Menengok Makam Pahlawan Pocut Baren: Trip Keliling Aceh #4

in #travel7 years ago

image

DALAM perjalanan dari Geumpang menuju Tutut, Aceh Barat, kami singgah di dua makam pahlawan Aceh. Kami tidak punya rencana untuk menziarahi dua makam yang berada di dua pegunungan yang berbeda.

Saat memasuki kawasan Desa Tungkop, Kecamatan Sungai Mas, Aceh Barat, sekira pukul 15:00 WIB, Selasa, 26 Juni 2018, kami melihat sebuah gapura di sebelah kanan jalan. Di samping gapura itu, banyak bangunan toko dan warung. Di gapura, tertulis Makam Pahlawan Pocut Baren.

Saya mendengar nama Pocut Baren sebagai nama jalan di daerah Peunayong, Banda Aceh. Kami masuk ke jalanan yang disambut gapura tersebut untuk menghilangkan rasa penasaran terhadap nama Pocut Baren.

Dari jalan Geumpang - Tutut, makam Pocut Baren berjarak sekitar dua kilometer. Makamnya berada di sebelah kiri di atas sebuah gundukan tanah atau bukit kecil. Makamnya lumayan terawat. Terdapat pagar, pintu gerbang, dan sebuah tulisan nama di pagar depan.

image

Saat masuk ke dalam gerbang, harus naik sejumlah anak tangga yang tidak terlalu menanjak. Di makam Pocut Baren terdapat pagar kecil yang mengelilinginya. Di luar pagar, batu nisan kecil tampak tersusun rapi.

Makam Pocut Baren telah disemen, nisannya dibuat ukiran. Di bagian kaki dan kepala, masing-masing dibuat dua semen berbentuk nisan dicat hitam putih, sepertinya juga dari semen. Kuburannya terdapat di dalam bangunan setinggi pinggang orang dewasa itu. Di dasar hanya tanah dan beberapa batu putih.

Di sekitar makam, ada sebuah balai tempat pelaksanaan kenduri di hari tertentu. Bunga kuning tampak subur di sana. Kami tidak menemui seorang pun di sekitar makam, kecuali pengguna jalan yang sekadar melintas.

Pocut Baren lahir pada 1880 dari seorang ayah bernama Cut Anmat Tungkop di Kemukiman Tungkop, Kecamatan Sungai Mas, Aceh Barat. Saat dewasa, ia menikah dengan seorang Uleebalang. Kemudian suaminya wafat dalam pertempuran melawan Belanda.

image

Setelah itu, Pocut Baren meneruskan perjuangan suaminya. Dia ikut bergerilya bersama pasukan Cut Nyak Dhien. Menurut riwayat, bersama Pocut Baren selalu ada pengawal sebanyak 30 pria. Dia juga selalu membawa peudeung tajam.

Pada 4 November 1905 saat Cut Nyak Dhien ditangkap, Pocut Baren memimpin perlawanan pasukan Inong Balee melawan Belanda. Ketika sudah terdesak, pasukan Pocut Baren memutuskan bermarkas di sebuah gua di Gunung Mancang. Gua ini sangat sulit dideteksi oleh pasukan Belanda.

Pada akhirnya, Belanda mengetahui keberadaan gua yang dijadikan markas itu. Saat pasukan Belanda mendaki gunung, anak buah Pocut Baren menggulingkan batu ke arah pasukan Belanda. Banyak pasukan Belanda yang tewas terkena batu.

Pasukan Pocut Baren kalah saat Belanda mengalirkan 1200 kaleng minyak tanah ke dalam gua dan membakarnya. Akibatnya banyak pasukan Pocut Baren tewas. Pocut Baren diketahui terkena peluru di bagian kaki. Ia kemudian ditangkap dan dibawa ke Kutaraja.

image

Saat dalam perawatan di sana, kakinya terus membusuk hingga harus diamputasi. Setelah diamputasi, Belanda meyakini Pocut Baren tidak mampu lagi melakukan perlawanan, dia dikembalikan lagi ke Tungkop, Sungai Mas. Namun, semangatnya belum padam, dia melakukan perjuangan dengan melantunkan pantun dan syair sebagai semangat.

Kini, makamnya berada di Desa Tungkop, Sungai Mas, Aceh Barat. Namanya juga dijadikan nama sebuah jalan di Peunayong, Banda Aceh.

Bersambung

Sort:  

Lagak hai bajee randomchannellaz nyan, na yang raya

Na bang, tinggai peugah manteung ukuran padup, ta sablon keulayi, hehe.

nyan

Sep bereh kiraju.

Congratulations You Got Upvote
& Your Content Also Will Got Curation From

  • Community Coalition
IndonesiaPhillipines
@sevenfingers@steemph.antipolo
ArabTurkey
@arabsteem@tryardim

You received an upvote as your post was selected by the Community Support Coalition, courtesy of @sevenfingers

@arabsteem @sevenfingers @steemph.antipolo