You can call me Batavia. I was a boy who lived in Indonesia. This was my story.
Source: Pixabay, modified
Aku sedang menunggu pesawat pulang ke Jakarta di Bandara Udara Internasional Adi Sucipto Yogyakarta when I found this gem. Karena tertunda selama satu setengah jam, aku memutuskan berkeliling melihat-lihat toko-toko di sekitar ruang tunggu. Di etalase toko buku Periplus buku ini terpampang dengan sampul bergambar lima lingkaran warna-warni yang bertumpuk seperti diagram Venn dengan latar belakang hitam.
Buku ini adalah Colorless Tsukuru Tazaki karya Haruki Murakami. Buku terbitan Vintage Book setebal 298 halaman ini seharga 8.99 euro.
Aku suka buku-buku Jepang, khususnya Haruki Murakami. Buku ini kubaca dalam waktu senggang dan baru selesai sekitar sebulan.
Ini adalah catatanku tentang buku itu.
Source: Pixabay
Colorless Tsukuru Tazaki bercerita tentang Tsukuru Tazaki, seorang desainer stasiun kereta. Sewaktu SMA, dia mempunyai empat orang sahabat yang mempunyai warna (dalam bahasa Jepang) di dalam nama mereka: Akamatsu (artinya "pinus merah") atau Aka, yang nilainya selalu bagus; Oumi (laut biru) atau Ao, yang ikut klub rugby; Shirane (akar putih) atau Shiro, yang cantik namun pemalu; dan Kurono (padang hitam) atau Kuro, yang sarkastik dan kutu buku.
Kelimanya kebetulan ikut menjadi sukarelawan sewaktu kelas satu dan akhirnya menjadi dekat. Saat mereka semua lulus, hanya Tsukuru yang keluar dari Nagoya ke Tokyo untuk kuliah. Sahabat-sahabatnya yang lain tetap tinggal di Nagoya. Tsukuru berjanji akan pulang setiap liburan dan mengirim surat.
Source: Pixabay
Namun, dua tahun kemudian, keempat sahabatnya memutuskan untuk berhenti bertemu dengannya. Tsukuru tak pernah tahu apa salahnya hingga harus kehilangan keempat sahabatnya. Sewaktu Tsukuru menceritakan ini pada Sara, kekasihnya itu meminta Tsukuru mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Untuk itu, Tsukuru harus bertemu dengan keempat mantan sahabatnya.
Cerita ini mungkin sering terjadi. Teman-teman semasa sekolah perlahan-lahan menjauh dan akhirnya hilang kontak. Kita cenderung ingin melupakan hal-hal buruk, hal-hal menyakitkan, hal-hal sedih, hal-hal semacam itu. Karena kita melupakannya, kita malah membiarkan luka itu berbekas dan berdenyut-denyut perih. Hal ini mempengaruhi Tsukuru saat dia bersama Sara.
Tsukuru digambarkan utuh dan nyata. Dia tak terlihat terbebani dengan masa lalunya tapi takut untuk menghadapinya. Begitu juga tokoh-tokoh di sekitarnya yang punya masalah dan cara pikir masing-masing. Alur yang lambat — yang menekankan pikiran Tsukuru dan hal-hal yang terjadi antara masa SMA, masa kuliah, dan masa kerjanya — membuat ceritanya terkesan membosankan. Namun, begitu Tsukuru memutuskan bertemu dengan keempat teman SMA-nya, ceritanya menjadi menarik.
Perjalanan Tsukuru dari bocah emosional menjadi orang dewasa tampil sebagai tema besar. Pertanyaan-pertanyaan Tsukuru mengenai dirinya dan juga alasan perpecahan lima serangkai menjadi pendukung tema, di mana dia harus mau berdamai dengan masa lalunya.
Kalau kalian berminat dengan tema pencarian diri, ini salah satu rekomendasi. Selamat membaca!
Source: Pixabay
Congratulations @batavia! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes received
Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
To support your work, I also upvoted your post!
Do not miss the last post from @steemitboard!
Participate in the SteemitBoard World Cup Contest!
Collect World Cup badges and win free SBD
Support the Gold Sponsors of the contest: @good-karma and @lukestokes