وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أَحَبَّ صَلاَةِ المَرْأَةِ إِلَى اللهِ فِيْ أَشَدِّ مَكَانٍ فِيْ بَيْتِهَا ظُلْمَةً. وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الْمَرْأَةَ تَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهَا وَمَا بِهَا بَأْسٌ) الواو للحال أي والحال ليس بها ضرر (فَيَسْتَشْرِفُهَا الشَيْطَانُ) أي يرفع بصره إليعا ليغويها (فَيَقُوْلُ) أي الشيطان (لاَ تَمُرِّيْنَ عَلَى أَحَدٍ إِلاَّ أَعْجَبْتِهِ. وَإِنَّ الْمَرْأَةَ لَتَلْبَسُ ثِيَابَهَا، فَيَقُوْلُ أَهْلُهَا أَيْنَ تُرِيْدِيْنَ ؟، فَتَقُوْلُ) أي المرأة (أَعُوْدُ مَرِيْضًا أَوْ أَشْهَدُ جَنَازَةً أَوْ أُصَلِّي فِيْ المَسْجِدِ. وَمَا عَبَدَتْ امْرَأَةٌ رَبَّهَا مِثْلَ أَنْ تَعْبُدَهُ فِيْ بَيْتِهَا) أي محل إقامتها.
Rasulullah SAW bersabda : Shalat seorang isteri yang lebih disukai Allah adalah shalat yang dilaksanakan diruang gelap dalam rumahnya. (Bukan gelap tanpa cahaya, namun tidak diketahui orang lain. La'allas shawaab).
Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya ketika seorang isteri keluar rumahnya tanpa ada mudharat,maka syetan membujuknya (supaya ia melakukan dosa) dengan mengatakan pada isteri tersebut : Tidaklah engkau berjalan melewati seseorang kecuali ia merasa kagum padamu, kemudian isteri itu mengenakan pakaiannya (bahkan yang terbaik yang ia punya),
Maka bertanya Ahli / keluarganya: "Kemanakah engkau akan pergi?"
Isteri tsb menjawab : "Aku akan menjengguk orang yang sakit" atau "Aku akan melayat jenazah" atau "Aku akan melaksanakan shalat di mesjid" .
(Demikianlah syetan merayu dan membujuknya sehingga ia keluar rumah, wallahu a'lam)
Source
Plagiarism is the copying & pasting of others work without giving credit to the original author or artist. Plagiarized posts are considered spam.
Spam is discouraged by the community, and may result in action from the cheetah bot.
More information and tips on sharing content.
If you believe this comment is in error, please contact us in #disputes on Discord
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://wakidyusuf.wordpress.com/2017/11/18/kitab-syarah-uquudul-lujain-bagian-19/