Mantan Presiden Finlandia, Marti Artisaari meraih hadiah nobel perdamaian setelah berhasil mendamaikan konfik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia. Namun, bagaimana ceritanya awal kisah keterlibatan Martti Artisaari dalam penyelesiaan konflik Aceh.
Saya beruntung mendapat cerita ini dari Juha Christensen dalam suatu wawancara di kantor PACTA, Juli 2013 silam. Ia mengungkapkan, ketika Farid Husain untusan Jusuf Kala (JK) gagal bertemu dengan pimpinan GAM di Swedia. Juha tidak mau Farid hilang muka. Ia menyusun rencana B, mempertemukannya dengan Martti Artisaari.
“Meski belum pernah bertemu Artisaari, tapi saya sudah pernah berkomunikasi dengannya melalui telepon. Karena jauh-jauh hari saya sudah merencanakan agar Artisaari jadi mediator dalam konflik Aceh,” ungkap Juha.
Mantan Presiden Findlandia Martti Artisaari mediator konflik Aceh sumber
Juha dan Farid kemudian ambil tiket dan kembali ke Finlandia. Farid ia pertemukan dengan Artisaari di apartemannya Artisaari. Di sana Farid berfoto dengan Artisaari. “Jadi ketika dia (Farid) kembali ke Indonesia tidak hilang muka, minimal dia bisa bilang ke pemerintah bahwa meski tidak jumpa dengan pimpinan GAM dia berhasil jumpa dengan Martti Ahtisaari, mantan presiden Finlandia,” lanjut Juha.
Tiga minggu kemudian, Jusuf Kala (JK) telepon Juha dan meminta untuk disampaikan pesannya kepada pimpinan GAM di Swedia. JK bilang sampaikan kepada GAM bahwa Indonesia sanggup berperang seribu tahun, tapi kita (Indonesia) ingin dialog.
Pertengahan Maret Juha ambil cuti dari kantor selama satu minggu dan berangkat ke Jakarta untuk menjumpai JK di kantor Menko Kesra. Ia bicara dengan JK di sana selama 3,5 jam soal langkah-langkah dan segala kemungkinan untuk membuka kembali jalan dialog dengan GAM terkait konflik Aceh.
Setelah pertemuan dengan JK itu Juha kembali ke Finlandia dan menyampaikan soal pertemuan dengan Jusuf Kala kepada pimpinan GAM di Swedia. JK kemudian mundur dari Menko Kesra, maju sebagai Cawapres dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Capres. SBY kemudian juga mundur dari Menkopolkam. Pada 10 Mei 2004 pasangan SBY-JK dideklarasikan.
Juha selalu mencermati segala perkembangan dan perubahan politik di Indonesia, hasilnya ia sampaikan kepada Perdana Menteri GAM, Malik Mahmud. Ia menghabiskan waktu dua sampai tiga jam untuk mendiskusikan politik internasional. Tapi ketika Juha mengatakan SBY dan JK mencalonkan diri jadi presiden dan kemungkinan akan menang. Malik Mahmud tidak gembira, karena melihat pengalaman keterlibatan SBY di CoHA yang sudah gagal.
Juha Christensen, Martti Artisaari, Jusuf Kala dan Farid Husain dalam busan pakaian adat Aceh. sumber
5 Juli Pilpres putaran pertama. Kemudian putaran kedua 20 September 2004 pasangan SBY-JK menang. 21 Oktober kabinet SBY-JK dilantik. Muncul nama Hamid Awaluddin sebagai Menkumham. Hamid kemudian ke rumah Juha pada Juni 2004.
Dalam bulan Februari Juha sudah dalam tim Martti Ahtisaari. Dua Desember 2004 ia bersama istri dan anak bungsunya ke Indonesia. Saat itu ia mulai membangun jalan untuk perundingan Helsinki. “Sebelum ke Indonesia saya sudah mengatakan niat saya itu kepada pimpinan GAM di Swedia,” jelas Juha.
Saat di Indonesia Juha katakan kepada JK ingin menjumpai negosiator GAM yang ditahan di LP Sukamiskin. JK telepon Hamid Awaluddin memberitahukan bahwa Juha akan ke Bandung untuk tujuan tersebut. Hamid kemudian menghubungi Kepala Lapas Sukamiskin dan memberitahu kedatangan Juha. Jam setengah delapan pagi Juha sudah berada di depan LP Sukamiskin.
Juha ke sana untuk menjumpai para negosiator GAM yang ditahan, yakni Amni Bin Ahmad Marzuki, Teungku Muhammad Usman Lampoh Awe, dan Teuku Kamaruzzaman. Juha harus menunggu selama dua jam, karena mereka harus mandi dulu dan mempersiapkan diri. Satu negosiator lainnya di Cipinang yakni Nasruddin Bin Ahmed. Juha merekam semua pertemuan dengan juru runding GAM itu dan didokumentasikan.
Dua jam bersama juru runding GAM itu, Juha merekam pesan-pesan mereka kepada Malik dan Zaini. Meski Juha kurang mengerti bahasa Aceh, tapi pembicaraan dan pesan negosiator GAM yang ia rekam untuk Zaini dan Malik itu sedikitnya ia pahami bahwa perang di Aceh sangat menguras tenaga dan biaya, apalagi korban nyawa. Tgk Usman Lampoh Awe bilang “Di hutan sudah capek.”
Juha Christensen saat wawancara di kantor PACTA [foto: dok pribadi]
Tanggal 16 Desember Juha ke Makasar, 17,18,19 di Singapura. Dari Singapura ia menghubungi juru bicara GAM Bakhtiar Abdullah untuk memberitahukan tentang pertemuannya dengan para juru runding GAM dalam penjara Sukamiskin. Bakhtiar kemudian menyampaikannya kepada Zaini dan Malik.
Tanggal 22 Desember Juha menjumpai Ahtisaari melaporkan kondisi bahwa dari penjajakan yang sudah dilalukuannya, sudah ada lampu hijau bahwa GAM dan RI akan bisa kembali dibawa ke meja perundingan.
Juha ingin agar Ahtisaari menjadi mediator perundingan tersebut. Tapi Ahtisaari belum setuju, ia minta waktu satu malam untuk berpikir. 23 Desember Ahtisaari menghubungi Juha dan menyatakan kesediaannya, ia sudah siap dengan syarat harus ada komitmen tertulis hitam di atas putih dari kedua pihak.
“Lalu saya meminta hal itu kepada pihak RI dan GAM. Di pihak RI responnya begitu cepat, JK selaku wakil presiden langsung buat surat dan difax ke kantor saya. JK menyatakan komitmen RI menerima Ahtisaari. Surat itu dibuat begitu cepat, saya menduga itu tanpa sepengetahuan Presiden SBY,” ungkap Juha.
Pada hari yang sama Juha juga minta komitmen tertulis dari pihak GAM soal Ahtisaari. Tapi karena struktur GAM sangat rapi dan mereka tidak mengambil keputusan gegabah, segala sesuatu harus diputuskan bersama, agar tidak ada yang membelot.
"Tanggal 24 Desember saya mengirim fax kepada pimpinan GAM untuk dialog dengan RI. Saya fax dari kantor saya untuk 'melindungi' Ahtisaari agar tidak adanya skandal, karena Ahtisaari merupakan mantan presiden. Saat itu Malik menyatakan sudah OK untuk melanjutkan dialog," kenang Juha.
Penandatanganan MoU perdamaian antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Findlandia sumber
Ceritanya mengalir dan menarik. Perjalanan perdamaian yang menegangkan.
Ya adoe @furqanzedef ini hanya sepenggal fragmen dari ribuan fragmen jalan panjang menuju perdamaian Aceh.
Membuka kitab lama. Kita hanya tahu MoU tanpa mengetahui prosea negosiasi sebelumnya. Tulisan ini sedikit banyak ikut mengungkap peliknya negosiasi pada saat itu aduen @isnorman
Detilnya tentu lebih pelik Brader @lamkote kita berharap para pelaku perdamaian Aceh bisa menulis setiap upaya yang mereka lakukan dalam mendamaikan Aceh, sehingga generasi Aceh masa hadapan paham tentang sejarah bangsanya.
Akan lebih menarik memang bila ada versi lengkap dari berbagai pihak yg kompeten, jangan dari versi Juha saja aduen
sip. Ini salah satu bagian dari isi buku saya "Damai Aceh Resolusi Konflik Model Indonesia" Juha berada pada bagian perekat CMI setelah HDC gagal.