Ting...ting...
Notifikasi WA berbunyi pada pukul 4 pagi. Agak malas-malasan membuka Hp, namun karena aku tau ini dari boss ku yang warkaholic terpaksa deh check hp juga.
"Bu Aida, apakah ingin ikut ke Raja Ampat?" "Ajak juga V**r untuk ikut juga"
Mataku langsung melek dan mikir, kira-kira ini perintah atau ajakan yang butuh jawabanku. Karena hari keberangkatan sudah dekat dan aku harus koordinasi dengan banyak pihak, aku putuskan bahwa itu perintah ikut.
Tanggal 25 Januari tengah malam kami serombongan berangkat menuju Sorong, Papua Barat dengan transit di Makassar. Pagi hari jam 06.45 WIT kami tiba di Bandara Domine Eduard Osok- Sorong dan perjalanan di mulai dengan sarapan Coto Makassar di HB 'Eng. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke pelabuhan. Dari Pelabuhan ini kami menempuh waktu selama 2 jam menuju Waisai, Ibukota Raja Ampat dengan menumpang kapal cepat. Selama perjalanan ombak tenang dan laut sangat bersahabat meski hari itu berawan.
Dan kamipun tiba di Pelabuhan Waisai dan melanjutkan perjalanan ke Waiwo Dive Resort. Perjalanan dari Pelabuhan Waisai ke penginapan ditempuh dalam waktu 15 menit dengan mobil. Penginapan ini pernah digunakan Bapak Presiden Jokowi ketika mengunjungi Raja Ampat di awal tahun 2016 lalu. Penginapan dan makanan di Waiwo tergolong mahal, untuk jenis kamar yang saya gunakan, saya harus membayar Rp. 1,8000,000/malam/orang, sudah termasuk 3x makan.
Kamar kami menghadap ke laut yang tenang dan dekat dengan dermaga. Lautnya jernih, bersih, pasir putih dan sangat indah. Dari dermaga ini kami bisa menikmati sunset yang indah, walaupun di hari pertama agak kecewa karena tertutup awan yang tebal. Kami menikmati penginapan ini dengan snorkling, banyak sekali ikan meski di kedalaman hanya 1 m.
Hari kedua kami lanjutkan perjalanan ke Piaynemo, salah satu spot indah di Raja Ampat. Pulau yang berada di Distrik Waigeo Barat ini menyimpan sejuta pesona keindahaan alam bahari yang sayang untuk dilewatkan. Perjalanan ke Piaynemo kami tempuh dalam waktu 2 jam dengan menyewa speedboat. Saya mendengar sewa speedboat kapasitas 15 orang ini harus merogoh kocek sebesar Rp. 16.000.000/hari !
Alhamdulillah ombak sangat tenang sehingga perjalanan 2 jam tidak terasa sama sekali. Setibanya di pulau ini, kami disambut dengan gugusan bukit karst yang tak kalah cantik dengan keindahan gugusan karst di Pulau Wayag yang telah menjadi ikon Raja Ampat. Bedanya, bentuk gugusan pulau karang di Piaynemo lebih kecil karena itu banyak yang menyebut Pianemo sebagai Pulau Wayag mini.
Untuk menikmati pemandangan di Piaynemo, kami harus menaiki 282 anak tangga, dimana dikelilingi oleh pohon-pohon yang tinggi. tiba di puncak, kami disambut matahari yang bersinar sangat terik dan harus antri untuk menikmati pemandangan dari puncak bukit. Banyak wisatawan lokal maupun asing yang juga menikmati 'Serpihan syurga yang jatuh ke bumi ini". Masya Allah...view dari puncak bukit ini sungguh mempesona. Tiada henti-hentinya mengucap syukur dan kekaguman atas ciptaan Sang Pencipta. Rombongan kamipun antri menunggu giliran untuk bisa berfoto dengan view laut dengan gugusan karst yang sangat indah.
Setelah puas menikmati Piaynemo dari puncak bukit kami pun turun ke dermaga dan menikmati kelapa muda dengan harga Rp. 15.000/buah. Sebenarnya saya agar surprise dengan harga yang menurut saya murah untuk kawasan wisata yang dijangkau dengan harga mahal. Kamipun bergegas kembali ke penginapan karena menurut info dari awak kapal, ombak akan tinggi kalo terlalu sore. Sampai di penginapan kami makan siang dan lanjut dengan snorkling di tepi pantai.
Sore sampai malam saya habiskan dengan menikmati pemandangan di sekitar penginapan dan istirahat karena sebenarnya kondisi saya kurang fit karena kecapaian kerja di bulan Januari ini dan perjalanan ke luar daerah yang padat.
Besok pagi, setelah sarapan kami menuju pelabuhan Waisai untuk kembali ke Sorong dan melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta. Terimakasih untuk kesempatan ini Bu...
Kami telah upvote yah..
Terimakasih puncak bukit...