Village Chicken
Last night, at around 19:00 pm, I got home in a state of wet smashed water, due to rain drizzle home from the place of tutoring. As a result after arriving home, my bag kept on the sofa and darted toward the kitchen due to unbearable hunger (please underline that I love to eat).
I looked into the kitchen and found chicken dishes. I already suspect that it is not the Ordinary Chicken, if abbreviated as BAB, the fame has rivaled the BBB artist, Not Star Biasa. My suspicion proved after I tried the first bite on the chicken's thigh, Krrrt ..! I fiercely bite, but nil, the meat is taken only a small part because of the texture of a tough chicken.
Shit, this is a chicken!
Now do not underline, but enough in bold only. I do not like chicken, because the nature of the flesh is tough and tough. If a foreigner or a moron who does not know anything about the existence of the Kampung Chicken, when trying to cook the meat, must say that the chicken meat they eat using formalin mixed with 1 liter of more than 37.5 cubic millimeters. Poor ya the Chicken Kampung, when the nutritional content is greater than the city chicken, more quality, and .... and ..... yes ... the point is more tough!
But there are two personal tips from me when you want to distinguish chicken and chicken formalin. The difference lies in the bone. To be sure, the first thing you can do is spend the meat on the chicken bone, then tap the chicken bone. If the bones are very sturdy and hard to bite, it's a real chicken. But if his chicken bone is as osteoporotic as a chicken, then you have eaten a chicken with formalin: :) Second, you present the bones to your pet cat. If it is not eaten or has been ingested and leads to tooth decay in your cat, it's 100% original chicken. But if still devoured, get ready for you to experience phobia eating chicken.
My persuasion is, let's be careful in consuming chicken and do not occasionally select untested village chickens to the village.
Terjemahan
Ayam Kampung
Tadi malam, sekitar pukul 19.00 WIB, saya sampai di rumah dalam keadaan basah kecebur got, karena terkena hujan gerimis sepulang dari tempat les. Alhasil setelah sampai di rumah, tas saya simpan di sofa dan melesat ke arah dapur karena rasa lapar yang tak tertahankan (tolong garis bawahi bahwa saya suka sekali makan).
Saya menengok ke dapur dan mendapati masakan ayam. Saya sudah mencurigai bahwa itu adalah Bukan Ayam Biasa, kalau disingkat menjadi BAB, yang ketenaran sudah menyaingi artis BBB, Bukan Bintang Biasa. Kecurigaan saya pun terbukti setelah saya mencoba satu gigitan pertama pada bagian paha si ayam, Krrrt..! Dengan ganasnya saya menggigit, namun nihil, daging yang terambil hanya sebagian kecil karena tekstur ayam yang alot.
Sial, ini ayam kampung!
Sekarang tidak usah digaris bawahi, tapi cukup di bold saja. Saya tidak suka ayam kampung,
karena sifat dagingnya yang liat dan alot. Kalau orang luar negeri atau orang pandir yang tidak tau apa-apa mengenai keberadaan si Ayam Kampung, tatkala mencoba masakannya dagingnya, pasti berkata bahwa daging ayam yang mereka makan menggunakan formalin dicampur boraks sebanyak 1 liter lebih 37,5 milimeter kubik. Kasihan ya si Ayam Kampung, padahal kandungan gizinya lebih besar dari ayam kota, lebih berkualitas, dan.... dan..... ya... intinya lebih alot!
Tapi ada dua tips pribadi dari saya bila Anda hendak membedakan ayam kampung dan ayam berformalin. Perbedaannya terletak pada tulangnya. Untuk memastikannya, hal pertama yang dapat dilakukan adalah habiskan daging-daging yang menempel pada tulang ayam, lalu ketuk tulang ayamnya. Jika tulang sangat kokoh dan sulit digigit, itu asli ayam kampung. Tapi kalau tulang ayamnya keropos seperti terkena penyakit osteoporosis, maka Anda telah memakan ayam berformalin yang kedua, Anda sajikan tulang-tulang tadi pada kucing peliharaan Anda. Bila tidak dimakan atau sudah termakan dan berujung pada kerusakan gigi pada kucing Anda, itu asli 100% ayam kampung. Tapi kalau tetap dilahap, siap-siap saja Anda mengalami phobia makan ayam kampung.
Persuasi dari saya adalah, mari berhati-hati dalam mengkonsumsi ayam kampung dan jangan sekali-sekali memilih ayam kampung yang belum teruji kekampungannya.
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by dahlaniskan from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.