Bersama keluarga tentulah hal yang menyenangkan, terlebih di luar rumah. Lokasi santai tentu banyak pilihan dan tempat, bisa di pantai, pegunungan maupun sebuah cafe atau resto. Namun saat Anda dalam perjalanan yang lumayan jauh dengan mengendarai mobil, tentu kita butuh istirahat. Ini penting, untuk menjaga kondisi tubuh tetap segar. Apalagi jika Anda sedang menyetir mobil, dianjurkan beristirahat setelah beberapa jam perjalanan.
Together with the family would be fun, especially the outdoors. Relaxed location of course many choices and places, can be on the beach, mountains and a cafe or restaurant. But when you are on a long journey by driving a car, of course we need a rest. This is important, to keep the body fresh. Especially if you're driving a car, it is recommended to rest after several hours of travel.
Sepanjang perjalanan, tentu banyak kita melihat lokasi yang disediakan oleh pengusaha makanan dan minuman untuk tempat singgah dan santai sejenak. Para pengusaha atau pemilik lokasi, menawarkan berbagai konsep berbeda untuk memanjakan konsumen. Tinggal kita yang memilihnya, mau lokasi mana yang kita pilih. Meski tak jarang yang hanya menyediakan lokasi seadanya dan makanan seadanya pula.
Along the way, of course we see many locations provided by food and beverage entrepreneurs for a place to stop and relax for a moment. Businessmen or site owners, offering different concepts to pamper consumers. Live we choose it, want which location we choose. Although not rare that only provides a makeshift location and food as well.
Beberapa hari lalu, saya bersama keluarga berangkat dari Banda Aceh menuju Kota Lhokseumawe. Jarak tempuh yang berkisar 275 kilometer ini dapat ditempuh dengan waktu hampir 6 jam, ini dalam kondisi normal. Sejak jembatan Krueng Tiengkeum diperbaiki, pengendara harus melalui jalan alternatif yang kondisinya sangat jelek. Hal ini membuat banyak waktu yang terbuang termasuk menguras tenaga kita. Pilihannya adalah, kita harus istirahat sejenak dalam perjalanan tersebut.
A few days ago, my family went from Banda Aceh to Lhokseumawe. Distance range of 275 kilometers can be reached with a time of almost 6 hours, this is in normal condition. Since the Krueng Tiengkeum bridge has been repaired, motorists have to go through alternative roads that are very ugly. This makes a lot of wasted time including draining our energy. The choice is, we must take a break in the journey.
Sama halnya seperti saya dan keluarga, setelah perjalanan hampir 5 jam dari Banda Aceh sampai di Bireuen, rasa lelah mulai menyerang badan. Untuk itu saya memilih berhenti dan beristirahat bersama keluarga di suatu tempat.
Just like me and my family, after a nearly five-hour drive from Banda Aceh to Bireuen, fatigue began to strike the body. For that I chose to stop and rest with family somewhere.
Dari beberapa lokasi yang saya lewati, mata saya tertuju pada sebuah bangunan yang unik. Tempat itu sebuah cafe yang ditata dengan konsep berbeda. Awalnya saya mengira itu sebuah gudang yang disulap jadi tempat santai. Rasa penasaran, akhirnya saya memarkirkan mobil di halaman cafe tersebut.
From some of the locations I passed, my eyes were fixed on a unique building. The place is a cafe that is arranged with different concept. At first I said it was a warehouse that transformed into a relaxing place. Curiosity, I finally parked the car in the cafe yard.
Wow...ungkap putri saya yang berusia 10 tahun. Tempatnya unik Ayah, katanya. Dirinya sepakat kami beristirahat disitu sambil minum dan melahap makanan ringan. Pandangan saya mulai menebar keliling bangunan, deretan boks trailer terlihat tersusun rapi. Bahkan lantai dua bangunan cafe juga dibangun dengan bentuk trailer.
Wow ... my 10 year old daughter says. His place is unique, he says. Himself agreed we rested there while drinking and eating snacks. My view began to spread around the building, rows of trailer cribs look neatly arranged. Even the second floor of the cafe building is also built with a trailer form.
Kami melangkah ke dalam cafe, saya melihat jejeran drum bekas yang sudah dicat menarik. Drum tersebut di renovasi menjadi kursi dan meja yang unik dan cantik. Kami memilih duduk di kursi drum bekas, meski di ujung cafe yang lumayan luas ada kursi lain. Tidak lama kami duduk, seorang pelayan menghampiri dengan dua lembar kertas berisikan menu makanan dan minuman.
We stepped into the cafe, I saw the jumper of drums that had been painted interesting. The drums are renovated into unique and beautiful chairs and tables. We chose to sit on a used drum chair, although at the end of the cafe is quite wide there are other seats. Not long after we sat down, a waiter came up with two sheets of paper with menus and drinks.
Seraya menunggu pesanan datang, saya dan istri memandangi seisi bangunan. Kami saling mengomentari tata letak dari cafe yang kami singgahi. Konsepnya cukup lumayan menarik, serasa kita duduk di lokasi terminal peti kemas yang rapi, bersih dan indah. Apalagi halaman belakangnya disediakan lapangan rumput hijau yang indah. Bahkan disediakan lokasi bermain anak bagi pengunjung. Tampaknya pemilik bukan saja menyediakan tempat yang menarik, tapi makanan yang disediakan juga mendukung.
While waiting for orders to arrive, my wife and I looked at the whole building. We commented on the layout of the cafe we visited. The concept is quite interesting, as we sit in the container terminal location that is neat, clean and beautiful. Moreover, the backyard in the field provide a beautiful green grass. Even provided a playground for visitors. Apparently the owner not only provides an interesting place, but the food provided also supports.
Mengingat kami harus mengejar waktu agar tidak kemalaman tiba di Lhokseumawe, kami tidak berlama lama di lokasi tersebut, tentunya setelah menikmati minuman dan makanan yang kami pesan. Intinya saya kagum dengan konsep yang ditawarkan pemilik, mungkin lain waktu saya akan kembali singgah menikmati suasana cafe peti kemas di Kota Bireuen. (agust)
Considering we had to pursue the time so we did not stay long in Lhokseumawe, we did not linger long at the location, of course after enjoying the drinks and the food we ordered. In essence I am amazed with the concept of the owner, maybe next time I will return to stop enjoying the atmosphere of container cafe in Bireuen City. (agust)
Kredit by @agustiarismail, taken photo with Oppo F1.
serasa naik trailer yaaa
Iya... Seperti ngopi di terminal peti kemas @ghanexs
hahaha asal jgn di peti mati aja laa yaa
Nanti kita buat konsep cafe seperti itu ...ada gak ya yang mampir hahaha
Sanger pancong ciek
Panas apa dingin@zainalbakri klo panaa dingin berarti meriang
@zainalbakri jangan "S" ya. Colek-colek juga kita @bim.scouting
Memang ZB apaan suka main colak colek
@zainalbakri pernah jual rujak, makanya mahir colak colek
Kopi pahit + ubi goreng. Tidak pakai lama
Cuma rp 8000 aja
bisa bayar pakai SBD atau Steem Cek?
Boleh... Cafenya bisa bayar pake SBD... Hahaha
Luar biasa Trailer di De Kontana Cafe , saya pesan teh hijau cek ya, cepat dibuat tidak pakek lama
Lama karena nanti lebih mahal, karena jadi teh hijau dingin...
oom ..saya pesan teh botol aja satu + msrtsbsk durisn
Oo kalau itu hanya rp 15 000 aja.. Wkwkwk
Good post
Thanks @safwan71 klo panggilan keren aneuk buah bapak... Hhhh
Tempat yang kreatif bang hehe @agustiarismail
Iya... Konsepnya sangat kreatif
You got a 0.39% upvote from @upme requested by: @agustiarismail.
Send at least 2.5 SBD to @upme with a post link in the memo field to receive upvote next round.
To support our activity, please vote for my master @suggeelson, as a STEEM Witness