Dari berbagai kajian antropologi dan arkeologi tentang perkembangan peradaban tinggi, tipe peradaban yang tertua dikenal sebagai peradaban yang berbasis pertanian. Peradaban ini lahir di lembah sungai sungai besar seperti lembah sungai Nil di Mesir, sungai Eufrat dan sungai Tigris di Mesopotamia, negara Irak sekarang, sungai Indus di Pakistan sekarang, sungai Yang Tze Kiang dan sungai Huang Ho di Cina. Dari kawasan kawasan tersebut peradaban pertanian menyebar ke berbagai penjuru dunia. Ciri karakter budaya masyarakat pertanian adalah kerjasama yang erat dalam segala aspek kehidupan, tidak hanya yang menyangkut pekerjaan sehari hari. Pekerjaan mereka sangat bergantung pada cuaca dan iklim, karena medan kerjanya berada di udara terbuka dan sifat tanaman sangat bergantung pada kondisi hidro - klimat. Masyarakat menyesuaikan gerak kehidupannya selaras dengan alam, termasuk menjaga harmoni hubungan antar manusia. Kondisi ini membuat siklus hidup tiap individu dipenuhi dengan upacara ritual. Oleh karena sifat pekerjaannya terikat pada lahan garapannya, praktis mobilitas masyarakat terbatas. Medan kerja di alam terbuka membuat tiap orang harus beristirahat setiap 2 jam bekerja, untuk menghindari dehidrasi akibat terpaan sengatan sinar matahari. Dengan kondisi demikian tidak mungkin dapat bekerja dengan tujuan mengejar target tertentu. Harmoni, gotong royong dan keakraban (guyub) lebih diutamakan dari produktifitas. Begitulah kondisi ritme kehidupan dan sistem nilai yang diusung oleh masyarakat / peradaban pertanian.
Sejak abad XVIII terjadi revolusi industri di Inggris dan disusul oleh Jerman, Perancis dan negara negara Eropa lainnya, serta Amerika Serikat. Sejak abad XX, industralisasi juga menyebar ke negara negara Asia dan Afrika. Industri umumnya berkembang di kota kota besar. Keterbatasan daya dukung lahan pertanian, mendorong masyarakat pedesaan bermigrasi ke kota. Dalam masyarakat industri berkembang nilai nilai yang berbeda dengan masyarakat pertanian. Area kerja di bidang industri umumnya berada di ruang tertutup. Ritme kerja tidak bergantung kepada cuaca dan iklim, bahkan dapat dilakukan pada malam hari, dengan bantuan cahaya lampu. Para pekerja dapat bekerja non stok selama 4 jam. Pekerja yang baru datang dari desa harus menyesuaikan diri dengan ritme kerja di sektor industri yang tidak mentolerir
istirahat di waktu jam kerja. Indikator dan parameter penilaian pekerja adalah tingkat produktivitas, efektivitas dan efisiensi. Sektor industri juga menuntut kedisiplinan dalam soal ketepatan waktu dan kepatuhan menjalankan standar operasional prosedur ( sop ).Banyak pekerja berasal dari desa sulit menyesuaikan diri dengan nilai nilai yang berkembang di dunia industri.
Dunia industri sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga berbagai komoditas di pasaran internasional, tingkat bunga bank, tingkat inflasi, nilai tukar valuta asing yang jadi barometer di pusat pusat perdagangan dunia, fluktuasi nilai saham saham blue chip, di pasar bursa. Interaksi dari kombinasi faktor faktor tersebut dapat menimbulkan gelombang krisis keuangan yang akhirnya juga mengguncang dunia industri manufaktur. Pada masa krisis, semua perusahaan dipaksa melakukan berbagai langkah penyelamatan. Salah satu alternatif adalah mengetuk pintu dunia perbankan. Untuk dapat menerima bantuan, perusahaan dituntut untuk menerima nilai nilai yang berlaku di perbankan. Nilai Nilai yang diusung pada masa krisis adalah keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas.
Perusahaan yang menganggap tabu terhadap nilai nilai itu dapat dipastikan tergusur dari arena bisnis. Investor berhak tahu seluk beluk kondisi keuangan perusahaan yang akan dibantu, termasuk cash flow, neraca laba - rugi, likuiditas, aset, sumberdaya manusia.
Pada era peradaban informasi dan digitalisasi, nilai nilai yang diusung berbeda dengan dunial industri dan masa krisis. Peradaban informasi menawarkan kecepatan, kemudahan. Semua hal berlangsung serba cepat dan mudah. Mengirim teks, gambar termasuk gambar 3 dimensi, cetak jarak jauh, suara, dapat dilakukan serba cepat dari posisi mana saja. Berbagai transaksi bisnis berbasis elektronik dapat dilangsungkan dengan cepat, mudah. Semua itu dapat berlangsung berkat dukungan energi tinggi. Hal ini menjelaskan mengapa peradaban informasi berada di atas level peradaban industri, karena hanya masyarakat yang menguasai teknologi, dapat masuk dalam sistem peradaban informasi atau peradaban digital. Untuk dapat menjalani hidup dengan mulus di peradaban informasi, setiap individu dituntut memiliki nilai nilai yang dibutuhkan. Nilai yang diusung pada peradaban informasi adalah ketelitian, ketepatan ( akurasi ). Akan fatal akibatnya hidup dalam sistem peradaban informasi jika tidak memiliki dan meresapi nilai ketelitian dan ketepatan. Kecerobohan adalah kesalahan yang tidak terampunkan.
Kesimpulan
Setiap jaman dan tipe peradaban memiliki sistem nilai yang berbeda. Perbedaan itu disebabkan karena karakter dan suasana alam yang berbeda pada tiap jaman. Pemahaman terhadap beragam karakter sistem nilai dari beragam tipe peradaban dapat memberi bekal agar kita dapat menjalani hidup dengan terhormat dan bermartabat.