Dari berbagai sumber telah dituliskan bahwa pada abad ke-16, orang Eropa yang memburu tanah untuk memperluas daerah kekuasaan mereka tiba di Amerika Utara untuk pertama kali. Di sana telah bermukim suku asli di antaranya suku Apache sejak 20.000 tahun sebeleumnya. Sebutan suku atau nama “Indian” diberikan oleh para pendatang itu kepada para suku asli sebab mereka mengira suku asli ini berasal dari India.
Keserakahan para pendatang dari eropa ini kemudian memicu perang mereka dengan penduduk asli. Sejak itulah perang dengan orang kulit putih berkecamuk. Hingga pada abad ke-19 para suku Indian melawan penjajahan dan upaya perebutan tanah mereka oleh pemerintah Amerika Serikat.
Sebagai suku, Apache dengan gagah berani melawan kekuasaan-kekuasaan besar, bahkan negara. Amerika Serikat, Spanyol dan Meksiko pernah mereka lawan. Semua dilakukan untuk mempertahankan kehormatan serta tanah yang telah mereka miliki sejak lama. Digempur dengan berbagai alat perang canggih, Apache kalah setelah berpuluh tahun berperang. Meski demikian, kita telah mengingat nama mereka sebagai pejuang yang berani dan terhormat, berjuang hingga tamat.
Atas dasar kebesaran nama dan jiwa serta keberanian melawan tiran yang punya kekuatan luar biasa itulah yang membuat kami menamakan band ini dengan nama mereka ditambah angka 13 yang merupakan angka sial bagi orang Eropa. Kami ingin mewarisi keberanian mereka, cara berperang dan menjaga kehormatan. Kami telah berperang dari awal di pasar dan memenangkan banyak pertarungan atas kehendak Dzat yang Maha Kasih Sayang. Tidak ada keraguan untuk maju, itu telah kami wariskan.
Pada suatu waktu kami mendengar kabar di sebuah daerah di Aceh ada tanah rakyat yang sudah lama dikuasai oleh perusahaan dan ingin dikembalikan kepada rakyat seperti semula. Ini bukan perkara baru. Ada banyak tanah rakyat yang diserobot perusahaan dan pemerintah dengan berbagai alasan. Seketika semangat suku Apache merebak di darah kami, yaitu menjaga hak kepemilikan tanah dari penguasaan tirani. Ikut melawan dan mengembalikan tanah rakyat kepada rakyat kembali, kami akan lakukan. Maka kami tulis lagu “Pulang Tanoh Kamo” sebagai alat untuk rakyat berperang. Berikut ini adalah link lagunya:
Lagu ini tentu saja tidak hanya akan menjadi milik satu orang atau daerah. Ia akan menjadi alat rakyat di belahan mana saja yang ingin merebut kembali tanah mereka. Bahwa kami adalah milik masyarakat, kami akan berjuang untuk masyarakat agar semua hak masyarakat kembali menjadi milik masyarakat. Tidak ada cerita lain, hanya rebut kembali. Masyarakat harus mendapatkan kesejahteraan dan kita harus sama-sama berjuang melawan tirani.
Pelapor: @jamboe13
banyak tanah di aceh yang di serobot lahannya sampai merampas jiwa masyarakat setempat. kasus bumi flora di kampungku sampai 13 orang syahid
Begitulah perjuangan, Bang. Hal-hal seperti itulah yang seharusnya diperhatikan oleh para pemimpin. Sejahtera dan makmur adalah harapan dan tujuan. Maka, kekacauan pun niscaya akan berkurang. Semoga. :)
WARNING - The message you received from @johnson13 is a CONFIRMED SCAM!
DO NOT FOLLOW any instruction and DO NOT CLICK on any link in the comment!
For more information, read this post:
https://steemit.com/steemit/@arcange/phishing-site-reported-steemautobot-dot-ml
If you find my work to protect you and the community valuable, please consider to upvote this warning or to vote for my witness.