Tentang Zenja, Kahlil Gibran, dan Ari Nur

in #story7 years ago

IMG20180310090314.jpg

Saya paling senang kalau ada yang bertanya siapa Zenja? Seiring makin seringnya saya membuat status dengan membubuhkan nama Zenja, pertanyaan itu makin sering saya terima. Jawaban saya? Sangat beragam, tergantung siapa yang bertanya hehehe. Kemudian ada yang mencoba menerka-nerka, hihihi, sungguh ini lebih menyenangkan lagi.

Fiksi adalah nafas saya. Sebelum menjadi bloger dan bekerja di media massa, hari-hari yang saya lalui nyaris habis untuk membuat cerita pendek, puisi, catatan-catatan di blog dan Facebook. Pernah coba-coba bikin novel dan selesai dua naskah, tapi dua-duanya entah di mana kini hehehe. Imajinasi saya kian terasah dengan seringnya saya membaca novel dan kumpulan cerpen.

Novel favorit saya adalah Diorama Sepasang Albana yang ditulis arsitek lulusan UGM Ari Nur Utamie. Ini novel bergenre romantis yang menceritakan tentang kehidupan sepasang arsitek bernama Ryan Fikri dan Rani Ar-Rayyan. Siapa pun yang pernah membaca novel ini saya yakin pasti akan mesem-mesem sendiri saking serunya (baca: romantis). Walaupun saya baca novel ini pada 2006 silam, sampai sekarang saya masih ingat garis besarnya. Warna sampulnya merah jambu. Novel-novel lain yang saya baca tak ada yang selekat Diorama Sepasang Albana di ingatan.

IMG20180310090255.jpg

Ari Nur Utami adalah novelis yang unik menurut saya. Ia tahu bagaimana menghidupkan tokoh-tokoh fiksinya hingga seolah-olah terkesan nyata. Di Facebook, ia membuat akun khusus untuk Ryan Fikri dan Rani Ar-Rayyan. Ia membiarkan penikmat novelnya 'menjalin komunikasi' dengan tokoh-tokoh rekaannya secara nyata. Saya tidak tahu apakah akun itu dikelola sendiri oleh Ari Nur, atau ada admin khusus, yang pasti ini membuat karya-karyanya selalu diingat dan dicari pembaca.

Bayang-bayang Kematian adalah cerpen pertama saya yang dimuat di media massa pada 2007 silam. Aceh Magazine selaku media yang menerbitkan cerpen itu memberikan saya honor Rp150 ribu ketika itu, jumlah yang tergolong besar di tahun itu. Cerpen-cerpen yang saya buat hampir semuanya bergenre satire dan bertemakan perempuan. Hal-hal yang berkaitan dengan dunia perempuan selalu berhasil menggelitik ruang batin saya. Kesetiaan mereka, cinta yang tulus, tekad yang kuat, selingkuh rasa, ambisi, kesedihan, harapan, hasrat, keterpurukan, kerja keras, tak pernah menemukan kata sudah untuk dieksplorasi.

Setelah berkenalan dengan Mas Ia, saya mulai mencoba membentuk karakter dari tokoh-tokoh yang saya ciptakan, khususnya karakter pria. Dari semua inisial yang pernah saya ciptakan, akhirnya saya memilih Z untuk karakter itu. Bermula dari 'Zal', 'Z', dan akhirnya 'Zenja' seolah mengakhiri pencarian itu. Selain di cerpen, saya juga menguatkan karakter itu di status-status media sosial saya. Bagi yang sudah lama berteman dengan saya, pasti paham betul 'watak' media sosial saya. Nyaris tiada status yang tidak beraroma sendu. Saya ingin ada sesuatu yang identik yang berkaitan dengan karya-karya yang saya ciptakan.

IMG20180310090241.jpg

Saya menikmati setiap proses kreatif yang saya lalui. Namun ada hal yang tak bisa dielak, yaitu ketika ada yang mengait-ngaitkan cerita-cerita yang saya tulis dengan kehidupan pribadi saya. Tak jarang saya 'menikmati' bagian ini hehehe. Ini melengkapi cerita saya sebagai penulis cerita fiksi. Hal yang sama juga dialami teman-teman saya yang sealiran sebutlah seperti @fardelynhacky. Beberapa hari lalu kami bahkan baru saja membincangkan hal ini. Banyak orang tak bisa menikmati cerita fiksi sebagai kisah fiksi yang utuh. Mereka tak puas sebelum bisa memastikan apakah itu kisah penulisnya atau bukan.

Saya terkesan pada kebijaksanaan Sapardi Dojo Damono dalam pengantarnya selaku penerjemah Sayap-Sayap Patah-nya Kahlil Gibran. Sapardi --sastrawan Indonesia dengan karya fenomenal Hujan Bulan Juni-- mengingatkan kita selaku pembaca, merujuk pada buku tersebut, meskipun dengan gaya bertutur si tokoh utama seolah menjelaskan bahwa kisah itu adalah pengalaman Gibran, namun harus dipertimbangkan bahwa itu merupakan salah satu teknik penulisan fiksi.

dan karenanya buku ini harus diterima sebagai cerita rekaan, meskipun bisa saja didasarkan pada orang yang benar-benar ada, yakni si penulis. Ini pada dasarnya tidak berbeda dengan kasus Yesus Anak Manusia.

Lalu, siapa Zenja?

Hm... izinkan saya mengedipkan sebelah mata untuk Anda.[]

Sort:  

hhmmmm, zenja yah 🤔🤔🤔

hi... ke mana saja jarang tampak di kawasan...

lagi masuk goa nih 😁😂😂

mau bertelur?

kog tau?

Postingan yang sangat informatif. Terimakasih @ihansunrise
Salam
@iskandarawe

terimakasih Pak @iskandarawe sudah berkunjung, salam kenal :-)

Zenja.zingga

zenja.zingga heheheheh :-D

Gagasan yang sempurna bg @ihansunrise.

trims Fajri :-)

Apa kabar, Zenja? Sampaikan salamku pada @ihansunrise :)

salam kembali katanya

Iiiiiih kak Aini juga sukaaa Ari Nur! Sudah baca Sketsa dan Rumah Hujan? Kakak punya keduanya. Entahlah masih ada di rak buku.

Oiya, akun FB itu bukan dikolela Ari Nur tapi itu dibuat para fans. Kakak ada berteman dengan Ari Nur di FB. Dia jarang update juga kemarin tu, entah kalau belakangan ini, ya. Kakak udah lama juga kudet kalau linimasa FB. Hehe

Ainiii... pinjamlaaaaah buku Ari Nur itu. Aku belum pernah baca eee. :v

bacalahhhh kuyakin kamu akan termehek-mehek wkwkwkwk

Okeeee, nanti aini kasih ke Ihan kalau sudah kembali ke tangan Aini dan sila Iham lanjutkan ke kak Eqi ya.

Tahukah Ihan siapa yang memuat cerpenmu pertama kali di Aceh Magazine. Mungkin majalah itu masih ada sama dia, keren itu kalau didapat kembali dan dipajang. Sukses ...

Seingat Ihan waktu itu kirim cerpennya ke Bang Murizal Hamzah.... sama Ihan juga ada majalahnya, tapi kondisinya sudah nggak bagus lagi karena lembab terkena banjir....

Sudah kuduga, itu hanya khayal. Heheheh
Yel dulu juga punya sosok seperti Zenja, tapi namanya 'R' sampai punya kalung berinisial R. Sempat menjadi pertanyaan teman2 juga. Akhirnya, sosok R menghilang, setelah digantikan dengan sosok @says24 secara nyata 😁

Hehe...😂😂

Zenja. Yeeeeeaaacchhhh......

Cerita proses kreatif yg menarik dan inspiratif. Lanjut....

trims, Pak.

Foto bunganya keren. Siapa ya.... Senja siapakah dirimu? He he he

Itu bunga di Taman Sari, Kak Ana. Sabtu pagi aku abis gowes mampir di sana hehehe

Sosok zenja yang romantis dan misterius...

hahahahhaha...... betul betul....

Zenja adalah zunset!

lalu dia menjelma menjadi korset, dan kupakai setiap hari wkwkkwkwkw

Setelah membaca sampai akhir, pertanyaannya:

Kemana lenyapnya dua novel yang ditulis dulu?

hahahahha....

"Sayap-sayap patah"... Kahlil Gibran...buku lama favorit kk 😢😢😢😢kado ulang tahunku from Ayah...

Ihan baru beli, Kak. Baru baca bagian 1 heheheh

zenja,.. dirimu membuat orang penasaran,. sipakah dirimu,.keluarlah,..hehehhe

Semakin membuat saya semakin suka dengan permainan ini, lanjuuuuuut...izinkan membalas kedipannya hahhahah, kami juga pecinta gila Diorama Sepasang Albanna

Yang jelas, ada 'n' di tengah Zenja...

Zenja adalaaaahhh... Jreng jreng jreng...