Empat Belas tahun sudah bang husaini mulai mendirikan Warung Kopi Aceh sebagai galeri bagi para petani dan untuk masyarakat di desanya.
warung kopi ini mungkin satu-satunya yang berdiri di desanya
"Budaya minum kopi di warung sudah lazim bagi orang Aceh. Mereka minum kopi setiap hari Karena itu membuka warung kopi bagi orang Aceh pasti menguntungkan. Tapi saya buat warung itu untuk pembeli."
Di warung kopi ini, para calon pembeli bisa memilih contoh-contoh kopi dan Bang Husaini langsung membuat minuman.
Kini, Bang Husaini bercerita, harga kopi mulai naik di beberapa desa. Kopi di Desa Bireuen misalnya sudah seharga Rp10.000 per liter dan di Desa Reulet sekitar Rp15.000 per liter.dan kue perpotong Rp.1000.
Kecintaan Bang Husaini pada warung kopi bukanlah tiba-tiba. Kopi ada 'dalam darahnya', diturunkan kakek neneknya asal Aceh Besar yang berdagang kopi di tanah Banda Aceh pada pertengahan tahun 1990-an.
Dia mengerti betul bagaimana memperlakukan kopi dan mempertahankan dengan cara tradisional.
Desa pat nya, payah tajak rasa sige.. vote me.