Ra menuju Bandung ketika cinta kami di Banda sedang deras-derasnya mengalir, hampir tak bisa dibendung. Dia telah merebut hati kami dengan karya-karya kecil di koran-koran lokal. Anak baik yang tumbuh di pelukan.
Setahun dia di Bandung, rindu di hati kami berkumpul. Lebih di hatiku. Rindu menggunung, sabar terkubur. Tepat pula bersambut gayung, kesempatan tiba untuk menjenguknya. Kukabari ia. Namun buruk benar garis tanganku. Janji itu tak mampu kutepati meski sudah kuupayakan untuk penuhi.
Tiba kesempatan lagi. Berjanji lagi. Tak tertepati lagi. Tidakkah kau merasa berdosa membiarkan harapan menemui takdir kayu dilalap bakar? Sudah itu kami sama memilih lupa. Yang satu tidak berjanji, yang satu tidak berasa. Sebab mengharap takdir berpihak sementara kau bisa melihat keberuntungan denganmu tidak berpihak adalah kesia-siaan. Kami memilih sadar. Tahu diri pada jurang antara kelataan dan pencapaian tujuan.
Bertahun-tahun rindu kubenam, namun janji-janji selalu menggenang. Ingin menjenguk Ra kami di tanah jauh. Duhai, ingin kupaksa tubuh, tubuhku lelah. Ingin kukejar asa, dayaku lemah.
Bertahun-tahun rinduku diam, memilih sunyi di penderitaan, mendekam di asing, sesekali datang menyapa dengan bising. Itu janji telah diucap menuntut dijabat. Aku telah sekarat dalam sekali-kali tiba ingat.
Sementara belum ada kepastian, beberapa minggu silam kesempatan menjenguk Ra kami kembali datang. Hanya seorang pengecut yang memilih mundur dari kemungkinan meraih kemenangan. Terbuka pintu gerbang. Anak panah di busur ternyata tidak cukup untuk melumpuhkan dua tiga lawan. Tapi lelaki dalam perang tidak boleh hilang berahi menyerang. Dan aku sudah bukan seorang lata yang penakut atas kegagalan.
Telah kutunai janjiku, Ra. Di Bandung kau kujenguk. Pintu rumah tumbuhmu telah kuketuk. Lihatlah sepuasmu lelakimu yang pernah melawan kutuk dan menghajar takdir buruk hingga teruk. Lihat, adikku. Seorang yang pernah dimurkai seribu mata kini di hadapanmu telah tiba. Lunas ia dari segala upaya pembunuhan. Lelakimu, Ra, datang padamu sebagai seorang pemenang.
bereh that cut bang e...neu tulong cukeh ata link yang long jok bak wa bunoe siat. by Resyi
Ka beh. Aman nyan.
Lelaki pemenang adalah dia yg berani berjuanga demi cinta. Cinta kpd kekasih, dan adik tersayang.
Haru betul hati bersua dia, bang. Berulang kali rencana digagalkan kenyataan. Steemit membawa mimpi jadi kenyataan.
Jroeh that
Makin salut aku padamu Bang @gulistan, tak salah jika kusebut pujangga.
👑👑👑
That bereh bang... Nyan kalage lam pelem beutoi... Heheh
Sepertinya sosok "Ra" ini sangat melagenda di kalangan pujangga yaa ? Soalnya saya juga mempunyai teman yang mempunyai tokoh "Ra" dalam fiksi dia.
Berkelas bang @gulistan enak dibaca.
Asyik. Ada yang ketemuan. Beginilah @steemian baru niat bisa diposting. Apalagi ada balutan kisah kenangan. Ditambah bumbu pertemuan. Bisa jadi tiga postingan.
Terima kasih telah menghibur. Tidak menyangka bakal bertemu artis/penyanyi. Semoga lagu-lagunya bisa sampai di Jalan Cikini I, No. 3, Kel. Cikini, Kec. Menteng, Jakarta Pusat.
Meunyo kaleuh teubit Album Apache 13 vol 4 tulong lon dibri haba, beh, duen 🙏😊
Sudah itu kami sama memilih lupa. Yang satu tidak berjanji, yang satu tidak berasa.
salut bgza @gulistan
Daleeeem kata-katanya yaaa
.suka! Upvote #judul lagu semalam 😂😂😂
sangat bermakna tu kata kata.saya suka