Krn Lingkungan Pertambangan Gas tempat kami sering ramai, maka pertanyaan lama tertanya lagi pada seorang senior di Pemda Acut.
Saya; '70-30 entahlah, tapi Apakah dewan tdk bisa membuat qanun yg spesifik ttg quota rekrutmen tenaga kerja lokal di lingkungan perusahaan semisal sopir dan buruh?'
Beliau; 'itulah dia, panjang kalau kita mau cerita.'
Dua jam kemudian Hp off, dicas. Begitu dihidupkan dan online Fb, saya melihat beberapa status yg justru kelihatan sok peduli krn pemkab/kot/prov termasuk legislatifnya tdk melihat sbgmn pendapat saya bahwa mereka adalah lawan pah berdiskusi utk mereka 'elit' Aceh. 1. status Hendra Fauzi ttg SE KPU. 2. Tentang penyelamatan inskripsi di situs sejarah indatu bansa Islam asia tenggara di aceh oleh Abel Pasai cs (CISAH & MAPESA). 3. Ttg Erdogan, ada yg berharap hub Indonesia & Turki bisa menguat serta di dalamnya sejarah Kesultanan Aceh oleh Thayeb Loh Angen.
Mgkn anda akan berpikir; Ah, itu mah gak inpesTol banget.
Sekira seminggu lalu saya pendengar bagi seorang teman ttg bagaimana Konsorsium lokalnya yg bergerak di PLTA memilih rugi ketimbang ikut 'deal' versi investor yg dianggap tdk pro bansa/warga lokal. Sdgkn di dua titik lain, jalan, konsorsium lokal dan Pemkabnya oke dgn TKA.
Seorang teman lain berhati2 dgn program PLT** model baru (rahasia dong), bukan geothermal dan T surya :D .
Semangatnya juga membangun bansa :) . Masalahnya ini kawan juga bermental lawan pah. Jrg upload photo bersama elit, hal yg keliru menurutku krn susah populer dan tidak marketable utk menjadi pahlawan ( sexy darling :D ) bagi penguasa ato yg hendak Nyalon.
So, sexy lah.
Eju apa kabar, tida tahu on what the topic makasi banyak