Perjalanannya jauh... Kamu gak akan kuat... Biar aku saja...
Kira-kira begitulah gambaran lokasi ini. Kolam Biru. Sebutan orang-orang. Memang seperti kolam. Letaknya lumayan tinggi. Jalannya tergolong jauh dan melelahkan. Tapi begitulah...
Kata orang untuk menemukan keindahan harus menempuh jarak yang jauh. Bagi ku itu benar adanya. Seperti kolam ini. Dua jam lebih kami meng-aspal. Entah karena lupa-lupa ingat rutenya. Atau memang jaraknya yang jauh.
Sebelumnya dalam kesendirian aku pernah mampir ke tempat ini. Menjelajah sendirian. Waktu itu hanya berbekal nama saja. Kampung Pasir. Desa Rerebe. Air terjun.
Itu dulu. Sudah sekian tahun yang lalu. Tapi aku kembali lagi pada waktu itu. Beberapa bulan yang lalu. Aku kembali bersama rombongan. Sudah ada orang yang duduk di belakang. Jadi tidak sendirian lagi.
Sempat terlewat, hampir saja ke Terangun. Lupa. Tapi ingat. Jalannya juga bagus. Namun ada beberapa titik yang sedang dalam perbaikan. Kami pergi hanya karena memang ada waktu kosong. Bukan diagendakan.
Pohon pinus akan menjadi teman jalan yang setia. Ya sekitar dua jam lebih kami telusuri jalanan. Air terjun itu ada di desa Rerebe. Nama desa itulah yang diambil untuk penyebutan air terjun itu.
Gayo Lues. Negeri Seribu Bukit. Itu sebutannya. Sebuah kabupaten di Aceh. Yang belum lama terbentuk. Kalau mau ke Gayo Lues bisa melewati Kuta Cane atau Takengon. Blangkejeren, itu ibu kotanya.
Kota kecil dengan kesederhanaannya. Jikalau pagi hari kabut menutupi. Jikalau siang hari matahari menyinari. Salah satu Dataran Tinggi Gayo.
Keindahan rasanya tidak tergambarkan dalam kata-kata. Lihat sendiri. Rasakan sendiri. Nikmati langsung. Maka kata-kata menjadi hambar menceritakannya.
Rerebe. Kolam Biru. Gayo Lues.
Isihenni..? Belangi olok!
di Gayo Lues, bg. 3 jam dari kotanya...