THARIQAT AL-SYADZILIYYAH ACEH

in #writing5 years ago

bapak22-819x1024.jpg
Shik Muhammad Syiah Cutben Passi Al-Qurawy merupakan mursyid Thariqat Al-Syadziliyah Aceh. Tarekat dalam khazanah Islam merupakan cara seseorang dalam bersuluk mendekatkan diri kepada Allah. Di antara tarekat yang dikenal adalah tarikat Syadziliyyah. Rata-rata nama tarekat itu dinisbatkan pada pendiri pertamanya. Tarekat Syadziliyyah dinisbatkan kepada Abu al-Hasan al-Syadzili yang lahir di yang lahir di desa Ghumarah, dekat kota Sabtah, Maroko pada tahun 593 H/1197 M.
Syadziliyah adalah nama tarekat yang termasuk ke dalam tarekat mu’tabarah. Tarekat ini didirikan oleh al-Hasan Ali al-Syadzilli. arekat Syadzili dikenal sebagai tarekat yang sederhana dalam ajarannya, tidak berbelit-belit, persyaratan pengalaman tarekat syadziliyah tidaklah berat-berat, kepada setiap murid, kecuali meninggalkan maksiat-maksiat, sebagai lazimnya terdapat tradisi tarekat, mereka diwajibkan memelihara kewajiban ibadat-ibadat sunnah sekuatnya, termasuk dalam hal itu adalah dzikir kepada Tuhan. Sekurang-kurangnya seribu kali dalam sehari semalam.
Adapun pemikiran-pemikiran al-Syadzilliyah tersebut adalah :[10]

  1. Tidak menganjurkan kepada murid-murid untuk meninggalkan profesi dunia mereka. Dalam hal pandangannya mengenai pakaian, makanan, dan kendaraan yang layak dalam kehidupan yang sederhana akan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah Swt. dan mengenai rahmat Ilahi.
  2. Tidak mengabaikan dalam menjalankan syari’at Islam
  3. Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia, karena pada dasarnya zuhud adalah mengosongkan hati dari selain Allah.
  4. Tidak ada larangan bagi kaum salik untuk menjadi miliuner yang kaya raya, asalkan hatinya tidak bergantung pada harta yang dimilikinya.
  5. Berusaha merespon apa yang sedang mengancam kehidupan ummat, berusaha menjembatani antara kekeringan spiritual yang dialami oleh banyak orang yang hanya sibuk dengan urusan duniawi, dengan sikap pasif yang banyak dialami para salik.
  6. Tasawuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka ibadah dan menempatkan diri sesuai dengan ketentuan Allah Swt.
  7. Dalam kaitannya dengan al-ma’rifah (gnosis), al-Syadzilli berpendapat bahwa ma’rifah adalah salah satu tujuan ahli tarekat dan tasawuf yang dapat diperoleh dengan dua jalan, yaitu :
    Antara al-Ghazali dan al-Syadzili di samping memiliki beberapa kesamaan, juga memiliki sedikit perbedaan yaitu dalam hal upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Apabila al-Ghazali lebih menekankan Riyadhah al-Abdan atau latihan yang berhubungan dengan fisik yang mengharuskan adanya musyaqqah, misalnya bangun malam, lapar dan lain-lain, maka al-Syadzili lebih menekankan para Riyadhah al-Qulub tanpa adanya Musyaqah al-Abdan, misalnya menekankan senang (al-Fash), rela (al-Ridha) dan selalu bersyukur atas rahmat dan nikmat Allah Swt.
    Syadzilli sendiri tidak mengenal atau menganjurkan muridnya untuk melakukan aturan atau ritual yang khas dan tidak satupun yang berbentuk kesalehan populer yang digalakkan, di dalam tarekat Syadzilliyah terdapat sendi-sendi yang harus dipatuhi dan kelima sendi-sendi itu adalah :
  8. Semangat yang tinggi yang mengangkat seorang hamba kepada derajat yang tinggi.
  9. Berhati-hati dengan yang haram, yang membuatnya dapat meraih pengalaman Allah atas kehormatannya.
  10. Berlaku benar / baik dalam khidmat sebagai hamba, yang memastikannya kepada pencapaian tujuan kebesaran-Nya / kemuliaan-Nya.
  11. Melaksanakan tugas dan kewajiban, yang menyampaikan kepada kebahagiaan hidupnya.
  12. Menghargai (menjunjung tinggi) nikmat, yang membuatnya selalu meraih tambahan nikmat yang lebih besar.

Ajaran Hizib (Do’a dan Dzikir) Tarekat Syadziliyah:
Hizib yang diajarkan Tarekat Syadziliyah di antaranya adalah: Hizb al-Syifa’, Hizb al-Kahfi atau al-Autad, Hizb al-bahr, Hizb al-Baladiyah atau Bithatiyah, Hizb al-Barr, Hizb al-Mubarak, Hizb al-Salama, Hizb al-nur, dan Hizb al-Hujb. Hizb-hizb tersebut tidak boleh diamalkan oleh semua orang, kecuali hizb tersebut telah mendapatkan izin/ijazah dari mursyid atau seorang murid yang ditunjuk oleh mursyid untuk mengijazahkannya.

Kesimpulan
Tarekat Syadziliyah adalah salah satu tarekat mu’tabarah. Tarekat ini didirikan oleh Abu Hasan Ali asy-Syadzili.
Ajaran dari tarekat Syadziliyah ini tidaklah berbelit-belit, kepada setiap murid, kecuali meninggalkan perbuatan maksiat, mereka diwajibkan memelihara kewajiban ibadah dan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah sekuat-kuatnya. Tarekat ini juga terkenal dengan hizbnya, di antaranya adalah Hizb al-Mubarak, Hizb al-Syifa’, Hizb al-Hujb.
Tarekat ini berkembang pesat di Tunisia, Mesir, Aljazair, Sudan dan Semenanjung Arabia. Juga di Indonesia khususnya di Pulau Jawa dan Pulau Samudra (Nanggoe Aceh Darussalam).
Thariqah Syadzilliyah ini terkenal dengan hizib-hizibnya yang dipercayai mempunyai kekuatan magic, dan di antara hizib-hizibnya ada beberapa hizib yang terkenal. Salah satunya hizb al-bahr, dan daerah kekuasaannya meliputi Afrika Utara, Mesir, Kenya, Tunisia Tengah, Sri Lanka, Indonesia, Aceh dan beberapa tempat di Amerika Utara.
Sebagaimana diinformasikan oleh Artikel 789.

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://www.artikel789.com/2015/09/tarekat-syadziliyah-dan-konsep-suluknya.html

Alhamdulillah