Jika saja elang jadi diri sendiri, tak berlarian kesana kesini untuk mengejar bayang ilusi, tentu terasa lain di hat .
Bila saja musim gugur dengan angin speoi menjatuhkan dedaun menghantarkan pada peraduannya penuh kasih sayang, mungkin akan beda.
Namun jarak waktu pemisah di antara rasa bimbang yang bergejolak dengan segala prasangka, membuat diksi puisi berhamburan dengan nada cerca dan hina tanpa rasa suka. Sehingga kesenjangan itu semakin terlihat di mata.
Tiada harapan yang nyata tanpa pengorbanan sebagai kepuasan diri, menjejaki tiap inci ranah hati yang lena akan janji. Seberapa lama napas di badan untuk bersaksi dalam kebaikan ataupun keburukan yang di jalani. Tiada tahu kapan akhirnya.
Dan waktu terus bergulir, tiada bisa di hentikan. Akan tetapi naluri masih terhasrat ambisi duniawi dengan segala isi. Lupa diri untuk bercermin, bila kehidupan di dunia yang sesaat ada akhir. Kapankah ingat Illahi Robbi
Greetings @dwi Thank you for using esteem app,you recieve 30% vote courtesy of @bien..