Travel dan kuliner adalah ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Perjalanan wisata mencari sensari nuansa yang berbeda dari setiap sudut tempat yang dilewati dan jelajahi. Setiap depa dan langkah ingin dinikmati dengan seksama. Setiap moment juga tak lupa diabadikan sebagai kenangan kalau peristiwa tersebut pernah dilalui disuatu masa.
Destinasi demi destinasi yang menawarkan daya pikat akan diingat dan disimpan sebagai ingatan untuk rekomendasi perjalanan berikutnya.
Traveling akan terasa semakin lengkap dengan suguhan makanan khas daerah setempat yang memanjakan lidah tentunya. Tapi adakalanya kuliner suatu daerah justru kita jumpai ketika kita travel ketempat lain yang justru sangat jauh dari tempat asalnya. Fenomena ini pula menjadi ajang promosi untuk memperkenalkan daerah asal kuliner tersebut.
Sebut saja salah satu nama kota yaitu Damascus. Kota terbesar dan merupakan ibukota dari negara Suriah ini sangat terkenal dengan berbagai macam kulinernya.
Dengan latarbelakang sejarah peradaban yang melegenda, Damascus cukup punya nama dikalangan traveler yang menyukai suasana kuno timur tengah.
(source)
Tetapi karena iklim politik yang kurang menguntungkan beberapa waktu lalu dinegara tersebut membuat destinasi ini menjadi kurang diminati.
Tak patah semangat, masyarakat Damascus yang terbiasa hidup ulet dan bekerja keras terus saja memperkenalkan daerahnya. Kebanyakan mereka memperkenalkan Damascus melalui kuliner yang dijajakan di pusat-pusat kota tumpuan wisatawan mancanegara.
Salah satu sudut jajanan kuliner khas Damascus adalah toko kecil yang menjual sandwich ditengah pusat kota Kuala Lumpur, tepatnya di daerah Bukit Bintang. Kebanyakan kuliner dari daerah ini berbahan dasar daging, baik daging sapi, ayam maupun kambing.
Tempatnya yang strategis, persis dipinggir jalan tempat orang lalu lalang, dan harga makanan yang terjangkau menjadikan toko kecil ini mudah untuk disinggahi siapa saja dan kapan saja.
Orang yang lewat disana biasanya akan disuguhi langsung tontonan cara pembuatan dari setiap menu yang dipesan.
Daging yang disusun memanjang dalam tusukan besi dan dibakar dengan api bersuhu panas cukup menyita perhatian setiap orang yang ingin melihat persiapan jajanan murah meriah ini.
Dengan cekatan para pekerja akan mempersiapkan semua orderan dengan cepat karena setiap pembeli biasanya akan terus menyantapnya panas-panas sambil berdiri dan terus menyaksikan proses pembuatan menu lainnya.
Sambil menyerahkan pesanan makanan, biasanya setiap pekerja akan menyampaikan salam dan memperkenalkan Damascus secara singkat.
Nah, begitulah singkat ceritanya. Ternyata ajang promo itu boleh dimana saja, kapan saja dan dengan berbagai cara. Lebih kurang seperti steemit juga kan guys. Makanya, ayookkkk promo steemit dimana-mana 😀😀😀
Salam sukses, salam steemit
@ijas.jaswar
Seru ya buk @ijas.jaswar travelnya.. 😍😍😍😍
Iya, lebih seru lagi kalau travelingnya gratis ya hehehe 😀😀😍😍😍
Ho nyang ta sok, ho nyang tajak, pu nyang ta pajoh, ujong2 tetap haba promo. Salut kak @ijas.jaswar
Haha, lon awak pidie .. ho ho yg jak lam eumpang balum meu barang meukat 😁😁😁😅
He.....
Memang nyoe awak pidie,
Bu ie dikira.
Nyoe tajak ngon kaki,
Di picet ie bak bineh jalan raya.
Hahahahha, paih that lago ayat nyan, carong tha drouneh 😀😀😀
Kebab turki,,, katanya enak ya @ijas.jaswar
Wuihhhh, mantap tenann, tapi ini Damascus, tetangganya hehe 😁😊
Bikin Hawa kita ajaaa
Yoii poponnn
😊😊
😀😀😊
Cerita travel yang sangat menarik kak @ijas.jaswar
Iya dek @sittishabir jadi pengen jalan2 terus hehe