Postingan kali ini saya ingin menulis sebuah kehidupan yang ingin saya jalani dan saya sangat menyukai kehidupan menjadi seorang pengembara.
Kita pasti telah sangat mengenal kata ini, pengembara. Kata pengembara sering disandingkan dengan kata lainnya menjadi sebuah frase seperti, pengembara berkuda, pengembara cinta, dan lainnya. Namun pada hakikatnya makna kata pengembara adalah gambaran orang yang melakukan sebuah perjalanan panjang ke berbagai tempat yang belum pernah diketahuinya dalam mencapai sebuah tujuan. Kehidupan kita yang berjalan terus setiap hari sebenarnya adalah bentuk pengembaraan. Tidak ada yang tahu sampai di mana kita akan bernafas, dan apa yang akan menimpa kita esok pagi, semuanya misteri.
Jika seseorang berniat melakukan petualangan di alam liar, semisal panjat tebing atau mendaki gunung, dia pasti akan banyak melakukan persiapan, baik fisik maupun mental. Lebih dari itu, dia harus menyediakan berbagai peralatan yang baik dan berkualitas agar pendakiannya lancar. Tujuannya sudah diketahui, yakni sampai di puncak dengan selamat. Namun bagaimana proses itu akan berjalan, dia tidak pernah tahu sampai benar-benar mengalaminya sendiri.
Demikian pula di dalam menjalani hidup sehari-hari. Kita ingin mencapai sebuah kebahagiaan di masa depan. Itulah tujuannya, namun bagaimana proses meraihnya, kita juga tidak pernah tahu. Apakah kita akan sampai atau harus undur diri dari gelanggang hidup karena umur kita yang ditakdirkan pendek? Sekali lagi, tidak ada seorang pun yang tahu. Bahkan seorang ahli peramal sekalipun, dia pasti tidak menyangka bahwa beberapa waktu setelah dia memprediksi ini itu tentang masa depan, dia sendiri meninggal. Kematiannya sendiri tidak pernah ia dapat perkirakan.
Rasulullah mengajarkan pada kita semua bagaimana menjalani kehidupan ini. “Dari Ibnu Umar RA berkata: Rasulullah SAW memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda: Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara. Ibnu Umar berkata: Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu” (HR Imam Bukhari)
Keistimewaan pengembara adalah hikmah yang dimilikinya bahwa dia harus bersegera mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak lalai dan menunda-nunda karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput kita. Hikmah lain adalah bahwa kita harus menggunakan momentum dan kesempatan yang datang sebelum semua itu lenyap. Untuk mencapai tempat tujuan, seorang pengembara wajib membawa kompas dan peta dan bertanya kepada orang lain. Didalam kehidupan, kita pun harus memiliki penuntun agar tidak tersesat dalam mencari tujuan.
Peta dapat di ibaratkan sebagai Al Qur’an dan Al Hadis sementara orang berilmu dan ahli agama adalah tempat bertanya di kala dalam kebingungan. Bacalah peta dengan baik, pergunakan kompas dengan tepat dan bertanyalah kepada orang yang tahu agar pengembaraan hidup ini dapat berakhir di tempat tujuan yang kita idamkan dengan selamat, yaitu surga.
Sahabat steemian yg demikian adalah mengembara kepada allah ta'ala menjadi seseorang yang selalau taqwa kepadanya,baiklah sahabat steemian saya akan menceritakan sedikit tentang seorang pengembara semoga anda semua terhibur,
Mari kita simak ceritanya.
Pada zaman dahulu ada seorang pemuda pengembara bernama Ahmad. Ahmad adalah seorang pengembara yang soleh dan taat kepada Allah. Hutan, gunnung serta padang pasir telah dilalui dalam pengembaraannya.
Suatu ketika disaat Ahmad sedang menyusuri sebuah sungai. Dia merasa dahaga yang tiada terhingga, karena hari memang sangat panas sekali. Ahmadpun kemudian berhenti dipinggir sungai untuk minum dan mencuci mukanya. “Alhamdulillah….. terimakasih ya Allah, engkau telah memberikan keselamatan kepadaku dengan air sungai ini”. Tiba-tiba Ahmad melihat sesuatu mengapung-apung disungai menuju kearahnya. Tanpa berfikir panjang Ahmad pun kemudian mencebur dan mengambilnya yang ternyata adalah sebuah apel. “Ini mungkin rizki untukku”. Ahmad kemudian memakan apel itu. Tetapi disaat apel itu termakan hampir habis, Ahmad teringat sesuatu. “Astaghfirullah, Kalau ada buah apel terjatuh, berarti disekitar sini ada sebuah kebun. Dan bila ada sebuah kebun, mungkin kebun itu ada yang memiliki. Ya Allah Ampunilah hambamu yang telah memakan buah ini tanpa meminta izin kepada pemiliknya. Sebaiknya aku mencari dimana pemilik kebun dari buah ini.
Ahmad pun kemudian menyusuri sungai itu tanpa merasa letih. Dan benarlah, ternyata diujung sebuah hulu sungai ada sebuah kebun apel yang sangat luas. Ahmad kemudian mendatangi kebun itu dan mencari pemiliknya. Disaat Ahmad sedang mencari tiba-tiba seorang kakek mengejutkannya.
“Assalamu’alaikum. Sedang mencari apa gerangan anak muda?”
“Waalaikumussalam… Apakah bapak tau siapa pemilik kebun anggur ini?”
“Sayalah pemiliknya. Kenapa ?
“Jadi, jadi pemilik kebun ini adalah bapak sendiri. Oh.. Kebetulan sekali. Saya minta maaf karena saya telah memakan sebuah apel yang saya duga berasal dari kebun bapak”.
“Dimana engkau menemukannya anak muda?” tanya kakek itu.
“Disebuah sungai disaat saya sedang minum dan membasuh muka saya”.
Kakek Pemilik kebun apel itu terdiam dan menatap mata Ahmad dengan tajam. Ahmadpun kemudian berkata, “Maafkanlah saya pak, saya siap menerima hukuman apapun dari bapak. Apapun hukumannya, asalkan bapak memaafkan saya”.
“Ya, ya ya…. Kalau begitu kau akan menerima hukuman dariku”. Kata kakek itu seraya terus menatap tajam mata ahmad.
“Silahkan kek, apa hukuman yang akan aku terima ?”
“Kau harus membersihkan kebunku selama satu bulan penuh”
“Baiklah kek, saya akan menjalankan hukuman itu dengan ikhlas karena Allah” Kata Ahmad sabar.
Demikianlah, berhari-hari Ahmad membersihkan kebun apel itu dengan rajin dan senang. Dia berharap dapat menghapus kesalahan yang telah dilakukannya. Hingga tidak terasa satu bulan penuh Ahmad telah menjalankan hukuman. Ahmadpun kemudian mendatangi pemilik kebun itu.
“Saya telah menjalankan hukuman untuk membersihkan kebun selama satu bulan penuh. Dan hari ini adalah hari yang terakhir, Apakah ada hukuman lain untuk menebus kesalahan saya?” Tanya Ahmad.
“Ada. Aku mempunyai seorang anak gadis bernama Rokayah. Dia buta, tuli, bisu dan lumpuh. Kau harus menikahinya.Jawab Kakek pemilik kebun
Bukan cuman terkejut, Ahmadpun gemetar. Tubuhnya berkeringat. Karena Ahmad berfikir begitu berat ujian dan hukuman yang dia terima. pemilik kebun itupun bertanya.
“Kenapa, apakah kau tidak bersedia?” tanya pemilik kebun itu membuat ahmad berfikir. Tidak lama kemudian ahmad dapat menguasai diri. Dia yakin apabila pemilik kebun tidak memaafkannya, maka Allahpun tidak akan memaafkan kesalahannya yang telah memakan apel yang bukan miliknya.
“Baiklah, saya akan penuhi. Saya ikhlas karena Allah untuk menikahi anak kakek. Jawab Ahmad
Dengan kesabaran dan keikhlasan Ahmadpun kemudian menikahi gadis pemilik kebun apel. Disaat usai pernikahan, Ahmad hendak memasuki kamar pengantin yang didalamnya telah menunggu gadis pemilik kebun apel
“Assalamu’alaikum”…. Ucap Ahmad seraya membuka tirai kamar.
“Wa’alaikummussalam, Silahkan masuk. Aku telah menunggu sedari tadi” Seorang gadis menjawab dari dalam kamar
Ahmad terkejut bukan kepalang mendengar jawaban itu.
“Oh, maafkan saya. Mungkin saya salah memasuki kamar ini. Sebenarnya saya mencari gadis bernama Rokayah. Dia anak pemilik kebun apel”. Kata Ahmad bingung.
“Sayalah yang engkau cari”. Jawab gadis itu
“Oh tidak…. Tidak mungkin”.
Ahmadpun berlalu dengan tergesa meninggalkan gadis itu dan menemui pemilik kebun.
“Sebelumnya maafkan saya yang telah lancang memasuki sebuah kamar seorang gadis cantik. Tapi… dimanakah sebenarnya kamar Rokayah istri saya?” Tanya Ahmad
“Kau tidak salah. Yang kau masuki memang kamar rokayah anakku satu-satunya. Dan yang didalam kamar memang anakku. Dialah rokayah”.
“Tetapi kenapa saya tidak melihat dia buta, tuli, bisu dan lumpuh?” Tanya Ahmad.
“Anakku….. Rokayah memang buta, tuli, bisu dan lumpuh. Tapi yang aku maksud dia buta, karena dia tidak pernah menggunakan kedua matanya untuk melihat hal-hal yang buruk. Dia tuli, karena telinganya tidak pernah digunakan untuk mendengarkan pembicaraan-pembicaraan yang buruk. Dia bisu, karena dia tidak pernah menggunakan mulutnya untuk berbicara kotor. Dan dia lumpuh, karena dia tidak pernah berjalan ketempat-tempat maksiat. Sekarang segeralah kau kembali kekamarnya. Temuilah dia yang sekarang menjadi istrimu”.
Betapa bahagianya Ahmad yang ternyata mendapatkan seorang istri yang bukan cantik jelita, namun seorang gadis yang beriman dan taat kepada Allah.
Sekian sahabat steemian.......
Sangat bagus...