Ulee Lheue beach, located at the end of western part of Banda Aceh city that has its own charm.
Pantai Ulee Lheue yang terletak di ujung barat kota Banda Aceh memiliki daya tarik tesendiri.
Ulee Lheue bridge. (Jembatan Ulee Lheue)
Had been devastated by the tsunami 13 years ago, now this black sand beach is alive again. Even more crowded than previous.
Pernah luluh lantak diterjang tsunami 13 tahun lalu, kini pantai berpasir hitam ini kembali hidup. Bahkan lebih ramai dari sebelumnya.
Visitors were sitting by the beach enjoying their food. (Pengunjung bersantai di pinggir pantai sambil menyantap makanannya)
Located about 5 km far from the city center, this beach becomes a place chose by residents to spend their afternoon and weekend.
Berjarak sekitar 5 km dari pusat kota, pantai ini menjadi tempat pilihan warga menghabiskan waktu sore dan weekend mereka.
Coconut water is one of favourites drink. (Air kelapa adalah salah satu minuman favorit)
Currently, Ulee Lheue is more suitable called as a culinary tourism location. Various cafes and suburban snacks can easily be found around it.
Saat ini Ulee Lheue lebih cocok disebut sebagai lokasi wisata kuliner. Berbagai cafe dan jajanan pinggiran dengan mudah dapat ditemui di sekitar lokasi pantai.
Street snacks. (Jajanan pinggir jalan)
Ranging from the cheap to the classy. Such as roasted and fried meatballs, roasted corn, rujak, until the elite class of seafood menu.
Mulai dari yang murah hingga yang berkelas. Seperti bakso bakar, bakso goreng, jagung bakar, rujak, hingga pilihan menu seafood kelas elite.
Enjoying food and drink on the beach does indeed present a different sensation. Suitable to release tired after a full week busy with work routines.
Shoes are sold at the sidewalk. (Sepatu yang dijual di trotoar)
Not only about food, during the afternoon weekend, this location transformed into a market. Many sellers of shoes, sandals, bags, and clothes lined the sidewalks. Make the atmosphere becomes more rousing.
Tak hanya tentang makanan, sore hari di akhir pekan lokasi ini menjelma menjadi pasar. Banyak penjual sepatu, sandal, tas, dan pakaian berjejer di sepanjang trotoar. Membuat suasana jadi makin meriah.
Clothes which are also sold at the sidewalk. (Pakaian yang juga dijual di trotoar)
Enjoying food and drinks on the beach does indeed present a different sensation. Suitable to release tired moments after a full week busy with work routines.
Menikmati makanan dan minuman di pinggir pantai memang menghadirkan sensasi berbeda. Cocok untuk melepas penat sesaat setelah sepekan penuh disibukkan dengan rutinitas pekerjaan.
Sunset in Ulee Lheue, captured from the port. (Sunset di Ulee Lheue, difoto dari pelabuhan)
Not only that, Ulee Lheue port is also a magnet in attracting visitors. If lucky, we can see the ship docked on the dock. When dusk arrives, visitors can also enjoy the beautiful sunset.
Tak hanya itu, pelabuhan Ulee Lheue juga menjadi magnet yang menarik pengunjung. Jika beruntung, kita bisa melihat kapal yang berlabuh di dermaga. Bila senja hari tiba, pengunjung juga dapat menikmati suasana matahari tenggelam yang indah.
Here are some photo of street foods you can find in Ulee Lheue.
Inilah beberapa foto jajanan jalan yang bisa kamu jumpai di Ulee Lheue.
Roasted Corn. (Jagung Bakar)
Roasted meatballs. (Bakso bakar)
Boiled peanuts and soybeans (Kacang tanah dan kacang kedelai rebus)
Food truck that also sells drink. (Truk makanan yang juga menjual minuman)
Fruit to make rujak. (Buah untuk membuat rujak)
Nanti kalau pulang ke Banda mau juga lah duduk santai di Ulee Lheu
Uda rame x sekarang kak @gilakorea. apalagi kalau weekend.
Nah, mantap kak tulisan gini. Ada unsur pengenalan pariwisata dan nilai historisnya. Senang deh lihat gambar-gambarnya. 😉
Hehee. Tengkyuuuu dek @betterperson.