Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh...
Kembali lagi saya mencoba menulis hasil Perspektif pikiran yang menjadi daya tarik untuk di ankat dalam sebuah tulisan sederhana, yang sangat meresahkan kita sebagai regenerasi muda yang seharusnya menjaga budaya dan tradisi leluhur.
Hari ini penulis akan mebahas Nayu Alas (menganyam tikar) yang semakin hari semakin langka dilihat, ini menjadi keresahan tersendiri bagi kita selaku anak asli keturunan suku Gayo.
Sumber:Lintas Gayo
Tumbuhan Rawa yang di Gayo disebut Kertan adalah bahan utama yang digunakan dalam proses pembuat tikar Gayo ini. Sebelum dianyam menjadi Alas Kertan, biasanya tumbuhan Kertan setelah di ambil, langsung di jemur untuk menghilangkan kadar air dalam tumbuhan kertan ini. Di mana cara menjemurKertan ini memudahkan saat dibentuk. Biasa sebelum di nayu kertan terlebihdahulu dipipihkan menggunakan tumbukan yang dalam bahahasa Gayo disebut tutu.
Sebagai regenerasi muda seharus nya kita melestarikan dan menjaga budaya menganyam alas kertan suku Gayo ini, agar generasi muda dimasa depan tau suku ini memiliki budaya yang luar biasa baik hasil kerajinan tanggan,dan penigalan budaya lainya.
Mantap. Kembali menggali produk budaya tradisi dengan tulisan ringan dan menarik.
https://steemit.com/photography/@winansar/senja-ditelan-kelam-cb929b0cc0a37
Alhdullilah mohon kritakan dan sarannya, agar menghasilakan tulisan yg lebih menarik dan layak untuk dibaca
Menarik tapi agak janggal dibaca karena terlalu sedikit kata-katanya. Klo lebih di perbanyak lagi pasti lebih seru.
Tapi sudah baik untuk pemula seperti abang. Semangat berkreasi.......
Trimakasih dc atas saranya,
bagus ini. di tempatku udah gak ada yang make tikar anyaman lagi karena sudah digantikan dengan alas karpet atau sebatas karpet plastik. rasanya kental akan budaya indonesia banget gitu kalau make tikar jenis ini, good to see this :)
Trimakasih, iya betul, karna anyaman tikar tradisional memiliki filosopi buat acara adat