MENGEJA KEHIDUPAN
Karya: Bunda Umy
(Koleksi photo pribadi, lokasi jembatan layang, Taipei, Taiwan)
Orang tua penyayang itu
Ibarat bumi dan langit begitu bersih
Ikhlas menyuguhkan keindahan tanpa perlu gimik
Begitupun aku yang terus berusaha mendukungmu, Nak
Hanya menitipkan sebongkah harap
;Anak shaleh
Percayalah, Sayang!
Rerintik hujan yang kadang hadir
Sebenarnya adalah usaha menetralisir gumpalan beban yang menghitam
Biarkan saja, terima saja kehadirannya
Asalkan tidak membekas noda di hati
Toh itu hanya sebentar
(Koleksi photo pribadi, lokasi jembatan London, Daxi, Taoyuan, Taiwan)
Istiqomah memang tampak berat
Namun akan terasa nyaman tenteram
Bila kamu memandang bumi saat terbang
Dan meratap ke langit sepenuh jiwa pada Sang Maha Pemurah
Cobalah sesekali bertadabur dengan sekeliling
Kau lihat itu!
Ada bocah yang selalu pongah dengan kecantikan dan kepintarannya
Menguapkan bintik-bintik kecongkakan ke angkasa
Tanpa disadarinya, kebanggaan duniawi
tak akan kekal bertahan di atas
Bahkan hanya menjadi beban hitam awan
Pada akhirnya jatuh deras penyesalan belaka
Bijaksana bukan berarti ketinggalan jaman
Sebab akibat itu selalu terbukti
Kapan pun, dimanapun
Sementara, ibu hanya mampu menyuguhkan nasehat
Tengadah doa mencari perlindunganNya
untukmu
Nak, kau sendiri yang harus mampu bersikap bijak mengeja bahasa kehidupan
Taipei, 30 Juli 2018
Salam SBSM