Salam Steemians dan audiens, kali ini saya ingin berbagi mengenai kilas balik perjalanan komunitas I Love Songket Aceh. Tulisan ini rencananya akan disajikan dalam 3 tulisan berseri. Selamat mengikuti, ya!
Minggu lalu, tepatnya hari Sabtu, 18 Februari 2018, saya bersama teman-teman komunitas I Love Songket Aceh berkesempatan mengikuti sesi pemotretan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Banda Aceh dengan tema "Sebuah Karya Melestarikan Budaya".
Oh iya, saya ingin memperkenalkan komunitas I Love Songket Aceh. Komunitas ini merupakan komunitas pemuda sadar karya dan budaya yang ingin mewujudkan rasa kecintaannya kepada tenun songket Aceh sebagai warisan budaya indatu.
Pada mulanya kami memperkenalkan tenun songket di wilayah Aceh Besar, namun tidak tertutup kemungkinan nantinya akan diperkenalkan pula tenun dari daerah lainnya di Aceh.
Alhamdulillah, berkat jalinan silaturahmi dengan pengrajin serta para pemangku kepentingan (stakeholder) seperti pembina Usaha Kecil dan Menengah antara lain PLUT Aceh, berbagai komunitas, dan belakangan dengan instansi pemerintah seperti Dekranasda mendorong kami untuk memikirkan sebuah upaya yang lebih serius.
Atas dasar ide yang dicetuskan salah seorang foundernya Bang Hijrah Saputra, lahirlah ide mewujudkan lini bisnis bagi komunitas kami. Atas saran Bang Hijrah sang owner Piyoh Design ini, lini bisnis tersebut dinamai Asli Songket Aceh (Assoka).
Ada sejumlah kegiatan yang pernah kami ikuti, baik pelatihan maupun perlombaan dan bahkan menjadi pengisi acara. Bersama Bang Hijrah, saya juga pernah diminta untuk mempresentasikan seputar fashion kreatif dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pentahelix yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Dalam kegiatan yang dilangsungkan di Hotel Hermes Banda Aceh itu, saya bertemu seorang ibu pejabat yang menceritakan bagaimana tenun Sambas dapat kembali bangkit. Seorang wisman membagi-bagikan kacamata ketika mengetahui para penenun berhenti menenun karena alasan berkurangnya kemampuan penglihatan mereka seiring usia.
Saya ingat sepulang dari mengisi sesi FGD tersebut, teman saya menanyakan bagaimana mulanya saya menjadi berkecimpung sebagai pemerhati budaya tenun songket Aceh. Saat menuliskan ini, saya pun sedang memikirkan kata yang tepat untuk mewakili aktivitas yang saya jalani saat ini. Tentu saja, saya tak berharap ini sekedar pencitraan semu semata.
Di ajang Aceh Islamic Fashion Parade, kami mewakili para penenun untuk menampilkan tenun songket Aceh. Ajang tersebut sedianya diperuntukkan untuk memperkenalkan fashion khas budaya daerah, maka jadilah seperti rezeki nomplok, tak terduga. Kami memperoleh stand cuma-cuma. Lalu dengan bantuan songket pinjaman dari pengrajin dan beberapa potong songket asli yang kami koleksi, jadilah kami memeriahkan ajang yang turut didukung pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh tersebut.
Di kegiatan yang juga dihadiri oleh selebriti Dewi Sandra dan perancang busana Jenahara Nasution itu, saya lagi-lagi memperoleh pelajaran berharga lainnya. Kali ini dari adik-adik panitia kegiatan. Mereka yang hilir mudik ternyata memperhatikan benar ada yang keliru dari cara saya bersikap.
Saya kurang tersenyum dan bersikap ramah, padahal saat itu saya sedang mempresentasikan produk budaya tenun songket Aceh kepada khalayak. Adik-adik panitia yang umumnya lulusan jurusan komunikasi tampaknya langsung ngeh dengan kekeliruan saya.
Malamnya sebelum hari pertama usai, mereka menghampiri saya. Sambil menyapa ramah, mereka menyampaikan hal tersebut sambil berharap saya bisa lebih baik lagi di kesempatan hari berikutnya. Saya merasa hal ini sulit buat saya yang kerap canggung saat menghadapi banyak orang. Tapi, saya berjanji untuk mencoba.
(Bersambung)
Nah, sekian dulu bagian pertama dari kilas balik komunitas I Love Songket Aceh. Semoga bermanfaat dan jangan lupa nantikan tulisan berikutnya, ya? (-:
Thank you for taking part in this months #culturevulture challenge. Good Luck.
Hai, hello @azharpenulis! Sudah kami upvote yah.. 😀
Menarik, Az. Ditunggu ulasan berikutnya. Kalau ada acara lagi bisakah wasap kakak, ada teman yang tertarik ikut...
Terima kasih.
Siap Kak, Insya Allah dikabari ya. Lebih mudahnya kopdar saja dulu. (-:
Wow, sebuah acara yg sgt menarik, Azhar. Keren deh. Jadi penasaran dg koleksi songket Aceh kini, pasti semakin beragam ya?
Ayo, belajar bersikap luwes dan murah senyum. 😊
Terima kasih, Kak. Iya insya Allah akan terus berusaha. Doakan saya berhasil (semangat ala-ala Benteng Takeshi, hehehe).