh peralatan latihan, abangnya langsung menghardik "Wooii...Kau ingin jadi orang hebat apa ingin jadi korban orang hebat?"..begitu marah abangnya melihat adiknya mulai bertingkah.

"Aku mau hebat bang..!!" Jawabnya, sejenak abangnya diam sambil mendekat, "Kau ingin hebat, belajarlah dengan sungguh-sungguh supaya pintar, negeri ini tidak akan memakai orang-orang seperti kami, abangmu ini.. (dengan mata berkaca-kaca)

 

Kelak, orang pintar lah yang akan dipakai, dan orang pintar pula yang akan membawa negeri ini ke arah yang benar. "Jadi kau jangan pernah berani menyentuh ini lagi, apalagi kau ingin bergabung, karena sebelum kau dihilangkan nyawamu oleh lawan di depan mataku, lebih baik aku sendiri yang menendangmu sampai setengah mati."
Nasihat seorang kakak pun di ingat sampai sekarang oleh kawanku ini, alhamdulillah sampai sekarang dua-duanya masih panjang umur. Terbukti, sekarang kakaknya sudah sakit-sakitan dan tidak bisa bekerja, adiknya lah yang membantu ekonomi kakaknya.

Sebuah pelajaran berharga, orang yang menyayangi kita sudah pasti tidak mau melihat kita menderita, tidak rela melihat kita tersiksa. Maka dari itu, sesungguhnya dulu kita tidak mampu menangkap sinyal kasih sayang dari siapapun yang tidak sependapat dengan kita. Padahal, andai setiap keinginan bayi kita turuti, percayalah bayi itu akan lenyap sebelum sempat untuk tumbuh dewasa.


 




Posted from my blog with SteemPress : https://rizal-sahabat.000webhostapp.com/2018/07/superman-itu-bernama-orangtua

Sort:  

Cerita yang menarik. Jadi teringat saat masa SMA pulang pergi naik BE. Sesekali naik Astrea 800. Padahal masa itu jamannya satria, supra x, bahkan ada satu dua yg udah naik ninja. haha.
Tapi untungnya saya gak terlalu perduli penampilan. Saya nyaman2 saja jika astrea 800 saya harus adu geber dengan satria atau bahkan ninja.

Cerita yang bagus. Terima kasih sudah membawa saya ke jaman itu untuk sesaat.

Hahahahah....benar skali kawan..tapi jujur saya terpengaruh, cuma tidak berdampak ke hal yg serius..maksdnya pengen sih pengen, tp tanpa motor pun skolah ttap jalan.

Dulu yang punya motor dipastikan punya pacar..hahah

Terimakasih sudah berkunjung

Hana bantah kali nyoe beh