Katanya Sumpah Pemuda, yang didekler pada 28 Oktober 1928 di Batavia, Jakarta sekarang.
Dulu, sama-sama berair mata dengan bersumpah setia menyatakan bertanah air satu. Tapi sekarang ketika sudah bermata air, sudah sama-sama lupa akan janji dahulu.
Dulu bersumpah dengan menyatakan berbangsa satu, tapi ketika satu bangsa kecil yang berada di ujung barat pulau Sumatra yang dikata bagian dari 'bangsa yang satu' itu, telah dicabik-cabik, dilecehkan dan dipraktekkan genosid.
Dan dulu, berjanji dengan bersama bersumpah setia berbahasa satu, tapi kami justru tak paham dengan arti bahasa-Mu wahai penguasa negeri atas semua janji yang telah diucap, yang telah menyepakati sebuah kesepakatan kata sepaham, tanpa terpenuhi hasil apapun.
Moment Sumpah Pemuda adalah bukan ajang memamerkan bahwa kita adalah bangsa yang kuat, menjunjung tinggi persatuan, mengedepankan musyawarah. Tapi Dr. Hasan Muhammad Di Tiro, barisan pemuda pengibar 'sang saka Merah Putih' yang pertama kali di ujung barat pulau Sumatra itu pada awal Kemerdekaan, berhasil mematahkan itu semua. Bahwa Kemerdekaan hanyalah milik mereka, bukan milik kita.
Moment, ketika ber-Sumpah Pemuda, di Auditorium Ali Hasjmi saat penyambutan mahasiswa baru.
Baste aticlse
Thanks