Apa itu cinta? Jangan tanyakan padaku, karena aku pun buta mengenainya.
Apakah dia energi metafisik yang tak kasatmata? Energi besar yang mampu membuat dunia berputar teratur pada porosnya.
Ataukah hanya remahan remeh sisa makanan binatang tak berotak? Tersisih lalu dilupakan begitu saja di lantai kotor penuh jelaga.
Haruskah aku mencari ke pelosok dunia? Tempat kuil dewa-dewi berdiri megah di Gujarat. Mungkin berbelok ke Genova untuk memasuki altar Tuhan penebus dosa. Berakhirkah pencarianku di tanah Aqsha, jika akhirnya aku bersujud di aula suci Sang Maha Pengasih?
Pasti, tiada di dunia ini! Kecuali mati, yang sendirinya tidak tahu kapan kan datang bertandang!
Lalu mungkinkah cinta hanya bualan? Permainan ilusi dari pikiran tandus berisi materialisasi fana. Memainkan tubuh yang sengsara mencari pemuasan, untuk akhirnya gugur disantap belatung menjijikan!
Lalu cinta apa?
Cinta! Cinta!! Cinta... Cin .. ta...
Bersabdalah cinta! Dengan syair lembut penenteram kalbu. Menggunakan dendang kasih pengisi hati. Untuk insan sendiri tak tahu diri.
Sendiri. Cinta berkata sendiri di kediamannya dalam relung hati. Bukan kutbah panjang tiada inti. Hanya kalimat singkat bermakna penuh isi.
"Berhentilah mencari. Diam dalam hening, lalu menoleh lah ke dalam diri. Aku di sini untuk kau mengerti, bukan dipelajari. Aku cintamu, yang diciptakan Tuhan untuk menuntunmu."
Re-Kun
Bandar Lampung, Mei
Tulisan ini pernah diposting di sini