Wedding party with horseback riding

in #story7 years ago

Hai steemian friends
Looks a groom's men, in the language of aceh called (linto baroe) are sitting on a horse, this vow bride if he so married lovers choice then he will come to the wedding event with the use of a horse.
IMG20180128121905.jpg

This is quite unique, because wedding traditions in aceh nobody using horses or other animals when the process of marriage, except when there is a Votive/urination, and weddings in Aceh have always implemented with multiple stages.

IMG20180128121956.jpg

1-Stage introduction of a family or want to see a candidate's wife called her and wanted (cah raueh) = street cleaning/(figurative meaning). The meaning of his philosophy was to clean up the road to see the candidate companion life then the path that is to be cleared in order to make clear whether the prospective wife already applying for or not. Nor do the candidates applied for the wife is willing or not. Hence the Figurative language of timbulah.

2-stage marriage proposal or engagement which in Aceh called (intat ranuep) or take a betel, betel leaf is one of the leaves that are used to honour guests in Aceh, it means the family of male applying for such women, while determining the date of the wedding, usually male party brought by such as cloth, shoes, apparel, equipment, cosmetics, foods, fruits, and cash or gold as a symbol of seriousness to get married.

3-Stage waiting for the groom in the Acehnese (preh linto) = waiting for the groom, the bride holding the wedding by wearing their traditional clothes. And the other party apparel

4-stage waiting for pengatin women or in the language of Aceh called (Preh dara Baroe) = waiting for the bride, groom men turn here to hold a wedding complete with custom clothing and apparel for other parties in Aceh.

IMG_20170419_123444_029.jpg

So my experience and a bit of information that I can share, may be adding to the Science Buddies Friends steemian about the culture of Aceh

January 28, 2018
Indonesia, The Province Of Aceh, North Aceh Regency, Subdistrict Dewantara, The Village Of Paloh Lada
Aceh

Indonesia
Tampak seorang pengantin laki laki, dalam bahasa aceh disebut (linto baroe) sedang duduk diatas seekor kuda, pengantin ini bernazar jika dia jadi menikah dengan kekasih pilihannya maka dia akan datang ke acara pernikahan dengan menggunakan seekor kuda.
hal ini terbilang unik, sebab tradisi pernikahan di aceh tidak ada yang menggunakan kuda atau binatang lain ketika proses pernikahan, kecuali bila ada Nazar / hajat, dan acara pernikahan di Aceh selalu dilaksanakan dengan beberapa tahap.

1- Tahap perkenalan keluarga atau ingin melihat calon istri dan ingin melamarnya disebut (cah raueh) = membersihkan jalan / (makna kiasan). Maksud Filosofinya adalah untuk membersihkan jalan guna melihat calon pendamping hidup maka jalan yang ditempuh harus dibersihkan agar jelas apakah si calon istri sudah ada yang melamar atau belum. Ataupun apakah si calon istri tersebut bersedia dilamar atau tidak. Maka dari itu timbulah bahasa Kiasan tersebut.

2- Tahap lamaran atau pertunangan yang didalam bahasa Aceh disebut (intat ranuep) atau mengantar sirih, daun sirih adalah salah satu daun yang digunakan untuk memuliakan tamu dalam adat Aceh, maksudnya adalah pihak keluarga dari laki laki melamar wanita tersebut, seraya menentukan tanggal pernikahan, biasanya pihak laki laki membawa oleh oleh seperti, sepatu, kain pakaian, peralatan kosmetik, makanan, buah buahan, dan uang tunai ataupun emas sebagai simbol keseriusan untuk menikah.

3- Tahap menunggu pengantin pria dalam Bahasa Aceh ( preh linto) = menunggu pengantin pria, pihak mempelai wanita mengadakan pesta pernikahan dengan mengenakan pakaian adat mereka. Dan pakaian pesta lainnya

4- Tahap menunggu pengatin wanita atau dalam bahasa Aceh disebut ( Preh dara Baroe) = menunggu pengantin wanita, disini giliran pihak laki laki yang mengadakan pesta perkawinan lengkap dengan pakaian adat Aceh dan pakaian pesta lainnya.

Demikian pengalaman dan sedikit informasi yang bisa saya bagikan, semoga bisa menambah ilmu teman teman steemian tentang budaya Aceh

28 januari 2018
Indonesia, Provinsi Aceh, Kabupaten Aceh Utara, Kecamatan Dewantara, Desa Paloh Lada
Aceh

Sort:  

Keren bg @afief03 jarang-jarang dapat momen begitu..

Terima kasih bg, kebetulan ada kuda.. Tinggal tungguvyang naik kerbau