(Foto : Googling)
Saya awali ini dengan mendeskripsikan perjalanan menuju Surga Panorama di Bukit Prasejarah Gunung Padang. Gunung Padang terletak di Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Dari terminal Leuwipanjang Bandung, dapat menggunakan bis (AC) Sangkuriang jurusan (Bandung-Sukabumi), berhenti di pertigaan Cikancana Gekbrong Jl. Raya Sukabumi. para traveler bisa naik ojeg dari sana, langsung menuju Situs Megalitikum Gunung Padang.
(Foto : Googling)
Jika Traveler berangkat dari Terminal Rambutan Jakarta, dapat menggunakan bis jurusan Jakarta - Sukabumi. Turun di Sukaraja, dari Sukaraja banyak angkot atau ojeg langsung menuju Gunung Padang.
Akses menuju Gunung Padang, kita dapat melihat pemandangan yang indah, kita akan melewati pepohonan yang besar dan rindang. 2 KM menuju gerbang, kita pun selama jarak tempuh tersebut akan menemukan lekuk hamparan kebun teh yang hijau dan menyehatkan mata.
Pada akhir pekan, Gunung Padang banyak dikunjungi oleh para wisatawan dari berbagai kota/daerah bahkan mancanegara. Tidak heran jika banyak pengunjung ke sana. Sebab selain pemandangan alam yang asri dan murni, bebatuan yang tergeletak di atas bukit itu, merupakan salah satu daya tarik tersendiri. Batu-batu di sana tengah diteliti oleh berbagai ilmuan. Terindikasi bahwa Gunung Padang adalah peninggalan manusia purba zaman prasejarah.
Gunung yang dibaluti bebatuan memanjang itu, memiliki perbedaan yang unik, ketimbang batu-batu pada biasanya. Batu-batu di sana, teksturnya hampir sama, yang berbeda adalah lekukan dan ukurannya. Kesamaannya terletak pada ujung batu yang membentuk lima sisi. Saya pun sempat menaksirnya, bahwa bebatuan yang menumpuk di gunung itu, mungkin sebanyak jutaan batu.
Selain itu, keunikan lainnya, batu-batu tersebut seperti memiliki kandungan logam, terbukti jika dipukul akan menghasilkan bunyi seperti logam pada umumnya. Ada satu batu yang besar dan berat, yang dipercayai masyarakat, bila ada manusia yang sanggup mengangkat batu tersebut, maka segala impiannya akan mudah tercapai.
Ada pula beberapa batu yang tergeletak di undakan kedua dari lima undakan atau tingkat. Batu-batunya bisa menghasilkan bunyi dengan nada da-mi-na-ti-la (pelog dan salendro/tangga nada titi laras).
(Foto : Fitri Nurfaida/penari Cianjur)
Ada suatu kejadian yang aneh, yang pernah dialami oleh teman saya, pada saat berkunjung ke sana. Teman saya tersebut adalah perempuan yang pandai menari, ia pun merupakan pelatih seni tari di sanggar yang ia giati di rumahnya. Suatu ketika di undakan ketiga, ia mengalami kesurupan. Ia menari-nari dengan sendirinya dengan gerakan yang tidak biasanya. Gerakannya lincah sekali dan sexy. Gerakan yang dilakukannya bukan gerakan-gerakan tari yang ia khafal. Hingga beberapa menit berlalu, tiba-tiba pingsan. Satu lagi temannya yang pandai menyanyi, lansung kesurupan juga, dengan menyanyi ala sinden dengan lagu yang tak pernah ia khafal sebelumnya. Tiba-tiba mendadak khafal.
Jika dikaitkan dengan hal mistis, memang di Gunung Padang yang saya rasakan cukup mistis. Hal-hal ghaib di sana sungguh terasa. Bahkan ketika saya menulis ulasan tentang Gunung Padang ini pun, terasa aneh.
Begitu kira-kira, gambaran tentang bukit batu purba di wilayah selatan Cianjur Jawa Barat ini. Di sesi berikutnya, saya akan share kembali tentang Gunung Padang jilid dua. (Ihsan Subhan)
Follow @subhanihsan