Tangisang Rindu Seorang Anak Kepada Sang Ibu

in #story6 years ago

Pada saat aku masih menjalani perkuliahan dan saat ini aku masih semester 3(tiga),aku selalu selalu merasakan kepahitan dalam menjalani hidup ini, tetesan air mata selalu membasahi pipi ini, dimana biasanya makan,minum ku selalu dihidangkan di meja makan, makan ku selalu teratur tepat waktu dengan masakan-masakan yang enak aku hanya tinggal makan saja, begitu juga hal nya dengan pakaian ku, pakaian sudah di cuci dengan bersih dan sudah di setrika dengan rapi aku hanya tinggal memakai nya saja.

Namun beda hal nya oada saat ini ku rasakan, hal yang begitu tiada kagi ku rasakan, sekarang aku jauh dari kampung halaman jauh dari keluarga, aku harus melakukan semua aktivitas ku sendiri,mulai dari hal kecil maupun besar, masak sendiri, nyuci sendiri, hak itu selalu ku jalani walaupun aku harus menangis,tapi aku harus tetap tegar karna ini awal mula dari kemandirian ku, walaupun masakan yang aku masak lain rasanya dengan masakan yang di rumah ada rasa asin dan asam hal itu sudah biasa bagi ku.yang mana biasanya aku tak pernah menyuci namun saat ini aku coba membiasakannya walaupun tak sebersih cucian ibu dan tak serapi seperti di setrika oleh ibu.

Susah senang selalu ku rasakan disini, mulai dari menahan lapar dan menahan betapa sedihnya tanpa ada uang, idomie dan telor ayam itu sudah menjadi makan pavorit ku, aku sudah terbiasa dengan makanan yang begitu, karna makanan itu tidak asing lagi bila terdengar di telinga ku, karna itu sudah menjadi makanan sehari-hari ku.

Aku selalu merasakan kepahitan dan tangisan, apalagi disaat akhir-akhir bulan mulai datang dan mennunggaknya kiriman bulanan ku, memaksakan orang tua untuk mengirim uang aku tak sanggup karna aku terlahir dari keluarga yang kurang mampu, namun aku tetap sabar dan terus menjalani perkuliahan ku, walaupun kepahitan ini terus ku rasakan.

Ibu, ayah maafkan aku yang sering berbohong kepada kalian,disaat engkau menanyakan kabar ku " nak apakah kamu sehat " aku selalu mengatakan bahwa aku sehat, padahal kenyataan nya aku dalam keadaan sakit karna aku tak mau melihat ayah dan ibu gelisah akan keadaan ku, saat engkau menanyakan " nak apakah kamu sudah makan"jawaban ku pasti menjawab sudah bu, padahal perut ini sakit dan merasa lapar, karna aku tak mau ayah dan ibu khawatir akan hidup ku.

Ibu.... Aku rindu akan belaian tangan mu, aku rindu kasih sayang mu, aku rindu dengan masakan-masakan mu, aku rindu pelukan mu, dan aku juga rindu nasihat dari mu ibu, aku bertahan disini karna aku ingin membuat kalian bahagia ,aku ingin melihat tangisan bahagia mu akan kesuksesan ku, ibu sholat ku selalu kuiringi dengan doa-doa untuk mu.

Ibu doakan aku disini yang sedang berjuang, berikan aku kekuatan agar aku bisa bertahan disini bertahan demi kesuksesan yang akan ku nampakkan untuk mu ibu, ibu aku akan membuat mu bahagia, tangisan air mata mu akan ku jadikan tangisan air mata bahagia dengan melihat gelar sarjana dan kesuksesan ku.

Sort:  

Congratulations @hendri97! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You received more than 100 upvotes. Your next target is to reach 250 upvotes.

Click here to view your Board of Honor
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!