Sumber foto : instagram (asyiklucu)
Akhir-akhir ini banyak yang mengeluh akibat sering disalahkan, yang mengeluh itu kebanyakan dari kalangan orang-orang yang berorganisasi atau berkomunitas. Pada tulisan ini saya tidak bermaksud untuk memberi solusi atau sok-sok jadi pahlawan. Tetapi saya mengajak kawan-kawan untuk berpikir lebih lembut mengenai suatu peristiwa, namun bukan lembut yang melambai-lambai seperti banci.
Mulai!
Kita bahas dari sisi 'korban' yang sering disalahkan, kebanyakan dari pihak ini mengaku kurangnya pengalaman dalam mengerjakan suatu. Jarang bertanya (karena malu) juga termasuk faktor kesalahan yang ia dilakukan. Ia sering bertanya kepada yang lebih berpengalaman, tapi terkadang ia tak mendapat jawaban dari orang yang ditanya. Namun, barangkali di tempat asalnya ia melakukan hal yang dianggap benar oleh atasan, tapi di tempat lain ia malah disalahkan hingga tak mampu membela diri. Karena di tempat asalnya ia sering dianggap benar, maka di tempat lain ia sungkan untuk bertanya lagi. Alhasil, karena kecerobohannya itu, ia mati langkah atau dimarahi karena tidak sesuai dengan apa yang diinginkan atasannya. Maka terciptalah orang yang kadang malas diperintah atau memberontak saat disuruh-suruh.
Dari sisi 'pelaku' yang sering menyalahkan, kebanyakan pelaku berharap agar si 'korban' menjadi lebih baik dan lebih peka terhadap sesuatu. Terkadang ia berharap agar rekan/bawahan/adiknya itu belajar dari kesalahan yang ia dapat, supaya ia memperoleh pengalaman dari kesalahannya. Beberapa kasus dari kebanyakan leader, jika anggotanya banyak bertanya, maka ia memilih untuk diam. Alasannya, jika ia menjawab terlalu banyak, maka anggotanya itu kecil kemungkinan akan belajar dari kesalahan sehingga ia tidak memiliki pengalaman yang cukup.
Pada akhirnya, kita selaku manusia yang bijak dapat membedakan mana yang memberi pelajaran, mana yang memperbudak dan mana yang berusaha meraup keuntungan. Memang terkadang ketika diperintah terdengar seperti membentak atau diperbudak, adakalanya seseorang saat diperintah juga tidak memiliki stamina dengan kata lain lelah. Tergantung kita berpikir seliar apa, namun (seperti yang saya tulis sebelumnya) memberi adalah tanda kita membagi kekuatan kepada orang yang kurang kuat pada suatu bidang. Sekian, semoga bermanfaat dan terima kasih telah bersedia membaca tulisan yang agak ngawur ini