Kisah Silicon Valley #40 – Yahoo! sang Perintis Era Pra-Mesin Pencari

in #technology7 years ago (edited)

“Orang selalu menganggap Yahoo sebagai sebuah platform untuk layanan dasar yang penting, dan ini memiliki dampak nyata terhadap bagaimana orang mendapatkan informasi, berkomunikasi, dan menikmati hiburan.” Demikian ucapan Jerry Yang, salah satu founder Yahoo saat perusahaan (yang sempat menjadi) raksasa digital ini merayakan ulang tahunnya yang ke-10. Jerry tidak salah. Namun ucapannya terasa seperti nostalgia kejayaan yang telah berlalu setelah sepuluh tahun perusahaan ini berdiri.

Jerry dan David

Pada awal tahun 1994, Jerry Yang dan David Filo hanyalah mahasiswa Teknik Listrik di Stanford. Yang adalah sosok yang santai dan terbuka. Jerry Yang lahir di Taiwan dan keluarganya pindah ke California saat dia berusia 10 tahun. Saat wartawan menanyakan, “Apakah Anda sudah mahir berbahasa Inggris saat itu?” Yang terkekeh dan menjawab, “Saya hanya tahu satu kata: Shoe.” David Filo lahir di Wisconsin, lebih pendiam, dan suka menganalisis sesuatu.

Mereka berdua sebenarnya kenal sejak lama, tapi baru akrab setelah Stanford memberikan tugas (semacam PPL) bagi mereka berdua untuk mengajar di Jepang. Persahabatan tersebut semakin serius saat mereka memutuskan untuk mengerjakan sebuah disertasi bersama tentang software otomatisasi desain yang mana pada saat itu sedang populer. Jangan bayangkan dua mahasiswa serius yang sedang meneliti sesuatu, mereka berdua mengerjakan disertasi tersebut sambil berkeliling menggunakan trailer (rumah mobil), makan pizza di mana saja mereka bisa menemukannya, dan hang out di klub-klub malam sekitar California (dan kita tahu California adalah salah satu surga pantai dan klub malam).

Meskipun gaya hidup mereka selenge’an dan tidak beraturan, disertasi yang dikerjakannya adalah sesuatu yang benar-benar serius dan menghasilkan. Filo berhasil menemukan browser Mosaic saat proses pengerjaan disertasi tersebut. Browser ini adalah salah satu yang ‘angkatan pertama’ untuk digunakan mengakses World Wide Web pada saat itu. Memang pada era tersebut, nyaris tiap hari orang ‘menemukan browser baru’. Sampai-sampai Filo dan Yang iseng membuat katalog tentang browser baru yang mereka dapati dan juga berusaha membuat daftar halaman situs yang muncul setiap harinya. “Saya waktu itu terus mengganggu David, memintanya menunjukkan situs baru yang dia temukan,” Jerry Yang terkekeh mengenang masa akhir kuliah mereka. “Akhirnya kami sama-sama membuat semacam Hotlist, daftar berisi situs-situs keren yang saya temukan dan dia temukan, dan kemudian saling menukar daftar tersebut. Akhirnya kami menggabungkan daftar tersebut untuk membuat ‘daftar situs terbaik’.”

Sebagai mahasiswa Stanford, komputer mereka berdua tertaut ke pusat data Stanford, sehingga semua orang di universitas ternama tersebut bisa melihat aktivitas penelitian mereka (termasuk daftar situs yang mereka simpan dan temukan). Orang bisa mengaksesnya melalui http://akebono.stanford.edu (Mengenai nama Akebono ini, Jerry Yang dan David Filo memberi nama komputernya dengan nama pesumo favorit mereka di Jepang. Komputer Jerry bernama Akebono, sedangkan komputer David bernama Konishiki). Daftar tersebut akhirnya populer disebut Jerry’s Guide to the World Wide Web. Karena sifat introvertnya, Filo menolak namanya ikut disebutkan di daftar tersebut, namun akhirnya dia menyerah, dan daftar itu berubah menjadi Jerry and Dave’s Guide to the World Wide Web. Gembira dengan hasil kerjanya tersebut, mereka berdua terus memperbaiki daftar tersebut, dan akhirnya menghasilkan sebuah software untuk mencari website dan web page yang baru dan populer. Namun karena belum ada sistem otomatis dan algoritme pada masa tersebut, maka saat seseorang menelusuri daftar tersebut, maka secara manual, Jerry dan David harus memberikan izin.

Kelahiran Yahoo!

Pada bulan September 1994, Yang dan Filo telah menciptakan kompilasi lebih dari 2000 situs. Yang lebih mengesankan lagi, Jerry and Dave’s Guide to the World Wide Web telah mencapai 50.000 hits (pencarian) dalam sehari. Mosaic juga menjadi browser yang populer digunakan oleh banyak orang. “Luar biasa sekali mengenang masa itu. Banyak orang mencari dan menyebut nama kita, hal yang kita ciptakan. Banyak yang menaruh minat terhadap apa yang kita lakukan.” ujar Jerry. Selanjutnya, karena nama Panduan tersebut terlalu panjang (Jerry and Dave’s Guide to the World Wide Web), Jerry mencetuskan nama Yahoo yang merupakan singkatan dari Yet Another Hierarchical Officious Oracle. Jika ditengok di kamus, maka Yahoo juga berarti kasar, tidak beradab. Jerry menyukai makna tersebut dan ngotot untuk menggunakannya sebagai nama panduan milik mereka!

Di antara universitas-universitas di Amerika, Stanford dikenal sebagai universitas yang paling suportif atas kegiatan mahasiswanya, termasuk yang berpotensi menguntungkan di masa mendatang (Ingat: Larry Page dan Sergey Brin, dan juga Mark Zuckerberg adalah alumnus Stanford). Jadi kampus ini berbaik hati mengizinkan kedua mahasiswa tersebut untuk menjadikan server Stanford sebagai server untuk Yahoo. GRATIS! Saat Netscape diluncurkan sebagai browser dalam versi beta di akhir 1994, Netscape memperkenalkan tombol “Directory” yang kemudian menggunakan Yahoo sebagai akses defaultnya. Dalam artian, siapa pun pengguna Netscape akan secara Default menggunakan Yahoo sebagai mesin pencari (Saat itu Yahoo masih berupa daftar hierarkis website di seluruh dunia). Ini menjadi tonggak sejarah baru untuk kesuksesan Yahoo! Pada bulan Januari 1995, domain Yahoo.com didaftarkan, dan mereka sudah memiliki daftar direktori yang terdiri atas 10.000 website dan mendapatkan 10.000 kunjungan unik setiap hari. Server milik Stanford pun hancur-hancuran untuk memfasilitasi hal ini. Saat inilah Stanford akhirnya ‘mempersilahkan’ Jerry Yang dan David Filo untuk membeli server sendiri sebagai host bagi websitenya.

Masa-Masa Kelam

Di titik ini, Jerry Yang dan David Filo merasa kebingungan dan seakan berada di persimpangan. Disertasi belum selesai, mereka masih belum tahu akan melakukan apa di masa depan, sedangkan ‘proyek main-main’ ini masih sangat dini. Mereka populer, tapi tidak tahu cara menghasilkan uang dengan apa yang mereka miliki. “Kami benar-benar tidak tahu cara berbisnis dengan ini,” ujar Jerry Yang dalam sebuah wawancara dengan Fortune. Reuters, MCI, Microsoft, CNET, dan Netscape mengantri di depan trailer milik Jerry dan David yang berantakan, berharap untuk bisa mendapatkan kemitraan bisnis atau pembelian. Mereka akhirnya menjalin kesepakatan dengan Marc Andreesen, pemilik Netscape. Yahoo diizinkan untuk menggunakan server milik Netscape dan bebas menjalankan aktivitasnya sendiri.

Meskipun demikian, mereka berdua masih berada dalam ‘masa-masa kelam’. Setiap hari para pebisnis raksasa Silicon Valley menghubungi mereka dan menanyakan, “Bagaimana kalian akan menjadikan ini sebuah bisnis?” Jerry dan David bersikeras tidak akan menyerahkan hak nama dan kekayaan intelektual Yahoo kepada perusahaan lain. Namun mereka sendiri terdesak dalam kebingungan karena tidak tahu cara menghasilkan uang dari Yahoo. Banyak orang meyakinkan mereka berdua bahwa Yahoo harus membuat sistem subscribe (langganan). Dengan demikian, para pengguna mereka yang rajin akan menghasilkan uang untuk kelangsungan Yahoo. Namun karena merasa sebagai bagian kultur pemberontak, Jerry dan David akhirnya menolak hal tersebut. Yahoo harus tetap gratis!

Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa mereka semakin mendekati deadline. Netscape tidak akan menyokong Yahoo selama itu jika dalam kerjasama tersebut mereka tidak mendapat keuntungan. Sementara itu raksasa-raksasa Silicon Valley mengantri untuk membeli Yahoo. Mereka harus mengambil keputusan dengan segera!

Bagaimana strategi yang diambil Jerry dan David sehingga Yahoo kemudian menjadi raja era digital? Baca lanjutannya di Kisah Silicon Valley #41 – Raja Baru Era Digital.
Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://winpoin.com/kisah-silicon-valley-40-yahoo-perintis-era-pra-mesin-pencari/