*Catatan Dari Tarim: Habib Salim Assyathiri Dalam Kenangan
Jika di dunia ini ada segelintir orang yang begitu haus akan ilmu hingga akhir hayatnya maka Habib Salim adalah salah satu diantaranya. Julukan "Rajanya Ulama" yang disematkan kepada beliau bukanlah julukan yang mengada-ngada.
Pernah ada seorang pelajar Tarim asal Prancis membawa kaset rekaman pengajian Habib Salim ke negaranya. Dalam rekaman itu Habib Salim menjelaskan tentang perang Badar selama 4 jam! Itu "Matan"-nya aja belum termasuk syarahnya! Ketika ia tunjukkan rekaman itu pada salah satu ulama Prancis, ulama itu begitu takjub lantas mengatakan:
"Pasti beliau menyampaikan semua ini dengan bantuan kitab!"
"Tidak.. Apa yang beliau sampaikan murni dari hafalannya. Ia tak memakai kitab.." Jawab pelajar tadi.
"Tidak mungkin.. Bagaimana bisa dia menghafal maklumat sebanyak itu dengan menyebutkan referensi dari puluhan kitab?" Ulama Prancis itu masih tak percaya.
Akhirnya pelajar itu menunjukkan video pengajian Habib Salim, dan betapa terkejutnya Ulama itu setelah ia benar-benar melihat Habib Salim hanya duduk diatas kursi tampa kitab apapun dan mulai menjelaskan sejarah perang Badar selama 4 jam! Ulama Prancis itu hanya bisa tercengang dan berkata :
"Aku tak yakin di zaman ini ada yang lebih alim dari beliau!"
Habib Salim memang terkenal dengan ingatan "Super" yang beliau miliki. Padahal dulu ketika masih kecil beliau juga sering lupa ketika menghafal sesuatu. Hingga suatu hari ketika beliau belajar di Mekkah, saat itu pintu Ka'bah terbuka karena Ka'bah sedang diperbaiki. Beliau masuk ke dalam Ka'bah dan mulai membaca Yasin 41x dengan niat agar Allah memberikan ia ingatan yang kuat. Sejak saat itu ia tak pernah lupa ketika menghafal suatu maklumat.
Pernah ada seorang tamu yang berkunjung ke perpustakaan pribadi Habib Salim. Perpustakaan yang dipenuhi puluhan ribu kitab itu, bisa jadi adalah salah satu yang terbesar di Yaman. Karena takjub akan banyaknya kitab di Perpustakaan itu, ia bertanya pada Habib Salim :
"Habib.. semua kitab ini sudah antum baca ?"
Beliau menjawab :
"Pertanyaanmu salah.. seharusnya kau bertanya apakah semua kitab ini sudah aku hafal?"
Beliau juga dikenal sebagai sosok yang tak pernah berhenti membaca. Beliau memiliki jadwal "wajib" membaca 5 menit sebelum tidur dan juga 5 menit ketika beliau istirahat sejenak di tikungan tangga menuju lantai atas rumahnya. Dengan cara itu beliau sudah berhasil menghatamkan puluhan kitab!
Selama berobat di Jordania beliau tak mau waktunya di rumah sakit terbuang sia-sia. Beliau minta Syaikh Aun Alqudumi menemaninya dan membacakan kitab di samping beliau selama 6 jam tanpa henti!
Beliau juga terkenal sebagai sosok yang tak pernah lelah menulis. Buku catatan beliau saja selama menuntut ilmu berhasil menjadi kitab-kitab 20 Fan dalam bentuk puluhan jilid! Catatan-catatan itu sekarang dicetak dengan nama "Assafiinah Assyatiriyah" atau "Alfawaid Assyatiriyah". Ketika beliau tunjukkan buku catatan itu kepada sang guru Sayyid Alwi Bin Abbas Al-maliki, Sayyid Alwi terkagum-kagum dan berkata : "Tak ada seorang yang mengambil ilmu dariku melebihi dirimu."
Di sampul salah satu buku catatan itu beliau tuliskan dua buah bait :
"كتبت و أيقنت يوم كتابتي * بأن يدي تفنى و يبقى كتابها
و أعلم أن الله سائلها غدا * فياليت شعري مايكون جوابها
"Aku menulis.. dan ketika itu aku meyakini bahwa tanganku akan sirna sedangkan tulisan-nya akan tetap abadi. Aku juga tahu bahwa kelak Allah akan menanyaiku akan tulisan itu, duh entah bagaimana kelak aku akan menjawabnya."
Bagi kami Pelajar-Pelajar yang ada di Tarim, beliau adalah sosok yang tak kenal bosan dan lelah dalam menyampaikan ilmu. Dalam acara Maulid di Ribat Tarim dan Acara Maulid Masjid Jami' di bulan Rajab, beliau bisa sampai berjam-jam menyampaikan ceramah. Pelajar "payah" seperti diriku hanya bisa mendengar separuh dari ceramah beliau, sisanya "hilang" dalam alam mimpi.. hehe..
Toh padahal ketika kesehatan beliau mulai menurun, para dokter sudah melarang beliau agar tidak berceramah lebih dari 15 menit dalam sehari.
Intinya.. dalam belajar, membaca, mengajar, berdakwah, membagi waktu, beliau adalah "Ayatullah Fil Ardh". Tanda kekuasaan Allah di muka bumi ini.. dan dengan wafatnya beliau sehari yang lalu, aku hanya bisa meratap dan berharap. Berharap hari-hari indah ketika beliau masih di Tarim bisa direplay kembali. Berharap bisa menggali banyak ilmu lagi dari beliau, mendengarkan maklumat-maklumat hebat dari beliau yang tak pernah aku dengar sebelumnya dari siapapun dan tak pernah aku temukan di kitab manapun yang pernah aku baca.
Dan yang juga aku sesali.. aku belum pernah foto bersama beliau, padahal beliau paling "welcome" kalo diajak foto bareng. Konon beliau pernah berkata dengan nada bercanda:
"Sabda Nabi Saw ada dua orang yang gak pernah puas.. orang yang mencari llmu dan orang yang mencari Harta.. ada satu lagi.. orang-orang Indonesia gak pernah puas dari foto-foto" :-)
Saat catatan ini ditulis, masjid-masjid Tarim masih sibuk menggaungkan kabar wafat beliau :
"Assayyid Assyarif Al Habib Al Allamah Salim Bin Abdullah Bin Umar Assyatiri wafat di Jeddah. Takziyah akan diadakan hari ini setelah Ashar di rumah keluarganya di Khailah"
Sekali lagi.. Allah yarhamak Ya Habiib Wa Yuqoddis sirrak. Tak cukup kiranya ratusan tulisan untuk mengenang indahnya sosokmu..😞
- Tarim - Hadhramaut- Yaman. 18 Februari
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://wabillahi.blogspot.com/2018/03/catatan-dari-tarim-habib-salim.html
thank you, and follback 😊