Saya punya kesenangan tersendiri ketika melihat pesawat. Baik ketika pesawat itu sedang lepas landas atau hendak merapat turun. Sore hari, kalau sedang ingin santai, saya sering menghabiskan waktu di pinggir landasan pacu bandara Sultan Iskandar Muda. Dari tempat saya tinggal hanya butuh waktu sekitar 25 menit untuk bisa sampai ke sana.
Di sebelah utara bandara tersebut terdapat beberapa kedai penjual minuman ringan dan es kelapa muda. Lengkap dengan cemilan rujaknya. Murah dan enak. Saya sering duduk di situ sendiri. Melihat pesawat yang mondar-mandir.
Sore hari tempat ini ramai dikunjungi anak-anak sekitaran bandara, dan orangtua yang membawa anaknya menyaksikan hiburan gratis ini.
Kadang saya senyum-senyum sendiri saat anak-anak itu melambai-lambaikan tangannya ketika pesawat naik. Tak jarang juga mereka berteriak-teriak girang. Lucu. Sangat menghibur.
Saya seperti sedang menyaksikan potret masa kecil dulu. Nyaris sama seperti apa yang dilakukan anak-anak itu tiap kali melihat pesawat melintas di langit kampung. Saya berteriak-teriak dan melambaikan tangan. Berharap siapapun yang berada di dalam pesawat menyaksikan tingkah saya itu.
Kalau sedang berada di bandara dan ingatan tentang masa kecil itu hadir, saya geli sendiri. Setengah dari hati saya rasanya ingin menghapus kenangan yang konyol tersebut. Setengah lagi, bersikeras ingin kenangan itu tetap ada.
Saya pasrah. Dan membiarkan kenangan itu tetap abadi dalam ingatan. toh sekonyol apapun masa kecil kita, dia tetap indah untuk dikenang. Tak perlu dihilangkan.
Sungguh ketika melihat pesawat adalah suatu hal yang bisa membuat saya bahagia. Dan untuk itu sepertinya saya perlu berterima kasih kepada pilot, pramugari, petugas bandara, penumpang pesawat, dan lain-lain yang telah berjasa besar memberikan kepada kami-kami yang menyenangi pertunjukan terbang dan turunnya pesawat. Semoga kebahagiaan, sekecil apapun bentuknya, juga turut menyelimuti bilik bahagia di Anda.
Entah berapa orang dari anak SD yang bercita-cita jadi pilot sudah jadi pilot beneran? Hahaha..
Aneuk Pak Irwandi sibak rukok teuk jeut keu pilot, bang. hehe