Malam itu hujan turun amat sangat deras mengguyur kota ku, suara-suara rintik hujan yang membentur atap seng rumahku menimbulkan kebisingan yang hebat. Kebisingan itu sangat menggangguku yang kebetulan sedang membaca sebuah buku puisi pemberian teman baikku. Saat sedang fokus pada halaman ke-20 tiba-tiba saja dari balik pintu kamarku terdengar suara teriakan namun tenggelam dengan bisingan hujan. "Gam, kamu tidak makan?" ternyata itu suara ibu, kemudian aku menjawab dengan suara yang agak lumayan keras untuk menembus kebisingan hujan yang semakin deras saja, "Iya bu, sebentar lagi Agam nyusul".
Setelah selesai membaca hingga halaman ke-25, ku letakkan buku itu diatas meja dan bergegas menuju ke arah ruang keluarga yang juga tempat aku dan keluarga menghabiskan waktu bersama. Sesampainya di ruang keluarga kulihat Ayah Ibu dan adikku sedang menyantap makan malam mereka, aku pun tidak tinggal diam. Langsung saja makanan yang sudah tersaji didepan mata ku bereskan ditambah cuaca yang lumayan dingin malam itu. "Hujan semakin deras saja, tidak ada tanda-tanda berhenti" ayah memulai pembicaraan. "Memang kenapa yah? bukankah hujan rahmat untuk kita" adikku menyambung pembicaraan ayahku, dan aku masih terus melahap makananku tanpa peduli dengan hujan. "Iya ayah tau nak, jika hujannya tidak kunjung reda ayah khawatir rumah kita akan kebanjiran" ayah menjawab. "bagaimana bisa kebanjiran, rumah kita kan tinggi dari jalan yah", sela adikku yang mulutnya masih mengunyah makanan. "mungkin saja..." belum selesai ayah menjawab tiba-tiba gelasku yang berisi air terjatuh dari atas meja makan dan pecah. "Traaannggg. . . " suara kaca yang berbenturan keras itu terdengar seakan memecah kebisingan hujan dimalam hari, airnya bertumpahan disekitar meja makan dan mengenai kakiku. Airnya yang dingin membuatku seakan terkejut dan terjaga "Huft, ternyata cuma mimpi" kataku dalam hati setelah terbangun dari tempat tidurku.
Aku duduk termenung setelah mendengar hujan yang seakan persis sama dalam mimpiku, aku mulai berfikir ada gerangan apa ini. Tersadar dari lamunan aku mendengar suara dari balik pintu kamarku yang seakan persis sama seperti mimpiku, kali ini aku yakin ini bukan ibu. "Gam, Gam, Gam..." semakin keras suara itu terdengar, "Tolong saya Gam" kata-kata itu seakan menarikku untuk membuka pintu. Kemudian aku memberanikan diri untuk mendekati pintu, ku letakkan tanganku pada gagang pintu "satu, dua, tiga" dalam hati aku berhitung kemudian ku buka pintunya dan ternyata...
THE END
Cerita yang menarik, saya sangat menyukainya...
Good job @mastom, anda luar biasa . . .
Terima kasih @burmawitri88 , saya masih pemula dalam kepenulisan. Belum bagus kali.
Congratulations @mastom! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP