Suara tawaku menggelegar menahan rasa sakit di perut. Menggoyang seluruh persendian tubuhku, sampai airmataku menetes.
Bagian 2
"Baiklah. Yang pertama jika kau menyesal, tinggalkan..", aku menarik nafas sejenak. Kemudian melanjutkan dengan senyum tertulus aku mampu, "Kedua, jangan kau memuja laki-laki lain dihadapanku. Jika menurutmu aku tidak layak, maka tinggalkan... Ketiga, jika menurutmu aku adalah penggosip. Berapa banyak perempuan dan laki yang mengenalmu, tidak mengenalku, mengetahui cerita yang aku tidak ketahui. Cerita tentangku. Perlu aku sebutkan nama?". Matahari terasa menyengat, tapi aku terbiasa dengan rasa panas.
"Jangan kau bermain seolah-olah korban. 'Play a victim'... Basi. Jika kau mau mencari perhatian mereka yang jauh lebih hebat dariku, tidak perlu menjual diriku...," tutupku bergegas menjauh.
Beberapa langkah, aku membalikkan badan dan menatapnya tajam dan kembali menegaskan, "Permintaanmu sudah aku penuhi. Jangan lagi kau tuding aku. Sudah cukup. Jika kau beragama seperti yang kau umbar, kau tahu batasan untuk dirimu...", Dan kembali berjalan menjauh.
Bayangan pepohonan melambai dan teriakan anak-anak bermain pasir membawaku ke arah mereka.
Aku sudah tidak perduli apapun lagi. Hanya ombak, pepohonan dan anak-anak yang bermain mengisi tatapanku.
**Bersambung Bagian 3: Part I. PERGI **
I like your post, I think simple and good. Please help me, I just joined in steemit ..
You got a 12.00% upvote from @minnowvotes courtesy of @sukro!