A Young Man as Castle Poverty Builder || Sosok Pemuda Pembangun Istana Orang Miskin

A young man was born in City of Aceh whose a staff at Law Bureau in Setda Aceh often spend his spare time to do some goodness, others are busy with their own business, but not with this man.

An example of a house built.

"House 40th"

"House 42th"

He is active on social media Facebook. Such as Cet Langet Rumoh (CLR) and Gerakan Mari Sekolah (GMS) as an examples was pioneered by him.

In my analysis at Facebook, it's 43th house in progress to build.

While 44th house will be build by chocolate, it's not made by chocolate but the fund comes from selling 4.500 pieces of chocolates which is each chocolate weight 90gram and cost Rp 20.000. Half of the price will be used for build that house and the other half will be back for another chocolate production. That house own by Wardiah, a widow with 7 children. She is from Laweung Aceh Pidie.
Mis Wardiah has no house. 🏡

"chocolate to build a house"

The young man is Edi Fadhil.

CLC has a large collection of interesting pictures recorded by CCTV below, but you are forbidden to view them.

~INDONESIA~

Pemuda kelahiran Aceh Besar, Indonesia. Bekerja sebagai pegawai di Biro Hukum Setda Aceh lebih banyak memanfaatkan waktu luang untuk hal yang lebih bermanfaat, disaat adanya waktu luang, pegawai-pegawai lain sibuk dengan kesibukan masing-masing, namun tidak bagi pria yang satu ini.

Beliau merupakan sosok pemuda yang aktif di media sosial facebook. Cet Laget Rumoh (CLR) dan Gerakan Mari Sekolah (GMS) adalah antara program sosial yang dipelopori oleh beliau.

Menurut pantauan saya di facebook nya, posting tanggal 6 Januari, sedang dibangun rumah ke 43, rumah ke 43 itu dalam pembangunan yang sedang giat dijalankan.

Sedangkan rumah ke 44 rancana akan dibangun dengan Coklat, rumah yang akan dibangunkan ini membutuhkan dana Rp 45.000.000, coklat yang akan dijual sebanyak 4.500 pcs dengan harga Rp 20.000 per coklat seberat 90 gram, Rp 10.000 akan digunakan untuk pembangunan rumah dan Rp 10.000 lagi dikembalikan untuk uang produksi.
Pemilik rumah tersebut adalah Wardiah, seorang janda dengan 7 orang anak yang berasal dari Laweung Aceh Pidie.
Kak Wardiah tidak mempunyai rumah.