Saat kamu membaca cerita kami menuju puncak Burni Telong di Part II kamu mungkin sedikit bertanya - tanya, ada apa dengan salah satu anggota tim kami, sebenarnya bang Rizki itu tidak kurus dia memiliki berat badan yang lebih dari bang Hatta apalagi dari bang Irwan dan aku sepakat kalau dia bang Rizki dikatakan gemuk.
Seperti yang aku ceritakan dalam Burni Telong Part II , anggota dari tim kami bang Rizki Sitompul sempat aku bayangkan dia tidak bersemangat untuk mengawali langkah menuju puncak yang dinginya itu membuat kami di sarankan mengenakan pakaiyan yang agak tebal dan membuat kami menghidupkan penghangat sembari memasak air.
"Bang Rizki kemana bang"? aku bertanya kepada bang Azmi, karena aku tidak melihat bang Rizki bersama kami.
"Sudah duluan dia" jawab bang Azmi singkat
"Ohh, ya sudah bang, ayo.
Di perjalanan aku tidak melihat lagi bang Rizki karena aku pikir dia sudah memang jauh di depan, melewati kebun kopi yang buahnya tidak begitu banyak, jangan tanya kenapa buah kopi yang biasanya sangat banyak itu sekarang tidak lagi, mungkin kamu akan mendapat jawaban "aku tidak tau", karena memang benar-benar aku tidak tau.
Aku melihat bang Naufal membawa tas besar yang hampir sama dengan badanya, dia tidak ngeluh membawa tas itu, memang isinya agak berat saat aku angkat, aku minta biar aku saja yang bawa tas itu, dan aku bilang nanti gantian.
Dia sepakat dengan ikat janji antara kami, kemudian aku membawa tas itu, sebelumnya kami juga di tangisi oleh hari Hujan, mungkin karena dia haru melihat beberapa pendaki memang baru pertama kesana, hal itu membuat aku semakin bersemangat melangkahkan kaki menuju pintu rimba.
"Di dalam tas itu ada mantel bang" Saat aku menoleh ke bang Naufal
Kemudian tampa menunggu jawaban dari nya aku bang Irwan dan bang Hatta berjalan di dulu, di ujung Paping Blok aku melihat adik-adik dari SMA Bandar sedang melindungi diri dari hujan di bawah tenda tampa kayu, mereka mengenakan celana olah raga SMA nya makanya aku tau dia SMA, selain itu juga aku menanyakan kepada mereka untuk mendegar jawaban pasti.
"Entah morom-morom" Aku menggunakan bahasa daerah Gayo, artinya "ayok bareng".
"Kami nampi pong len bang" mereka menjawab tanya ku, artinya kami nunggu kawan
Kemudian pamit ke mereka kami melanjutkan perjalanan, dan kamu tau sudah sejauh itu aku belum melihat bang Rizki, aku hanya berpikiran dia sudah memang sangat jauh di depan.
Beberapa meter lagi Pintu Rimba bang Irwan mengajak aku dan bang Hatta untuk istirahat sejenak, menunggu bang Naufal dan bang Azmi, sembari menunggu mereka kemudian aku sempat mengklarifikasi kepada mereka bahwa tadi pagi aku sempat jalan-jalan dulu di kota Takengon, bang Irwan dan bang Hatta kelihatan biasa aja.
Beberapa menit setelahnya muncul bang Azmi dan bang Naufal. dan aku di buat ketawa lagi oleh lelaki dari Kota Padang ini, ya meski ketawa agak sedikit kaget dan setengah percaya.
"Aku nunggu si tumpul tadi, makanya agak lamaan, kasian aku liatnya", katanya sembari meminta air.
"Kirain dia udah duluan, tadi enggak ada ku liat dia bang", jawabku sembari tersenyum
"Pas kalian lewat dia istirahat di bawah pohon kopi, makanya enggak lihat" Jawab bang naufal.
Tak lama dari itu kemudian tim dari pendaki lain lewat, aku melihat mereka membawa banyak sekali barang, selain air dan kayu bakar, buah Nanas dan gitar juga di bawa sama mereka.
"Wah keren ini" gumam ku
"Kalau aktivis kritis kenapa ini tidak di minta ke pemerintah untuk di buat jalan menuju puncak" Begitu sampek bang Rizki memecah suasana lelah kami.
"Hahahah" kami semua tertawa
"Di atas ada Alfamart dan Hotel" jawab bang Hatta, yang tak kalah lucu dengan apa yang di katakan bang Rizki.
Aku sangat paham betul bagaimana semangat yang di miliki oleh kawan-kawan ku ini untuk melirik keindahan alam Bener Meriah yang memang sangat rugi untuk kamu tidak menapakan kaki ke atas puncaknya,
Yang akan aku jelaskan pada cerita berikutnya.
21 Februari 2017
Aku sendiri yang ngalamin dibikin penasaran dibuatnya hahahahahaha fak.
Memang pandai kali bikin setengah2 ya, detail pulak haha
Hahaha.
Rugi memang kalau tak di tuliskan cerita keren ini bang 😀😀
very nice...i have upvote your post brother @sadramunawar.
Thank brother, 😊
Ini cerita yang bagus dan sangat menarik apalagi tentang burni telong yang sangat indah dan menantang... trimakasih telah berbagi
Salam...silahkan kunjungi
@iskandarawe
Sama - sama abngda, terima kasih juga telah menyempatkan diri untuk berkunjung ke blog sadra bng
Serasa membaca novel, kerenn.
Terima kasih kanda, ini akan di buku kak rencananya bang 😊
Mantap, wahhhh,,, kalau betul kesampaian dibukukan betul2 luar bisa, semangat terus
Pasti abngda, 😊
Yakin Usaha Sampai
Bila dengar burni telong saya ingat dengan edelwisnya. Kami dulu sering mendaki kemari, bahkan pada tahun 2000 kami sempat berlebaran haji di puncak burni selama tiga hari. Semoga alam dan ekosistem burni tetap terjaga sepanjang masa.
Edelwisnya masih bagus dan berkembang dengan baik bang, meski masi ada tangan-tangan nakal yang melukai hati jika kita lihat perbuatannya 😊,
Keren tulisan saudara @sadramunawar
Terima kasih brother, senang sekali rasanya rekan menyempatkan diri untuk membacanya
Mantap bang.. Saya pengin main main ke tempat itu..
Segera sisakan waktu untuk liburan bang 😊😊
Selalu penasaran sama next episodenya ini, memang lah bg sadra mampu x
Keren bg lnjut critnya ya 😊
Hehe
Terima kasih, pasti dilanjutkan ceritanya 😊