Disturbing Row of Motorcycles and Dust: Hotel Review | Deretan Motor dan Debu yang Mengganggu: Hotel Review |

in #travel7 years ago

Security, comfort, service, and facilities. Four things become important points when looking for a hotel stay. For anyone-if, all four elements are the met-the hotel is well-deserved. Although the safety standards, comfort, service, and facilities of each guest must be different.

When visiting each city, I often experiment with different lodgings. In addition to my friends' recommendations, information from several online sites, I am considering though not entirely trustworthy, even though the site is very famous once. Because the records of guests who had stayed at a hotel can be engineered, in addition to the standard difference itself.

Hence, my level of confidence in the results of other people's reviews on travel sites, just under 1 percent. I would rather prove myself.


Vivo_01.jpg


Previously, on January 7, 2018, I stayed at Hotel 61 which is located at Jalan Iskandar Muda, Medan, North Sumatera. This hotel is a choice not because of the consideration of comfort or service, but because of the location adjacent to the Sumatera Eye Center (SMEC), where I treated my eyes. Just walk only from Hotel 61 to SMEC. However, a review about Hotel 61 I will make in another opportunity.

On January 30, 2018, I chose to stay at Vivo Stay located on Jalan Surabaya, Medan. Its location in the middle of the city but a bit far from SMEC. Although according to information on a trusted site, Vivo Stay includes two stars, the price is relatively lower.

As it turns out, the online taxi driver I and @muammar were traveling did not know the location of Vivo Stay. In fact, the position of the hotel is in the mouth of Jalan Surabaya (Medan people commonly call early Surabaya, because the road is very long). Once you turn right, the hotel is on the right side. Closed with shop signs. The location is in the row of shops.

When we entered, we were greeted by rows of motorcycles on the left and right, and a set of stacked containers for transporting food.on the reception desk. There is not a human being so I have to shout to call. A two-star hotel should not be so.

Then a woman comes, just from the outside. Inquire we've booked the room or not. A hotel manager then came and gave us the keys. "Do you repairing the building?" I asked to see the back of a mess.

"No, just a lift," the thin man said.

"Who's this bike?"

"Owned by employees."

I nodded, really it was not worth the row of motorcycles in front of the reception desk. Let alone two-star hotels, jasmine one should not be so because it disturbs the comfort of guests. No wonder there are no guests sitting in the lobby.

We went up to the third floor through the stairs. No mirror in the room, only in the bathroom. I also did not find the phone, so when I wanted to ask for prayer mats, I could not. And there it was, there was no sign of the Qiblah direction, something that has also become the standard hotel in Indonesia, anyone who will stay in it.

Our lunch order outside because there was nothing there and only use the dining room on the second floor. Many teenagers there, it seems they are the employees. The room has no windows, so we are free to see the traffic flow down there. The problem is, the tables and chairs I see are full of dust. No cleaning staff. The hotel management should have realized that when the room does not have windows, dust will easily enter.

In the millenial era, a hotel room must also have multiple power cord plugs for guests to charge the gadget. At Vivo Stay, there is only one hole to share.

I hope can be a reference for Steemians when choosing a hotel and become input for the manager. Perhaps his condition is much better now. So it needs to be proved before deciding to disappoint or satisfy.[]


Vivo_03.jpg


Deretan Sepeda Motor dan Debu yang Mengganggu: Hotel Review

Keamanan, kenyamanan, pelayanan, dan fasilitas. Empat hal itu menjadi poin penting ketika mencari hotel menginap. Bagi siapa pun—kalau keempat unsur tersebut sudah terpenuhi—hotel tersebut sudah layak inap. Meski standar keamanan, kenyamanan, pelayanan, dan fasilitas setiap tamu pasti berbeda.

Tatkala mengunjungi setiap kota, saya sering bereksperimen dengan mencari penginapan berbeda. Selain rekomendasi kawan, informasi dari beberapa situs online, ikut saya pertimbangkan meski tidak sepenuhnya dapat dipercaya, walau situs sangat terkenal sekali pun. Sebab catatan tamu yang pernah menginap di sebuah hotel bisa direkayasa, selain perbedaan standar itu sendiri.

Makanya, tingkat kepercayaan saya terhadap hasil review orang lain yang ada di situs travel, hanya di bawah 1 persen. Saya lebih senang membuktikan sendiri.


Sebelumnya, pada 7 Januari 2018 saya menginap di Hotel 61 yang terletak di Jalan Iskandar Muda, Medan, Sumatera Utara. Hotel ini menjadi pilihan bukan karena pertimbangan kenyaman atau pelayanan, melainkan karena lokasi yang berdekatan dengan Sumatera Eye Centre (SMEC), tempat saya berobat mata. Hanya tinggal jalan kaki saja dari Hotel 61 menuju SMEC. Namun, review tentang Hotel 61 akan saya buat dalam kesempatan lain.

Pada 30 Januari 2018 saya memilih untuk menginap di Vivo Stay yang terletak di Jalan Surabaya, Medan. Lokasinya di tengah kota tetapi agak jauh dari SMEC. Meski menurut informasi di sebuah situs tepercaya, Vivo Stay termasuk bintang dua, harganya relatif lebih rendah.

Ternyata, sopir taksi online yang saya dan @muammar tumpangi tidak mengetahui lokasi Vivo Stay. Padahal, posisi hotel tersebut ada di mulut Jalan Surabaya (orang Medan lazim menyebut Surabaya awal, karena jalan tersebut sangat panjang). Begitu berbelok ke kanan, hotel itu berada di sisi kanan. Tertutup dengan papan nama pertokoan. Lokasinya memang di deretan pertokoan.

Ketika masuk, kami disambut deretan sepeda motor di sisi kiri dan kanan, serta sebuah rantang di atas meja resepsionis. Tidak ada satu manusia pun sehingga saya harus berteriak memanggil. Hotel berbintang dua seharusnya tidak begitu.

Lalu seorang perempuan datang, justru dari luar. Menanyakan kami sudah memesan kamar atau belum. Seorang pengelola hotel kemudian datang dan memberikan kunci. “Sedang rehab, ya?” tanya saya melihat bagian belakang yang berantakan. “Bukan, hanya sedang pemasangan lift,” sahut lelaki kurus tersebut.

“Ini motor siapa?”

“Milik karyawan.”

Saya mengangguk, sungguh tidak patut deretan sepeda motor ada di depan meja resepsionis. Jangankan hotel bintang dua, melati satu pun tidak boleh demikian karena menganggu kenyamanan tamu. Pantas saja tidak ada tamu yang duduk di ruang lobi.

Kami naik ke lantai tiga melalui tangga. Tidak ada cermin di dalam kamar, hanya ada di kamar mandi. Saya juga tidak menemukan telepon, sehingga ketika ingin meminta sajadah untuk salat, tidak bisa. Dan itu dia, juga tidak terlihat adanya petunjuk arah Kiblat, sesuatu yang juga sudah menjadi standar hotel di Indonesia, siapa pun yang akan menginap di dalamnya.

Makan siang kami order di luar karena tidak ada di sana dan hanya menggunakan ruang makan di lantai dua. Banyak anak remaja di sana, sepertinya merekalah yang dimaksud karyawan. Ruangan itu tidak memiliki jendela, sehingga kita bebas melihat arus lalu-lintas di bawah sana. Masalahnya, meja dan kursi saya lihat penuh debu. Tidak ada karyawan yang membersihkan. Seharusnya pengelola hotel sadar bahwa ketika ruang tidak memiliki jendela, debu akan mudah masuk.

Di era milenial, sebuah kamar hotel juga harus memiliki banyak colokan kabel listrik untuk para tamu mengisi daya gadget. Di Vivo Stay, hanya ada satu lubang untuk dipakai bersama.

Semoga bisa menjadi referensi bagi Steemians ketika memilih hotel dan menjadi masukan bagi pengelola. Barangkali kondisinya sekarang sudah jauh lebih baik. Makanya perlu dibuktikan sebelum memutuskan mengecewakan atau memuaskan.[]


Vivo_07.jpg


Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Sort:  

Setelah bekerja lelah atau liburan bersma keluarga perlu sekali tempat yang nyaman @ampon

https://steemit.com/photography/@ampon/membidik-dengan-kamera-f07d5ecfe93b5

Mantap ulasannya bang @ayijufridar ,kalau manajemen hotel membaca tulisan ini bisa masukan berharga bagi manejemen hotel "kalau mereka respek"

Postingan seperti ini, selain memberikan pilihan bagi tamu dalam mencari tempat penginapan, juga menjadi masukan bagi pengelola. Benar sekali @nazaruddin. Semoga mereka menerima masukan ini dengan lapang dada. Hehehehe....

Wahh bang @ayijufridar nginap di hotel di bawah kantor kami, heheh maaf bang saya salah satu karyawan yg motor nya parkir disitu, karena di luar takut di kempesin dishub hehehe

Baru pertama kali menginap di sini @danielniklaus. Dan memang tidak seharusnya motor karyawan parkir di lobi yang merupakan area bagi tamu. Makanya, kalau ada kawan yang tanya, saya tidak merekomendasikan hotel itu. Dan setelah menginap di hotel, saya memang sering membuat sedikit review, sebelum ada akun Steemit juga begitu.

Hahah emang ia bang, mungkin klo jadi tamu aku gk nyaman juga bang, mungkin kemaren pas abang makan di lantai dua juga kami disitu bang hahaha.
okee bang mantap, tetap berkarya bang. salam kenal ya bang

hmmm... agak mengecewakan bintang 2 nya.

Melati dua saja tidak layak kalau begitu Bunda @orin.jani....

berrati tidak semua yang di iklankan bagus dan nyaman ternyata tidak senyaman yang di bilang ya bang modus berrti bang 😄

Jangan tergoda dengan pesan dan kesan tamu yang pernah menginap @srirahayu. Lebih baik buktikan sendiri. Hehehehe. Khusus hotel di atas, pokoknya no recomended deh, hehehehehe.

Ealah... Hotel burik begitu kok dipesan, menjatuhkan reputasi @ayijufridar sebagai kurator KSI berkuasa penuh dan berdaya beli nasional. Apalagi kalau ditambah embel-embel komisioner.

Itulah, Bro @teukukemalfasya. Gara-gara lihat foto di Traveloka bagus. Makanya, Bro jangan tergoda dengan penampilan luar Jennniper Lupes. Dalamnya belum tentu sama. Pokoknya jangan sampai tergoda dengan display. Itu sama seperti membeli duku di pinggir jalan. Display dengan order beda barang.

Ini di bawah kantor tempat saya bekerja bang. Kemarin sepertinya nampak ketika pas di lantai 2 hehe.

Iya, saya dan @muammar buat postingan di lantai Dua sambil makan. Di atasnya kantor apa, sih @adrixyz?

Ini yqng namanya SALOME. Satublobang rame-rame.
"Di Vivo Stay, hanya ada satu lubang untuk dipakai bersama"