(cerpen fiksi) Gairah Meiliang

in #story7 years ago

image

penulisan cerita fiksi ini dibuat dengan gaya bahasa yang tak vulgar.


Matanya tampak sendu menatap hamparan sawah di kampungnya padi padi tampak menguning sebentar lagi musim panen tiba.
Meiliang telah kembali ke kampung halaman dua minggu yang lalu tak banyak perubahan yang berarti, masih sama seperti dahulu ketika ia masih kecil saat ia bermain di sawah menemani ayah ibunya membajak sawah.

Kenangan pahit teringat kembali saat Meiliang duduk melamun di sebuah saung yang atapnya bolong di beberapa sudut. Saat itu ia menjadi seorang tkw di jepang kota tokyo,peristiwa yang membuat meiliang trauma karena ia menjadi korban perkosaan oleh majikannya sendiri. Tetapi beruntung ia selamat dari perbuatan bejat sang majikan karena istri majikannya yang baik hati menolongnya. Air mata meiliang mulai menetes berjatuhan di pipi dan ia pun kembali sadar dari lamunannya.

Sementara itu Karta suami meiliang dari kejauhan datang menghampirinya, dari wajahnya tampak aroma nafsu birahi, karena sudah setahun lamanya tak berhubungan suami istri dengan meiliang istrinya. Hal itu karena meiliang pergi merantau ke jepang menjadi tkw untuk merubah nasib,
meiliang mulai cemas wajahnya memerah detak jantungnya cepat sekali karena satu hal yang membuat ia kurang suka pada karta ketika gairahnya bergejolak, suaminya itu tak perduli tempat dan waktu untuk menuntaskan nafsu birahinya. Ada kemungkinan meiliang terpaksa melayani hasrat suaminya di saung itu,sementara ia merasakan cairan birahinya mulai membasahi kain batik tipis selutut yang dipakainya. Payudaranya terasa membusung kencang tandanya ia terbakar gairah membayangkan apa yang akan terjadi di saung dekat pematang sawah itu

Tak lama kemudian karta sudah berdiri di hadapan meiliang ia melihat kain batik istrinya yang basah tepat diantara kedua pahanya dan matanya tampak sayu.

karta : aduh neng geulis di cari cari kesana kemari nggak taunya ada di sini.. !!
ucap karta seraya duduk di samping meiliang matanya nanar melihat belahan payudara yang agak menyembul dari kebaya berwarna kuning yang dipakai istrinya itu.

meiliang : memangnya kenapa kang.. saya lagi cari angin di sini sebentar.. !!
ucapnya sambil mengigit bibirnya sendiri saat tangan karta mampir di atas pahanya
karta : akang teh minta dipijit rasanya pegal pegal atuh neng geulis.. ini teh kenapa basah begini.. !!
ucap karta yang berpura pura tak tahu kalau istrinya itu sedang dilanda sebuah gairah tertahan
meiliang : ohh.. ini tadi kena air kang waktu mei cuci kaki di pancuran sana... !!
ucap meiliang sambil menunjuk ke arah sebuah pancuran air dari bambu di sebelah barat hamparan sawah.
karta : ooh.. begitu...ya sudah hayu kita pulang pijitin akang di rumah. . !!
seru karta sambil manggut manggut mendengar meiliang berkata bohong
meiliang : ayo.. kang.. !!

Mereka berdua pun berjalan berdampingan pulang ke rumah melewati pematang sawah sementara tangan karta singgah di bokong meiliang yang memakai kain batik.

Sort:  

Waow... Cerpen yang sangat menarik.. Saya suka saya suka..